11 Mobil Listrik yang Tak Dapat Subsidi dari Pemerintah (Part 1): Esemka dan DFSK Gak Masuk Daftar
Herdi · 7 Mar, 2023 11:01
0
0
Pemerintah akhirnya mengumumkan program pemberian insentif pembelian Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) dimulai pada sepeda motor dan akan diimplementasikan mulai 20 Maret 2023.
Adapun untuk subsidi mobil listrik roda empat atau lebih, belum diumumkan detail dan besaran yang diberikan, karena masih tahap finalisasi. Hanya saja, ada dua mobil listrik yang dipastikan mendapatkan insentif yaitu Hyundai Ioniq 5 dan juga Wuling Air ev.
Menurut Menteri Perindustrian RI Agus Gumiwang Kartasasmita, untuk mendapatkan insentif dari pemerintah, setidaknya diberikan kepada pabrikan otomotif yang memiliki pabrik dan memproduksi mobil listrik secara lokal, serta Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) minimal 40 persen.
"Hitungan dan formulasinya juga sudah kami rumuskan dan disampaikan ke Kementerian Keuangan. Kemudian, mereka tidak boleh menaikkan harga jual selama masa pemberian bantuan itu," ungkap Agus saat konferensi pers di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Jakarta, Senin (6/3/2023).
Nah, meski besaran insentif mobil listrik belum diumumkan, namun jika melihat syarat dari kebijakan pemerintah, Hyundai Ioniq 5 dan Wuling Air ev telah memenuhi TKDN lebih dari 40 persen.
Adapun beberapa mobil listrik berbasis baterai yang dijual di Indonesia, namun tidak mendapatkan insentif dari pemerintah karena tidak memenuhi syarat TKDN 40 persen, yaitu sebagai berikut:
Mobil listrik dari BMW yaitu i4 eDrive40 dan iX xDrive40 meluncur tidak mendapatkan insentif dari pemerintah. Sebab, jangankan dirakit lokal, kedua mobil ini sejatinya diimpor utuh dari Jerman.
Seperti diketahui, BMW i4 memiliki aura sporty yang diklaim mampu memberikan kenikmatan berkendara, bebas emisi, kabin lapangan dengan desain gran coupé empat pintu. Sedangkan BMW iX adalah Sport Activity Vehicle yang dirancang dengan desain interior modern yang nyaman, luas dan kemewahan minimalis.
BMW i4 dijejali baterai lithium-ion 83,9 kWh, yang mampu menyemburkan daya hingga 340 Tk dan torsi 430 Nm. Disebutkan, BMW i4 ini dapat berakselerasi dari 0-100 km per jam hanya dalam waktu 5,7 detik, dan kecepatan maksimalnya bisa mencapai 190 km per jam. Untuk sekali pengecasan, BMW i4 bisa melaju sejauh 520 km
Untuk BMW iX, mobil listrik ini dijejali baterai Lithium-ion 76,6 kWh, yang sanggup memuntahkan daya 326 Tk dan torsi 630 Nm. Di atas kertas, mobil ini mampu berakselerasi dari 0-100 km per jam hanya dalam waktu 6,1 detik, dan kecepatannya mencapai 200 km per jam.
Adapun untuk sekali pengecasan mobil ini bisa melaju hingga sejauh 390 km. dan konsumsi daya listriknya rata-rata dalam siklus WLTP di bawah 20 kWh per 100 km. Menyoal harga, BMW i4 eDrive40 dibanderol Rp2 Miliar sedangkan iX xDrive 40 Rp2,3 Miliar.
2. Citroen e-C4
Merek mobil Citroen yang dibawa PT Indomobil Wahana Trada, memang punya mobil listrik bernama Citroen e-C4. Hanya saja, mobil ini belum dirakit bahkan diproduksi secara lokal. Sehingga mobil merek Perancis ini tidak mendapatkan insentif.
