Nissan berencana untuk menghentikan pengembangan mesin bensin konvensional baru untuk semua market, kecuali Amerika Serikat dan fokus pada pembuatan mobil listrik, demikian mengutip Reuters. Sebelumnya Hyundai terlebih dulu mengumumkan hal ini dan berlaku secara global.
Khusus Nissan, masih akan terus meriset secara terbatas mesin yang menenggak oli untuk pasar AS. Dalam strateginya, hal itu demi mengembangkan truk pikap sebagai model yang paling banyak terserap pasar.
Baca Juga: Selamat Tinggal Oli! Hyundai Pilih Kembangkan Mobil Listrik dan Stop Riset Mesin Konvensional
Melansir Asia Nikkei, walaupun Nissan akan sepenuhnya menghentikan pembuatan mesin bensin termasuk untuk Jepang dan China, pabrikan memastikan bahwa tidak ada pemutusan hubungan kerja, karena proses produksi mesin masih terus beroperasi.
Bukan tanpa sebab, jenama Jepang ini telah memilik rencana secara bertahap mengalihkan pekerja yang terlibat dalam pengembangan maupun produksi mesin bensin, ke penggerak motor listrik, hybrid, maupun divisi lain sesuai visi perusahaan ke depannya.
Keputusan penghentian pengembangan mesin mobil telah diakui oleh COO Nissan Ashwani Gupta dalam sebuah wawancara media. Dirinya menjelaskan, Nissan menghentikan riset mesin terbaru untuk pasar Eropa karena berkaitan dengan regulasi standar emisi Euro 7 yang berlaku di sana pada 2025 mendatang.
Ashwani mengatakan, standar emisi baru itu bakal mewajibkan mobil dilengkapi teknologi terbaru, yang kemungkinan besar berdampak pad kenaikan harga kendaraan. "Faktor lain yang perlu dipertimbangkan adalah, apakah pelanggan bersedia membayar biaya teknologi tersebut?" katanya.
Daripada harus membayar kendaraan yang masih memiliki emisi gas buang, Ashwani menyebut konsumen akan cenderung memilih kendaraan listrik. Ini juga didukung pada kenyataan bahwa biaya kepemulikan kendaraan setrum lebih rendah daripada mobil yang masih pakai mesin setelah Euro 7 berlaku.
Baca Juga: Nissan Kapok Jualan Mobil Sedan, Masa Depan Nissan Skyline Pun Berakhir
Langkah strategis ini tidak terlepas dari ambisi Nissan di 2050 untuk mencapai karbon netral untuk setiap siklus produknya. Demi mengejar itu, selama 10 tahun ke depan, Nissan berkomitmen menghadirkan kendaraan listrik dan inovasi teknologi sembari memperluas operasinya secara global.
"Dengan Nissan Ambition 2030, kami mendorong era baru elektrifikasi, memajukan teknologi untuk mengurangi jejak karbon, dan mengejar peluang bisnis baru. Kami ingin mengubah Nissan menjadi perusahaan berkelanjutan yang benar-benar dibutuhkan masyarakat," terang CEO Nissan Makoto Uchida dalam siaran resmi.
Nissan yang mengklaim sebagai pelopor kendaraan listrik, telah berinvestasi besar demi strategi jangka panjangnya itu. Nissan Ambition 2030 yang telah disebutkan, bertujuan mengakselerasi elektrifikasi selama beberapa tahun ke depan.
Realisasinya Nissan akan mengenalkan 23 model kendaraan listrik baru, termasuk 15 mobil listrik pada tahun fiskal 2030 nanti, yang akan menyasar brand Nissan maupun Infiniti. Untuk itu, pabrikan optimis bisa meningkatkan penjualan kendaraan elektrifikasinya dibanding mobil konvensional di beberapa pasar penting pada 2026 mendatang, termasuk:
"Dengan ambisi baru, Nissan terus memimpin dalam mempercepat peralihan alami ke kendaraan listrik melalui pendekatan yang atraktif bagi pelanggan, sehingga tercipta pengalaman berkendara baru dan membuat dunia yang lebih baik," tuntas Ashwani.
Baca Juga: Kurang Begitu Diminati, Berikut Kelebihan dan Kekurangan Nissan March
Jaminan Kualitas Mobil
Garansi Satu Tahun
Jaminan 5 Hari Uang Kembali
Harga Pasti, Tidak Ada Biaya Tersembunyi
2020 Honda BRIO RS 1.2
18.587 km
3 tahun
Jakarta
2022 Honda BRIO SATYA E 1.2
5.503 km
0,5 tahun
Jawa Barat
2022 Toyota AGYA GR SPORT 1.2
5.751 km
1 tahun
Jawa Barat
2020 Honda BRIO SATYA E 1.2
15.855 km
2,5 tahun
Jakarta
2020 Honda BRIO SATYA E 1.2
16.096 km
3,5 tahun
Jawa Barat