Kementerian Perhubungan akan menghadirkan ragam moda transportasi modern hingga teknologi swakemudi atau otonom di Ibu Kota Negara (IKN) baru. Salah satunya bus listrik, tapi menariknya tanpa pengemudi.
Ini dijelaskan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, sesuai arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang ingin mengembangkan IKN yang cerdas dan kompetitif di ranah global, menuju transformasi negara berbasis inovasi, teknologi, dan ekonomi hijau.
Baca Juga: Bukan Cuma Minibus Listrik, Damri Juga Uji Coba Bus Listrik dari Korea Selatan!
"Untuk mendukung pembangunan di kawasan IKN, kami telah siapkan konsep Smart City, Smart Mobility. Dalam membangun konektivitas dan aksesibilitas IKN, transportasi publik yang ramah lingkungan menjadi pilihan utama," katanya dalam keterangan resminya.
Adapun dalam penerapannya, IKN akan memaksimalkan moda transportasi udara, laut, dan darat. Untuk pertama yang disebutkan, akan mengembangkan fasilitas bagi pejalan kaki dan pesepeda. Kemudian penggunaan angkutan transportasi listrik sampai yang menggunakan teknologi otonom.
Hal tersebut juga sejalan dari visi pemerintah soal popularisasi kendaraan listrik berbasis baterai, yang target populasinya mencapai 2 juta unit untuk mobil listrik serta 13 juta motor listrik di 2030.
Rencana penggunaan bus otonom termasuk, sebagai upaya dalam menghadirkan transportasi publik yang aman, nyaman dan terbarukan bagi seluruh masyarakat. "Dalam membangun konektivitas dan aksesibilitas IKN, transportasi umum yang ramah lingkungan menjadi pilihan utama," sambung Budi.
Baca Juga: Tahun Depan Indonesia Mulai Uji Coba Penggunaan Bus Listrik Mercedes-Benz
Manakala sudah terealisasi, maka IKN akan sekelas dengan beberapa kota besar lain di Cina, Amerika Serikat, Finlandia, dan Jerman mengacu laporan QCraft yang dilansir China Daily.
Pada Oktober 2020 lalu bus otonom yang menggunakan teknologi QCraft, memulai operasi uji coba di jalan terbuka di Suzhou, China, menawarkan layanan gratis kepada penumpang kota. Pada 31 Maret 2021, lebih dari 11 ribu penumpang telah melakukan perjalanan dengan bus tanpa pengemudi.
Selain dari transportasinya, pengembangan prasarana juga menjadi bagian yang tidak terpisahkan. Maka dari itu pembangunan infrastruktur pendukungnya akan dioptimalkan di kawasan inti pusat pemerintah maupun daerah.
"Seperti terminal tipe A, bus rapid transit (BRT), bandara khusus VVIP, kereta api perkotaan dan antarkota, intelligent transport system, dan lain sebagainya," imbuh Budi.
Dalam hal mengupayakan rencana tersebut, Kementerian Perhubungan telah menyampaikan kebutuhan penambahan anggaran untuk pembangunan sektor transportasi IKN kepada Kementerian Keuangan maupun Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas/KPPN).
Kemenhub juga membuka kesempatan bagi swasta maupun badan usaha untuk ikut berperan dalam membangun sistem transportasi di IKN, melalui skema pembiayaan kerja sama pemerintah dengan badan usaha. "Total kebutuhan pendanaannya mencapai Rp582,6 miliar tahun 2022," kata Budi.
Baca Juga: Indonesia Kejar Target Produksi Bus dan Mobil Listrik 600 Ribu Unit di 2030, Akankah Tercapai?
Jaminan Kualitas Mobil
Garansi Satu Tahun
Jaminan 5 Hari Uang Kembali
Harga Pasti, Tidak Ada Biaya Tersembunyi
2021 Suzuki ERTIGA GL 1.5
5.727 km
1,5 tahun
Jakarta
2019 Toyota CALYA G 1.2
16.171 km
4 tahun
Jawa Barat
2020 Honda BRIO RS 1.2
18.587 km
3 tahun
Jakarta
2018 Suzuki ERTIGA GX 1.4
17.724 km
5,5 tahun
Jakarta
2019 Toyota CALYA G 1.2
12.488 km
3,5 tahun
Jakarta