Pekan ini publik dihebohkan dengan kecelakaan lalulintas yang merenggut nyawa seorang artis cantik. Yuselli Agus Stevy alias Chacha Sherly yang merupakan mantan personil grup dangdut Trio Macan menghembuskan nafas terakhirnya akibat kecelakaan lalu lintas di ruas tol Semarang-Solo KM 428, Senin lalu (4/1).
Dilansir dari berbagai sumber, Honda BR-V yang ditumpanginya terhempas dari jalur B ke jalur A hingga bablas ke U-turn. Chacha Sherly yang duduk di bangku belakang tak bisa berbuat banyak karena kebetulan mobil tersebut dikemudikan oleh sang supir.
Saat Honda BR-V yang ditumpanginya itu masuk ke jalur A, nahas dari arah berlawanan disambar bus yang sedang melaju kencang hingga akhirnya kecelakaan fatal tidak terhindarkan.
Kabarnya pengemudi BR-V tersebut panik akibat kaget menghindari kecelakaan yang terjadi di jalurnya sebelum akhirnya mobil yang dikemudikannnya "pindah lajur".
Nasib pengemudi BR-V lebih beruntung karena hanya luka, namun sang pedangdut kehilangan nyawa. Tentu banyak pelajaran berharga dari peristiwa berdarah ini.
Terlebih adalah kesigapan dalam mengemudi yang sebenarnya telah terangkum dalam teori-teori defensive driving. Lantas apa itu sebenarnya defensive driving?
Pentingnya Defensive Driving
Menurut para pakar, Defensive Driving adalah perilaku mengemudi yang dapat menghindarkan kita dari masalah, baik yang disebabkan oleh orang lain maupun diri sendiri.
Jadi bisa disebut bahwa Defensive Driving merupakan versi mengemudi yang lebih komprehensif karena tidak hanya butuh keterampilan tapi juga perilaku yang baik. Tentu hal ini akan sangat tepat saat ditambah dengan penerapan perilaku safety driving.
Ya, safety driving sendiri secara teori berbeda dengan defensive driving. Karena safety driving sendiri adalah sebuah perilaku mengemudi yang mengacu pada standar keselamatan mengemudi yang berlaku di suatu tempat atau negara yang wajib dijalankan demi keselamatan bersama.
Kini kembali lagi ke peristiwa kecelakaan fatal yang merenggut nyawa Chacha Sherly. Meskipun kasus tersebut bisa terus diteliti dari sisi sang driver, namun secara mendasar kita bisa memetik pelajaran akan pentingnya penerapan perilaku mengemudi yang aman.
Sigap dan jarak aman
Seperti yang dijelaskan di awal tadi, diketahui kecelakaan BR-V yang ditumpangi mantan Trio Macan tersebut karena hendak menghindari kecelakaan. Andai sang pengemudi selalu waspada dan memberi jarak aman dengan kendaraan di depannya, bukan tak mungkin kecelakaan bisa terhihdarkan.
Tips bagi kita, sebaiknya dalam mengemudi mobil kita selalu menjaga jarak aman antar-kendaraan baik di depan maupun di belakang dengan "jarak" 3 detik.
Dengan jarak waktu tersebut sudah cukup bagi pengemudi untuk merespon dan mengurangi kecepatan semisal terjadi sesuatu di depannya. Tentunya hal ini wajib hukumnya dibarengi dengan kewaspadaan 100 persen selama mengemudi. Mengemudi harus selalu sigap.
Ingat, mengemudi adalah full time job. Mengemudi tidak bisa sambil memainkan smartphone, makan apalagi dalam kondisi ngantuk. Jika tak kuat melakukannya, sebaiknya istirahat sejenak atau tunda dahulu perjalanan Anda.
Jaminan Kualitas Mobil
Garansi Satu Tahun
Jaminan 5 Hari Uang Kembali
Harga Pasti, Tidak Ada Biaya Tersembunyi
2021 Suzuki ERTIGA GL 1.5
5.727 km
1,5 tahun
Jakarta
2019 Toyota CALYA G 1.2
16.171 km
4 tahun
Jawa Barat
2020 Honda BRIO RS 1.2
18.587 km
3 tahun
Jakarta
2018 Suzuki ERTIGA GX 1.4
17.724 km
5,5 tahun
Jakarta
2019 Toyota CALYA G 1.2
12.488 km
3,5 tahun
Jakarta