Terjadi lagi aksi pengemudi arogan di jalan tol. Seorang sopir yang mengendarai SUV Mitsubishi Pajero Sport tampak menumpahkan kekesalannya kepada pengemudi lain yang mengemudikan Toyota Yaris. Terlihat sampai ada konflik fisik antara keduanya.
Berdasarkan unggahan potongan video yang viral di media sosial, konflik tersebut terjadi di ruas tol Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Dalam narasi yang disampaikan, pengemudi Pajero Sport dinilai beberapa sata sebelumnya memacu mobil secara ugal-ugalan.
Bahkan diceritakan pula pengemudi kendaraan dengan pelat B 199 MCP tersebut kejar-kejaran dengan pengemudi lain. Sampai akhirnya tiba di gerbang tol, si pengemudi kembali berurusan dengan pemobil lain yang enggan memberi jalan karena aksinya yang membahayakan.
"Sampe pintu tol, Pajero motong Yaris. Nah Yarisnya gak ngasih tuh, sampe nekuk spion, pokoknya mepet2an deh sampai depan pintu tol. Terus tiba2 supir pajero keluar tuh marah2 begitu. Emang arogan banget," tuling unggahan tersebut, Minggu (22/5/2022).
Menanggapi hal ini, Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya AKBP Jamal Alam menjelaskan kepolisian masih mempelajari kejadian tersebut. "Masih menunggu laporan, kami telusuri dulu apakah masalah lalu lintas, masalah lain, atau kejahatan," katanya.
Baca Juga: Pengemudi Mobil Harus Tahu! 5 Pelanggaran Lalu Lintas Ini Denda Tilangnya Rp500 Ribu
Aksi arogan di jalan raya bukan sekali ini terjadi. Celakanya hal ini sering terulang melibatkan pengemudi SUV bongsor seperti Pajero Sport, Fortuner, dan SUV lain yang punya perawakan gagah serta mahal.
Bila ingat 2019 lalu, kasus yang sama juga terjadi di jalan tol Pancoran, Jakarta Selatan. Sopir Toyota Fortuner nekat meluapkan emosinya lantaran tidak diberi jalan oleh pengemudi lain karena menyalip lewat bahu jalan.
Aksinya berupa menyiram air mineral, menaiki kap mesin, sampai memukul kaca mobil dengan tujuan memancing korban keluar dari mobil untuk menyelesaikan masalah. Aksinya juga sempat terekam oleh penumpang di mobil korban.
Pengemudi SUV sering dicap arogan lantaran sikapnya dalam mengemudi. Stigma ini dijelaskan oleh Ahli Keselamatan Berkendara Sony Susmana karena jenis mobil tersebut berpengaruh terhadap karakter pengemudinya, meskipun tidak semua.
"Mobil secara tidak langsung dipilih dan otomatis mewakili karakter pengemudinya. Dibilang arogan sebenarnya tidak, tapi merasa lebih, karena besar, kekar, tinggi, dan berkesan galak. Kelebihan itu membuat pengemudinya di atas angin dan cenderung mengintimidasi orang lain," katanya.
Terpisah, Pakar Keselamatan Berkendara lainnya Jusri Pulubuhu mengingatkan, bahwasannya jalan raya adalah ruang publik. Jadi sudah seyogyanya para pengguna bersikap empati, tekan amarah untuk menghindari konflik dari apapun bentuk permasalahannya.
"Berkelahi di jalan itu hanya menambah masalah, bukan menyelesaikan masalah. Ini menjadi masalah yang umum, tidak ada empati, pemahaman terhadap penggunaan fasilitas publik kita lemah, padahal bangsa kita dikenal ramah tapi ketika di jalan itu buas dan bertindak ekstrem," katanya.
Baca Juga: Polisi Klaim Sejak Ada Tilang Elektronik di Jalan Tol, Pengemudi Jadi Takut Ngebut
Jaminan Kualitas Mobil
Garansi Satu Tahun
Jaminan 5 Hari Uang Kembali
Harga Pasti, Tidak Ada Biaya Tersembunyi
2021 Suzuki ERTIGA GL 1.5
5.727 km
1,5 tahun
Jakarta
2019 Toyota CALYA G 1.2
16.171 km
4 tahun
Jawa Barat
2020 Honda BRIO RS 1.2
18.587 km
3 tahun
Jakarta
2018 Suzuki ERTIGA GX 1.4
17.724 km
5,5 tahun
Jakarta
2019 Toyota CALYA G 1.2
12.488 km
3,5 tahun
Jakarta