Kejadian baku hantam di jalanan kembali terjadi. Setelah sebelumnya ada kasus pengemudi Pajero Sport menampar pengguna Toyota Yaris, kini giliran anak anggota DPR yang jadi korban. Bahkan kejadian ini viral di media sosial.
Banyak pihak menanggapi baku hantam yang terjadi di Tol Dalam Kota, tepatnya di Gatot Subroto dari Tebet ke arah Cawang pada Sabtu (4/6/2022). Salah satunya penggiat safety driving, Jusri Pulubuhu yang menyebutkan jika perilaku tersebut masuk pada kategori road rage.
Baca Juga: Tips Merawat Mobil Capek, Jangan Lupa Rutin Cek 3 Hal Ini
"Road rage adalah perilaku agresif atau arogan yang ditunjukkan oleh pengendara kepada pengguna jalan lainnya," kata Jusri dalam keterangan resminya.
Menurutnya perilaku ini termasuk penghinaan kasar dan verbal, berteriak, ancaman fisik atau perilaku mengemudi berbahaya yang ditargetkan kepada pengemudi lain, pejalan kaki atau pengguna jalan lain. Tujuannya untuk mengintimidasi atau melepaskan kekesalan atau ketidaksukaannya.
Tak sedikit juga kasus road rage ini mengakibatkan tindak anarkis pengrusakan dan adu fisik. Meski kerap berakhir dengan damai dan tidak berlanjut menjadi kasus hukum dengan pertimbangan restorative justice.
Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan kasus pemukulan terjadi di jalanan. Awalnya kerap didahului lewat ego dan arogansi. Untuk kasus pemukulan di Tol Dalam Kota ini bisa berhubungan dengan kekuasaan. Apalagi diketahui jika keduanya merupakan kerabat pejabat negara dan ketua ormas (organisasi massa).
Ali Fanser Marasabessy yang akhirnya teridentifikasi sebagai pihak pemukul merupakan Ketua Pemuda Pejuang Bravo Lima. Sedangkan Justin Frederick yang menjaid korban pemukulan adalah anak mantan legislator DPR dari Fraksi PDI Perjuangan, Indah Kurnia.
Selain faktor kekuasaan, ada hal lain yang jadi penyebab arogansi di jalan diantaranya sebagai bagian rombongan seperti klub motor, fans club, rombongan jenazah hingga pemerintah.
Faktor lainnya dikarenakan membawa senjata, lalu dimensi kendaraan lebih besar. Serta faktor kendaraan yang dikemudikan lebih mahal dan mewah.
Tentunya ada hal-hal yang menyebabkan gesekan di jalan menjadi sebuah kejadian baku hantam. Diantaranya kesadaran aturan hukum dan tata tertib berlalu lintas di jalan yang lemah.
Lalu kesadaran berbagi atau empati yang sangat kurang. Hingga kurang tegasnya penegakan hukum paska kejadian.
Kejadian perselisihan di jalan kerap mempengaruhi fisik dan psikis bagi pelaku dan orang di dalam mobil tersebut. Untuk itu butuh antisipasi agar kejadian tersebut tidak menimpa Anda.
Jusri mengatakan sederet langkah yang bisa dilakukan diantaranya menyediakan waktu spare untuk setiap perjalanan. "Sehingga Anda tidak dalam tekanan waktu saat mengemudi," paparnya.
Kemudian rencanakan rute perjalanan, hindari rute-rute macet ataupun spot-spot yang dikenal sebagai area rawan. Jangan lupa juga untuk tertib berlalu lintas. Serta mengantisipasi segala kemungkinan terburuk, seperti dengan menjaga jarak dan kecepatan.
Terakhir, jaga ego dengan mengalah kepada pengguna jalan yang agresif. Karena patut diingat, jika terjadi insiden, kedua belah pihak yang terlibat akan rugi dan tidak menguntungkan siapa pun.
Baca juga : Lagi, Pengemudi Pajero Sport Arogan Sampai Tampar Pengemudi Lain, Penyebabnya Sepele
Jaminan Kualitas Mobil
Garansi Satu Tahun
Jaminan 5 Hari Uang Kembali
Harga Pasti, Tidak Ada Biaya Tersembunyi
2021 Suzuki ERTIGA GL 1.5
5.727 km
1,5 tahun
Jakarta
2019 Toyota CALYA G 1.2
16.171 km
4 tahun
Jawa Barat
2020 Honda BRIO RS 1.2
18.587 km
3 tahun
Jakarta
2018 Suzuki ERTIGA GX 1.4
17.724 km
5,5 tahun
Jakarta
2019 Toyota CALYA G 1.2
12.488 km
3,5 tahun
Jakarta