Keterlambatan pasokan suku cadang akibat krisis chip semikonduktor belum selesai. Bahkan disebut-sebut jadi makin serius bagi kelangsungan industri otomotif dunia. Beberapa pabrikan pun harus melakukan penundaan pengiriman unit produksinya lataran ketiadaan suku cadang yang dibutuhkan.
Honda merupakan satu pabrikan yang mengalami dampak cukup besar. Krisis chip semikonduktor pun mengganggu penjualan Honda Vezel 2022 atau yang di Indonesia dikenal sebagai HR-V. Menurut laporan Bestcarweb, Jumat (12/03/2022), masa inden Honda HR-V 2022 di Jepang mengular sampai 9 bulan.
Bahkan untuk varian "PLay" yang memiliki atap panoramic sunroof, waktu pengirimannya tidak bisa dipastikan. Inden Honda HR-V 2022 sedikit lebih pendek yakni cuma 3 bulan untuk varian yang menggunakan mesin bensin turbo.
Inden yang cukup lama ini selain akibat kekurangan pasokan karena krisis chip semikonduktor, peminat akan mobil baru Honda tersebut juga begitu tinggi. Sejak diluncurkan 22 April 2021, pemesanan bulanan HR-V terbaru di Negeri Sakura itu mencapai 4.200 unit. Angka ini naik 88,5% dibanding penjualan Honda HR-V generasi sebelumnya.
Baca juga : Krisis Chip Semikonduktor Tak Berkesudahan Bikin Inden Honda BR-V 2022 Semakin Lama
Terganggunya pasokan chip semikonduktor rupanya bukan hanya melanda Honda. Toyota yang pernah mengklaim masih bisa "selamat" dari krisis ini pun sedang menghadapi kegelisahan yang sama.
Untuk model Yaris Cross dan Corolla Cross kabarnya harus inden sampai 5 bulan. Lalu untuk Harrier dan RAV4 indennya 6 bulan. Bahkan untuk Land Cruiser 300 antriannya sampai 4 tahun.
Kemudian masalah yang sama juga sedang dihadapi Mazda. Unit Mazda CX-5 dan CX-30 terbaru harus tertunda sampai 4 bulan dari waktu debutnya. Dari kubu Suzuki, inden pun dirasakan untuk pengiriman Suzuki Jimny dan Jimny Sierra. Bahkan kedua mobil ini harus inden hingga 2 tahun.
Baca juga : Akibat Krisis Chip Semikonduktor, Inden Jeep Wrangler dan Gladiator Sampai Setahun
Yohannes Nangoi selaku Ketua Umum GAIKINDO (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia) turut menanggapi masalah ini. Ditemui Rabu (09/03/2022) di JCC Senayan, Jakarta, Nangoi mengungkapkan situasi industri otomotif di dalam negeri sedikit berbeda dengan global.
"Jadi kita sedikit diuntungkan karena disini belum banyak mobil yang full listrik. Chip itu kan banyak dibutuhkan buat mobil-mobil listrik, sementara untuk yang mobil pembakaran internal biasa tidak butuh terlalu banyak chip," kata dia.
Ia pun mengklaim jika pihaknya sudah berkomunikasi dengan para prinsipal otomotif untuk lebih memprioritaskan pengiriman chip semikonduktor ke Indonesia. "Kami bilang sama mereka, tolong chip itu kirim sedikit ke Indonesia. Karena dengan chip yang sedikit bisa buat banyak mobil di Indonesia," ucapnya.
Dengan keadana seperti inilah, kelancaran proses produksi diharapkan bisa terus berjalan normal dan inden yang panjang tidak terjadi. "Jangan khawatirlah, masyarakat beli mobil stoknya ada kok," tukas Nangoi.
Baca juga : Bukan Cuma di Indonesia, Toyota Kuasai Pasar Mobil Global, Krisis Chip Semikonduktor Bukan Halangan
Jaminan Kualitas Mobil
Garansi Satu Tahun
Jaminan 5 Hari Uang Kembali
Harga Pasti, Tidak Ada Biaya Tersembunyi
2016 Toyota FORTUNER VRZ 2.4
94.919 km
7 tahun
Banten
2019 Mazda CX-5 ELITE 2.5
45.271 km
4 tahun
Jakarta
2018 Honda CR-V TURBO PRESTIGE 1.5
84.641 km
5,5 tahun
Banten
2017 Honda CR-V TURBO 1.5
64.558 km
6 tahun
Jakarta
2018 Honda CR-V TURBO PRESTIGE 1.5
76.014 km
4,5 tahun
Banten