Bus listrik otonom alias tanpa sopir beroperasi lagi di Indonesia. Tapi belum sebagai angkutan perkotaan, utilisasinya masih dalam cakupan terbatas di kawasan Bumi Serpong Damai (BSD City).
Sinar Mas Land sebagai pengelola BSD City menghadirkan bus tersebut untuk membantu mobilitas masyarakat di dua titik lokasi, yakni Q Big BSD dan kawasan perkantoran BSD Green Office Park. Kolaborasinya dilakukan bersama Mitsubishi Corporation serta pabrikan bus Navya dari Prancis.
Baca Juga: Cerita Bus Chevrolet di Indonesia, Pernah Jadi Andalan ALS Taklukkan Sumatera
Sebelumnya bus listrik otonom serupa juga pernah beroperasi di Jakarta sebagai kendaraan untuk mendukung perhelatan Asian Games 2018 lalu. Bila ingat, bus tersebut berkelir merah kha sponsornya.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengapresiasi langkah tersebut. Hal ini menurutnya bisa dijadikan contoh bahwa Indonesia serius menggarap teknologi transportasi yang lebih ramah lingkungan dengan inovasi terdepan.
"Kehadiran autonomous electric vehicle menjawab solusi akan kendaraan yang rendah emisi karbon, mengurangi kemacetan, dan tepat waktu. Semoga teknologi ini bisa kita tunjukan saat G20 Summit, sehingga mata dunia tahu bahwa Indonesia punya visi masa depan dan membuat terobosan," kata Budi di BSD, Jumat (20/5).
Bagi masyarakat yang tertarik mencobanya bisa melakukan pendaftaran terlebih dulu dan mengisi survey lewat aplikasi OneSmile di ponsel pintar yang dimiliki.
Baca Juga: Ini Rahasianya Kenapa Bus Saat Isi Solar dan Parkir Tak Matikan Mesin
Kendaraan tersebut dinamakan Navya Arma. Secara dimensi memiliki ukuran 4,7 meter, lebar 2,1 meter, dan tinggi 2,6 meter. Kabinnya memimiliki kapasitas penumpang hingga 15 orang, dengan format 11 duduk dan 4 berdiri.
Jantung mekanisnya menggunakan motor listrik yang menjanjikan tenaga hingga 25 kW. Kemudian mendapat sokongan daya dari baterai lithium ion berkapasitas 33 kWh. Saat diisi penuh ketahanannya bisa mencapai 9 jam oeprasional.
Dari keterangan resmi, jarak operasinya terbatas di 30 km sekali pengecasan. Adapun kecepatan maksimalnya dibatasi berkisar 25 km/jam. Tak bisa kencang memang karena penggunannya di dalam kota dan untuk membuat daya baterainya lebih awet.
Sebagai cerminan kendaraan masa depan, bus listrik ini disematkan banyak fitur kekinian. Paling penting adalah perangkat yang memungkinkan kendaraan ini bisa beroperasi secara mandiri tanpa bantuan pengemudi.
Perangkat tersebut meliputi Global Navigation Satellite System (GNSS) yang dipadukan sensor LiDAR dengan kamera resolusi tinggi untuk kebutuhan analisis data, pemetaan lingkungan di sekitar kendaraan.
Sistem tersebut mampu mendeteksi, melacak, dan mengklasifikasi halangan yang ada di sekitar bus secara real time. Dengan begitu sistem mampu menentukan lintasan dan profil kecepatan yang ideal, termasuk kemampuan akselerasi, kemudi, dan pengereman secara otomatis.
Baca Juga: Kenapa Ya Ukuran Diameter Setir Bus Dibuat Lebih Lebar Dibanding Mobil Biasa?
Jaminan Kualitas Mobil
Garansi Satu Tahun
Jaminan 5 Hari Uang Kembali
Harga Pasti, Tidak Ada Biaya Tersembunyi
2021 Suzuki ERTIGA GL 1.5
5.727 km
1,5 tahun
Jakarta
2019 Toyota CALYA G 1.2
16.171 km
4 tahun
Jawa Barat
2020 Honda BRIO RS 1.2
18.587 km
3 tahun
Jakarta
2018 Suzuki ERTIGA GX 1.4
17.724 km
5,5 tahun
Jakarta
2019 Toyota CALYA G 1.2
12.488 km
3,5 tahun
Jakarta