Bagi sebagian orang yang awam akan dunia otomotif, mungkin masih banyak yang belum mengenal event Formula E. Padahal balap mobil listrik jenis formula ini juga menarik disimak.
Sebab balapan diisi oleh banyak pembalap kenamaan yang merupakan 'alumnus' ajang Formula 1, seperti Pascal Wehrlein, Sebastien Buemi hingga Lucas di Grassi.
Nggak hanya itu, sederet pabrikan otomotif ternama juga turun di balapan tersebut. Sebut saja Mercedes-EQ, Jaguar, Porsche, Nissan, DS (dulu masuk divisi Citroen), BMW dan Mahindra.
Balap Formula E ini juga sarat akan sederet teknologi canggih yang bisa jadi dipakai di mobil listrik masa depan. Selain itu, evolusi yang terjadi pada mobil balap listrik terkencang ini juga terbilang cepat. Seperti apa?
Ajang balap Formula E pertama kali hadir sejak tahun 2014. Nama resminya ABB FIA Formula E World Championship. Saat itu, mobil yang digunakan disokong oleh Spark Racing Technology dengan julukan Spark-Renault SRT 01E.
Desain versi pertama mobil Formula E mengingatkan kita akan sosok Formula 1 dan A1GP yang desainnya melebar. Dan belum dilengkapi dengan peranti pengaman Halo.
Di tahun 2016, desainnya kembali berubah. Kini mirip mobil Tamiya Mini 4WD berjuluk Diospada. Sudut bodi yang tajam dan kaku dibuat agak melandai. Meski tetap mengutamakan desain aerodinamis.
Belum ada pengaman Halo di mobil tersebut dan sistem pit stop di tengah perlombaan juga masih butuh pergantian mobil. Hal yang unik, tapi merepotkan bagi pembalap karena harus berpindah mobil di tengah-tengah lomba.
Baru di tahun 2018 hingga sekarang, Formula E mengandalkan mobil generasi ke-2 yang berjuluk Spark SRT05E. Terdapat perbedaan signifikan di berbagai sisi. Mulai dari desain yang lebih aerodinamis, serta adanya pengaman Halo. Adanya peningkatan performa baterai juga menyudahi aksi ganti mobil di Formula E.
Secara performa, tenaga mobil generasi 2 ini naik dari 272 PS menjadi 340 PS dan akselerasi 0-100 Km/jamnya lebih cepat 0,2 detik dari pendahulunya. Top speednya pun meningkat dari 225 km/jam di Gen 1 kini menjadi 280 km/jam.
Meski begitu, penggunaan mobil generasi ke-2 ini akan berakhir musim ini. Di mana musim depan akan berganti menjadi generasi ke-3 yang lebih kompleks dan canggih.
Baca Juga: Beli Wuling EV Biaya Sekali Ngecas Baterainya Gak Sampai Rp50.000, Bisa Buat Seminggu
Didapuk sebagai lomba balap mobil yang canggih, Formula E juga menyajikan banyak aksi overtaking. Sehingga keseruan ajang balap tersebut makin terjaga. Hal ini dapat terwujud lewat banyaknya fitur yang tersemat di balapan ini.
Paling tenar adalah Attack Mode yang bisa memberi tenaga ekstra di mobil secara instan. Seperti NOS di mobil bermesin bensin.
Tapi karena ada jalur aktivasi di sirkuit, sehingga mirip-mirip 'jalur boost' di video game balap. Dengan penggunaan Attack Mode, tenaga mobil bakal bertambah 30 kW.
Ada lagi fitur penambah tenaga yang ditentukan oleh penonton. Namanya Fanboost. Yup, penonton bukan hanya menyaksikan balapan saja, tapi juga bisa ikutan menentukan pembalap yang bakal diberi tambahan power ekstra untuk mobilnya.
Tak tanggung, ada lonjakan tenaga hingga 250 kW yang bisa diberikan oleh Fanboost. Namun jangka waktunya hanya 5 detik. Selain itu, untuk aktivasinya baru dapat berlaku selepas pertengahan lomba. Oiya, hanya ada lima pembalap terpilih yang bisa menikmati fitur ini.
Gimana, seru kan?
Baca juga : Hyundai Kona 2023 Siap Hadir, Pakai Mesin Hybrid dengan Transmisi Bercita Rasa Balap
Jaminan Kualitas Mobil
Garansi Satu Tahun
Jaminan 5 Hari Uang Kembali
Harga Pasti, Tidak Ada Biaya Tersembunyi
2021 Suzuki ERTIGA GL 1.5
5.727 km
1,5 tahun
Jakarta
2019 Toyota CALYA G 1.2
16.171 km
4 tahun
Jawa Barat
2020 Honda BRIO RS 1.2
18.587 km
3 tahun
Jakarta
2018 Suzuki ERTIGA GX 1.4
17.724 km
5,5 tahun
Jakarta
2019 Toyota CALYA G 1.2
12.488 km
3,5 tahun
Jakarta