Menjelang akhir tahun 2021 ini, industri bus kembali menggeliat di Indonesia pasca terpuruk karena imbas pandemi corona. Bahkan sejumlah perusahaan otobus (PO) mulai merilis armada-armada baru mereka dengan sasis Mercedes-Benz OH 1626.
Hal ini diakui juga oleh PT Daimler Commercial Vehicle Indonesia (DCVI) selaku agen pemegang merek bus Mercedes-Benz di Tanah Air. Menurut pihak pabrikan berlogo Three Pointed Star ini, sasis Mercedes-Benz OH 1626 menjadi salah satu varian mereka yang paling laris.
Menurut Faustina, Head of Product and Marketing Truck & Bus Product, Homologation, Marketing and Communications PT DCVI salah satu alasan bus tersebut digemari adalah hadirnya suspensi udara.
"Di bus (peranti suspensi udara) bikin OH 1626 digemari. Konsumen jauh lebih suka, lebih empuk nggak keras seperti leaf spring," paparnya beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Jalan Tol Makin Panjang, Peminat Bus Tronton Makin Banyak Di Indonesia
Seperti disebutkan sebelumnya, keunggulan Mercedes-Benz OH 1626 salah satunya ada pada penggunaan suspensi udara atau air suspension yang juga sering disebut airsus. Dari namanya bisa ditebak jika udara menjadi kunci kenyamanan suspensi tersebut.
Yup, berbeda dari leaf spring yang mengandalkan batang per panjang untuk menahan beban, maka peranti air suspension terlihat lebih rumit. Di mana terdapat kompresor, tabung udara, katup dan 'balon' udara (air bellow). Fungsi lain air bellow juga sebagai pengontrol suplai udara yang menentukan kebutuhan peredaman di bus.
Secara umum, pada bus yang beredar di Indonesia terdapat dua tipe airsus, yakni narrow dan wide. Pada bus Mercedes-Benz OH 1626 punya airsus bertipe narrow dengan posisi di bawah roda. Sementara tipe wide lokasinya sejajar ban.
Baca Juga: Tahun Depan Indonesia Mulai Uji Coba Penggunaan Bus Listrik Mercedes-Benz
Nah, kelemahan suspensi tipe narrow di Mercedes-Benz OH 1626 persis yang dialami Hino RN 285, yakni tak bisa memakai bodi yang terlampau tinggi seperti Super High Deck (3,7 meter). Karena akan membuat bus sulit dikendalikan karena limbung.
Meski bisa dibangun dengan bodi yang terbatas Mercedes-Benz OH 1626 sendiri bisa dibangun untuk bermacam kelas dan konfigurasi seat.
Seperti bus-bus Sumatra Barat terbaru dari PO ANS yang dibangun oleh karoseri Morodadi Prima, Malang. Lalu ada PO NPM garapan karoseri Laksana, Ungaran serta Adi Putro di Malang. Keduanya berkelas eksekutif dengan seat 2-2.
Beberapa PO bus yang melintasi Trans Jawa seperti PO Pandawa 87 dan PO Sinar Jaya justru memanfaatkan sasis Mercedes-Benz OH 1626 sebagai armada sleeper bus dengan bodi Suites Class dari Laksana atau Dream Coach buatan Adi Putro.
Baca Juga: Dijuluki Scania Jawa, Kenali Bus China Golden Dragon Lebih Dekat
Selain jenis kelasnya, pilihan karoseri atau coach builder di Indonesia yang dapat membangun bodi Mercedes-Benz OH 1626 juga banyak.
Pasalnya oleh DCVI, pemilihan perusahaan karoseri tersebut tidak ditunjuk langsung. Faustina mengatakan jika DCVI memang memiliki rekanan yang sudah diaudit dan terdaftar sebagai bodi builder dari sasis mereka. Termasuk pada sasis Mercedes-Benz OH 1626.
"Ada QC (quality control) ada di list kami. Memang para perusahaan otobus tidak langsung diarahkan, tapi ada referensi dari kami," ucapnya.
Lebih lanjut, setelah pembelian sasis nantinya konsumen bebas memilih karoseri tapi dalam proses pembuatannya tetap didampingi oleh pihak DCVI untuk pengawasannya.
"Misalnya ada tim teknik untuk melihat pembuatan bodi, spesifikasi harus sesuai dari kami dan diikuti bodi builder. Jangan menyalahi aturan. Mulai dari bobot, beban, safety, wiring dan elektrikal," pungkasnya.
Jaminan Kualitas Mobil
Garansi Satu Tahun
Jaminan 5 Hari Uang Kembali
Harga Pasti, Tidak Ada Biaya Tersembunyi
2019 Mercedes-Benz GLC 200 AMG NIGHT EDITION 2.0
28.972 km
4 tahun
Jakarta
2021 Toyota RAIZE S 1.0
15.274 km
2 tahun
Jawa Barat
2021 Suzuki ERTIGA GL 1.5
5.727 km
1,5 tahun
Jakarta
2019 Toyota CALYA G 1.2
16.171 km
4 tahun
Jawa Barat
2020 Honda BRIO RS 1.2
18.587 km
3 tahun
Jakarta