Terapkan Sistem Sewa, Begini Jadinya Jika Baterai Motor Listrik Polytron Rusak
Fariz · 5 Mei, 2024 11:30
0
0
Program sewa baterai membuat garansinya seumur hidup.
Kondisi baterai yang mulai menurun akan di-recycle.
Motor listrik Polytron mengadopsi sistem sewa baterai pada produk Fox-R maupun Fox-S, harga sewa tiap bulannya Rp 200 ribu untuk Fox-R dan Rp 125 ribu untuk Fox-S.
Dengan sistem seperti ini banyak sekali keuntungan yang bisa didapatkan penggunanya, salah satunya tidak perlu bingung memikirkan penggantian baterai.
Pasalnya baterai yang digunakan motor listrik Polytron ini cukup mahal, contoh untuk tipe Fox-R sendiri punya harga baterai Rp 17,5 juta.
“Harga Baterai Fox-R lebih dari 50% harga motor karena kapasitasnya besar. Karena baterai itu ada umur, kalau masa pakainya sudah habis ya harus beli agar motornya tetap bisa jalan.”
“Nah dengan harga baterai yang cukup mahal maka bisa menjadi beban bagi konsumen. Tapi dengan sistem sewa, konsumen gak perlu khawatir dengan resale value karena dijamin oleh Polytron,” ujar Herry Widjaja, GM Production Polytron Sidorekso Plant.
Kerusakan Baterai
Motor listrik Polytron pakai baterai sistem tanam dan pengisian hanya bisa dilakukan langsung dengan colok soket charger pada motor.
Tiap konsumen tentu memiliki karakter berkendara dan karakter pengisian daya yang berbeda, dengan begitu tingkat kerusakan pada baterainya akan berbeda.
“Kita akan cek dahulu bagian apa yang rusak. Kalau yang rusak elektronik seperti BMS (battery management system) artinya kan cukup itu yang diganti."
"Kalau yang beli motor listrik Polytron pakai sistem sewa semua kendala pada baterai kan menjadi tanggung jawab Polytron untuk mengganti baterai yang bermasalah.”
"Tinggal dibawa ke service center khusus untuk motor listrik kami. Nanti dipastikan, kalau memang sudah di bawah standar yang dijamin pasti dilakukan perbaikan,” sambung pria ramah ini.
Ganti Baterai Baru
Salah satu layanan yang diberikan Polytron adalah penggantian baterai baru ketika tingkat kesehatan baterai berada di bawah 85%.
Namun yang harus diperhatikan juga adalah limbah dari baterai ini yang cukup berbahaya, karena itu Polytron tidak langsung membuang baterai yang kualitasnya mulai rendah.
"Rework, kalau kita lihat yang di Sidorekso itu ada di-grouping dan grinding pakai mesin. Grinding ini untuk memastikan density masing-masing sel itu uniform. Kalau baterai itu rusak kan bukan berarti semua selnya rusak, tapi ada yang masih bagus”.
“Kalau yang masih bagus kita kumpulkan, yang rusak tentu sudah tidak dipakai. Tapi sebenarnya rusak di sini bukan artinya nol atau habis dayanya, bisa digunakan jadi proyek lainnya,” sahut Ketut Wihardika, sebagai Production Director Polytron.
Namun dirinya menambahkan kalau karena produknya masih tergolong baru, sehingga kasus ini belum terjadi.
Sehingga belum ada data juga tindakan akan dijadikan produk atau barang apa pada baterai yang kemampuannya sudah menurun.
“Nantinya baterai yang performanya menurun akan di-recycle, sudah ada rencana soal itu tapi karena produk kita masih tergolong baru jadi belum dilakukan karena performa rata-rata baterai masih tergolong baik,” tutupnya.