Seperti diketahui, mobil listrik Citroen e-C4 sudah dilengkapi baterai lithium-ion berkapasitas 50 kWh, dengan dengan motor elektrik berdaya maksimal 130 hp dan torsi 260 Nm. Untuk sekali pengecasan sampai penuh, mobil ini mampu menempuh jarak hingga 350 km.
Di atas kertas, mesin mobil dapat berakselerasi dari 0-100 km per jam hanya dalam waktu 9 detik, dan kecepatan maksimalnya mencapai 150 km per jam. Citroen e-C4 dijual sekitar Rp1,18 miliar.
3. DFSK Gelora E
Pabrikan mobil China, DFSK memang sempat mengumumkan harga terbaru dari DFSK Gelora E yang kini dibanderol antara Rp350 juta sampai Rp399 juta di ajang Indonesia International Motor Show 2023 lalu.
Ya, meski DFSK memiliki pabrik perakitan Gelora E di Cikande, Banten, namun merek mobil ini tidak disebutkan pemerintah untuk mendapatkan insentif. Hal ini kemungkinan, TKDN Gelora E belum mencapai 40 persen.
Sekadar informasi, DFSK Gelora E sendiri telah dijejali motor listrik jenis Permanent Magnet Synchronous Motor bertenaga maksimal 60 kWh dan torsi puncak 200 Nm.
Sumber tenaganya berasal dari baterai berkapasitas 42 kWH yang diklaim mampu berjelajah hingga 300 km. Baterainya sudah didukung fitur fast charging, untuk pengisian daya 20-80 persen hanya butuh 80 menit.
4. Esemka Bima EV
Merek mobil lokal, Esemak mengejutkan publik saat di gelaran IIMS 2023 kemarin. Selain kemunculan brand secara nasional, Esemka juga langsung memboyong mobil listrik bernama Esemka Bima EV.
Namun begitu, meski merek mobil lokal, Esemka tidak mendapatkan insentif dari pemerintah. Pasalnya, Bima EV sendiri tidak diproduksi secara lokal, melainkan proses produksinya bersamaan dengan brand asal China, yaitu Shineray.
Di atas kertas, Esemka Bima EV dijejali sumber penggerak dari motor listrik Permanent Magnet Synchronous Motor dengan kode TM4018, yang mampu menghasilkan daya 75 kW atau 100 daya kuda dan torsi maksimal 165 Newton meter.
Mobil ini dilengkapi baterai listrik Ternary Ion-Lithium berkapasitas 49,1 kWh, berdaya 350,4 Volt, dimana tenaga tersebut, mampu membuat mobil melaju dengan kecepatan maksimum 100 km per jam dan jarak tempuhnya bisa mencapai 300 km.
Harga Esemka Bima EV sendiri dibanderol Rp530 juta untuk tipe kargo dan Rp540 juta untuk versi passenger van 11 penumpang.
5. KIA EV6 GT-Line
Jika Hyundai Ioniq 5 yang sudah diproduksi secara lokal dengan TKDN mencapai 40 persen, maka lain halnya dengan saudara terdekatnya Kia, yang faktanya belum memproduksi Kia EV6 GT-Line di Indonesia.
Nah, perlu diketahui KIA EV6 GT-Line yang mulai dijual tahun 2022 lalu, sudah dibenamkan teknologi Permanent Magnet Synchronous Motor (PMSM) yang terpasang pada semua roda, ditambah baterai berkapasitas 77,4 kWh dan arsitektur kelistrikan 800v, yang mampu menyalurkan tenaga hingga 320 Hp dan torsi 605 Nm.
Di atas kertas, mobil ini mampu menempuh jarak hingga 506 Kilometer. Dengan performa mesin tersebut, mobil ini mampu berakselerasi dari 0-100 km per jam hanya dalam waktu 5.2 detik. Menyoal harga, mobil listrik KIA EV6 GT-Line dibanderol Rp1,29 miliar.
Mengawali karir sebagai jurnalis sejak tahun 2011 di salah satu media massa Nasional Tanah Air. Memiliki ketertarikan untuk membahas bidang otomotif, mulai dari sepeda motor, mobil, hingga bus dan truk.