Persaingan bus ukuran besar dikuasai dua merek tersohor, yakni Hino dan Mercedes-Benz. Keduanya terus bersaing sengit merebut hati para perusahaan transportasi menawarkan produk berkualitas, dan sesuai perkembangan zaman.
Tapi penasaran tidak, merek bus mana yang kira-kira paling laris di Indonesia? Untuk menjawab itu, mari redaksi AutoFun Indonesia ajak Anda mengintip data penjualan secara wholesales, atau distribusi dari pabrik ke diler Gaikindo, periode Januari hingga Oktober 2021.
Baca Juga: Dulu Sempat Populer, Ini Alasan Bus Bermesin Depan Sekarang Kalah Pamor Dari Bus Mesin Belakang
Dalam kurun waktu itu, rupanya PT Hino Motor Sales Indonesia (HMSI) sudah menjual 581 sasis bus, termasuk model Dutro, RK dan RN series. Rivalnya, Mercedes-Benz yang diwakili PT Daimler Commercial Vehicles Indonesia telah menjual 69 unit sasis bus.
Sebenarnya ada beberapa merek lain yang juga masuk ke dalam laporan penjualan Gaikindo, yakni Mitsubishi Fuso di bawah naungan PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB) yang menjual 398 unit sasis bus, kemudian Scania yang dipegang PT United Tractors, tapi data penjualannya nol.
Berdasarkan data ini, maka diketahui Hino lah sang penguasa pasar. Adapun model yang menjadi kontributor utamanya adalah Hino R 260. Bagi yang familiar, jenis sasis bus ini terkenal durabilitasnya, serta lebih murah ketimbang model lain di kelasnya besutan merek Eropa.
Chief Operating Officer Director PT HMSI Santiko Wardoyo menjelaskan, atas torehan itu pangsa pasar Hino di segmen bus mencapai 55 persen. Sementara target penjualan yang hendak dicapai sepanjang 2021 adalah 700 unit.
Baca Juga: Mengenal Bus Mercedes-Benz OH 1521, Si Setir Tampah, Torsi Melimpah
Santiko optimis target terebut bisa tercapai. Sebab beberapa produk pembaruan Hino mampu diserap pasar dengan baik. Kemudian ke depannya pabrikan akan menyegarkan berbagai modelnya untuk memenuhi standar Euro 4, kemudian bakal merilis sasis bus premium.
"Semakin ke sini konsumen tertarik dengan bus yang lebih nyaman. Hal itu terlihat dari tingginya peminat produk kami yang menggunakan suspensi udara. Selanjutnya kami terus mengkaji untuk menghadirkan sasis premium yang bisa digunakan bus double decker," katanya.
Dari segi operasional, juga lebih ekonomis karena mesin yang tangguh dan efisien. Training Division Head PT HMSI Anton Febrianto mengatakan, semua itu bisa terealisasi berkat teknologi pelumasan yang canggih.
"Teknologi tersebut membuat mesin Hino lebih efisien dalam penggunaan oli, sehinga membuat biaya penggantian oli untuk bus Hino jadi lebih rendah 78 persen," ungkapnya.
Kendati berhasil mengamankan market share, Santiko menjelaskan penjualan bus belum optimal seperti pada 2020 atau sebelum pandemi pada 2019. Tahun lalu saat dibayang-bayangi kondisi pandemi, Hino bisa menjual 953 platform bus. Adapun 2019 capaiannya lebih baik, penjualannya mencapai 1.626 unit.
Hal ini berkaitan dengan kebijakan pembatasan mobilitas dan banyak masyarakat yang menahan diri untuk bepergian perjalanan jauh. Akibatnya bisnis transportasi mengalami penurunan, lalu imbasnya sedikit perusahaan yang memutuskan untuk membeli bus baru.
"Jika penanganan pandemi sudah membaik, maka mobilitas akan perlahan membaik dan akan mencapai titik puncak perbaikan pada lebaran tahun depan, untuk mendongkrak kinerja penjualan bus," katanya.
Baca Juga: Tenaga Lebih Besar, Apa Keunggulan Lain Bus Volvo B11R Dibanding Scania K410IB?
Jaminan Kualitas Mobil
Garansi Satu Tahun
Jaminan 5 Hari Uang Kembali
Harga Pasti, Tidak Ada Biaya Tersembunyi
2021 Suzuki ERTIGA GL 1.5
5.727 km
1,5 tahun
Jakarta
2019 Toyota CALYA G 1.2
16.171 km
4 tahun
Jawa Barat
2020 Honda BRIO RS 1.2
18.587 km
3 tahun
Jakarta
2018 Suzuki ERTIGA GX 1.4
17.724 km
5,5 tahun
Jakarta
2019 Toyota CALYA G 1.2
12.488 km
3,5 tahun
Jakarta