Nissan X-Trail pada dekade awal 2000-an menjadi salah satu SUV yang cukup laris, bahkan di era X-Trail T30 menjadi yang terlaris mengalahkan Honda CR-V generasi kedua. Pada X-Trail T31 atau generasi kedua penjualannya disalip CR-V namun tetap jadi yang terlaris di segmen medium SUV. Berdasarkan penelusuran kami, ternyata X-Trail T30 lebih perkasa ketimbang T31, apa sebabnya?
X-Trail T30 mulai dikenalkan di Indonesia pada 2002 dan kiprahnya rampung pada 2008. T30 awalnya hadir secara CBU dari Jepang dengan mesin 2.0 liter berkode QR20DE yang serupa dengan Serena C24.
Karena tingginya permintaan, kemudian Nissan menambah varian 2.5 liter yang dirakit lokal dengan mesin berkode QR25DE. Perbedaan keduanya hanyalah pada powernya, dimana versi 2.5 liter tenaganya lebih besar.
Kiprahnya dilanjutkan oleh T31 yang bertahan hingga 2015. Pada tahun 2009, X-Trail T31 meluncur di Indonesia. Mobil ini pertama kali diperlihatkan pada ajang Geneva Motor Show pada bulan Maret 2007.
Salah satu yang menjadi daya tarik T30 dan T31 adalah desainnya yang macho dengan bodi mengkotak dan dikenal sebagai SUV yang cukup nyaman dikendarai.
Kode QR pada mesin T30 di kalangan mekanik spesialis Nissan dikenal sebagai mesin yang tangguh dan minim masalah selama perawatannya rutin. Perawatannya tidak susah dan cocok bagi pemula. Lantas, mengapa T30 dianggap lebih bandel?
Berikut ini ulasan perbandingan antara Nissan X-Trail T30 dan T31 sebagaimana dikutip dari akun Youtube Proleevo Channel.
Pada generasi T31 mesin 2.0 liter pakai MR20DE, jenis mesin ini hanya mengandalkan bandul kruk as sehingga getaran lebih besar. Adapun jenis mesin QR pakai balancer sehingga getarannya lebih halus.
Untuk mesin 2.5 liter pada Nissan X-Trail T31 tetap memakai kode QR25DE namun ada perbedaan dengan memakai sensor AFR, sedangkan era T30 masih berupa O2 sensor biasa.
Perbedaan ini memengaruhi performa mesin di T31 apabila memakai bahan bakar dengan oktan di bawah standar yang diminta. Businya T31 pun pakai platinum yang lebih mahal dari T30 yang pakai chopper biasa, demi standar emisi mesin yang lebih baik.
Isu T30 seputar overheat karena sirkulasi pendinginan, karena usia mobil. Keawetan sistem pendinginan ini juga tak lepas dari pemakaian coolant atau air biasa. Apabila pakai air biasa, maka kipas waterpump karatan dan terkikis.
Namun demikian, isu overheat ini tak separah terjadi pada T31. Pendinginan tak sebandel di T30 karena kapasitas total coolant yang berbeda. Dengan jenis mesin yang sama (QR25DE), T30 kapasitas coolant-nya 9 liter sementara T31 berkurang jadi 8 liter, dan digunakan juga sebagai pemanas/pendingin CVT.
Gejala overheat lebih gampang terjadi pada T31 dan mempengaruhi pada kinerja CVT yang failed save atau mereduksi tenaga secara otomatis untuk pengaman. Jadi, kalian yang berminat membeli T31 harus menjaga kemampuan pendinginan, baik itu radiator, coolant, waterpump dan sebagainya supaya suhu tetap terjaga.
Sebagai SUV yang mengutamakan kenyamanan, rancangan kaki-kaki pun menjadi fokus utama Nissan saat merancang X-Trail. Untuk era X-Trail T30 rancangan kaki-kaki cukup sederhana dibandingkan T31 yang sudah pakai banyak batang link. Ini membuat cara maupun biaya perawatannya berbeda.
Pads T30 kaki kakinya lebih kuat daripada T31, depan belakang memakai jenis shockbreaker Mc Pherson yang lebih rigid. Body roll pun lebih minim dan penyakit umum seputar bushing lower arm belakang pecah.
Desain Crossmember juga berbeda, dimana T30 rancangannya sederhana dan T31 cukup rumit karena sistem link. Kaki-kaki T31 yang rumit ini pun lebih ringkih daripada T30, dan bushing member depan dan bushing lower arm T31 mudah pecah.
Supaya kaki-kaki awet, T31 harus rajin spooring karena memang berkaitan dengan desain yang rumit tadi. Racksteer di T31 juga kalah perkasa daripada era T30 karena sudah memakai electronic power steering.
Bicara soal transmisi, generasi pertama dan kedua Nissan X-Trail pakai jenis transmisi yang berbeda. Pada era T30 masih memakai transmisi otomatis AT 4-percepatan sementara itu di era T31 hingga bahkan T32 yang ada sekarang pakai transmisi CVT.
Masing-masing jenis transmisi punya permasalahannya sendiri. Transmisi pada T30 karena masih pakai konvensional maka penyakitnya seputar delay dan menyentak. Apabila kerusakannya cukup parah, maka perlu overhaul transmisi yang biayanya berkisar Rp7 jutaan.
Untuk CVT di T31 untuk akselerasi ringan agak nyendat karena memang desain pulley CVT yang agak berjauhan sehingga muncul defleksi dari belt CVT .Untungnya, jenis CVT di T31 ini memakai komponen yang kuat sehingga durabilitasnya cukup baik.
Kinerja CVT di T31 cukup kuat asalkan perawatan CVT seperti ganti olinya dijaga. Kemampuan CVT di X-Trail T31 bisa menurun apabila terjadi gejala overheat, dan hal ini tidak terjadi pada transmisi AT konvensional di T30.
Jaminan Kualitas Mobil
Garansi Satu Tahun
Jaminan 5 Hari Uang Kembali
Harga Pasti, Tidak Ada Biaya Tersembunyi
2021 Toyota FORTUNER VRZ 4X2 2.4
28.559 km
2,5 tahun
Jawa Barat
2018 Mazda CX-9 2.5
53.282 km
5 tahun
Jakarta
2021 Toyota RAIZE S 1.0
15.274 km
2 tahun
Jawa Barat
2021 Kia SONET DYNAMIC 1.5
12.742 km
2 tahun
Java East
2021 Daihatsu TERIOS X 1.5
19.465 km
2,5 tahun
Banten