Air Conditioning atau AC sudah jadi fitur lumrah pada sebuah mobil keluaran terbaru di seluruh dunia. Berkat AC mobil, kondisi di kabin menjadi lebih sejuk, sehingga pengemudi maupun penumpang merasa nyaman.
Di sisi lain, AC tetap diperlukan saat musim hujan. Hal ini karena semburan AC mampu menghilangkan embun yang menempel di kaca jendela, sehingga visibilitas pengemudi lebih terlihat jelas dan itu sangat bermanfaat demi memberikan rasa aman saat berkendara.
Namun tahukah Anda, keberadaan AC yang memberikan banyak manfaat tidak diproduksi secara bersamaan dengan pertama kali mobil dibuat. Sebaliknya, butuh puluhan tahun hingga AC bisa diterapkan pada mobil, dan semakin berevolusi seperti saat ini.
Baca juga: Benarkah Matikan AC Mobil Saat Jalan Menanjak Bisa Tambah Tenaga Mesin?
Sebelum AC muncul, ternyata para pembuat mobil sudah melakukan berbagai cara agar pengemudi maupun penumpang nyaman saat bepergian.
Konon, beberapa eksperimen sudah pernah dilakukan untuk membuat kabin menjadi sejuk. Salah satunya membuat kaca depan yang bisa dibuka tutup dengan lebar hanya 13 mm. Cara tersebut memberikan adanya efek hembusan angin, ditambah udara panas dari mesin.
Cara lainnya adalah membuat sebuah tirai yang bisa dibuka tutup. Kemudian ada juga jendela samping yang bisa naik turun agar hembusan udara masuk. Eksperimen tidak berhenti disitu, cara lain untuk membuat kabin sejuk yaitu dengan menghadirkan ventilasi di bagian bawah dashboard dan juga menerapkan mobil dengan atap convertible.
Awalnya, cara ini cukup disukai karena bisa membuat udara segar masuk. Hanya saja, lama kelamaan cara tersebut dianggap memberikan efek buruk, dimana kotoran tak bisa tersaring sehingga debu maupun serangga bisa masuk ke kabin.
Baca juga: Nggak Perlu ke Tukang AC, Begini Cara Mudah Menambahkan Freon AC Mobil
Cara berikutnya adalah penambahan kipas di dalam kabin. Ya, ini cukup terobati, namun tetap saja dianggap kurang maksimal, karena saat siang hari hawa tetap terasa panas. Alhasil para engineer kala itu terus berinovasi.
Sebuah ide gila muncul dan diterapkan William Whitley, pada tahun 1884. Whitley menempatkan balok es di bagian bawah kendaraan dan sebuah kipas dipasang untuk meniupkan hawa dingin ke kabin.
Namun cara ini ternyata dianggap masih kurang efektif dan tidak praktis karena mobil harus membawa es dalam jumlah banyak. Nah, pada tahun 1930, General Motors Research Laboratories mengusulkan untuk ide pendingi kabin bisa menggunakan sistem kompresi uap dengan refrigeran R12.
Inovasi terus dilakukan, pada tahun 1939 Packard Motor Company menemukan formula untuk mengembangkan sistem AC pada mobil. Hal inilah yang membuat Packard dianggap sebagai pelopor AC di kendaraan bermotor.
Di sisi lain, saat Packard menerapkan penggunaan AC, ternyata tidak berjalan lancar. Mereka tetap merasa banyak kendala, sehingga sistem AC tidak bisa dibuat secara komersial.
Beberapa kendala yang terjadi yaitu, penggunaan AC memiliki dimensi yang besar, bahkan evaporator dan blower utama memiliki ukuran cukup besar sehingga memakan setengah ruang bagasi.
Kendala berikutnya adalah sistem untuk mematikan dan menghidupkan AC masih kaku dan tidak praktis. Bahkan tak jarang meski sudah dimatikan, namun terkadang udara dingin tetap masuk ke dalam kabin.
Penggunaan sebuah pipa untuk AC yang sangat panjang dibutuhkan untuk mengaliri udara segar yang dianggap kurang proporsional. Kemudian, untuk harga sebuah AC kala itu dibanderol mencapai US$74 yang dianggap sangat mahal.
Memasuki tahun 40-50’an, penjualan mobil mengalami kesulitan. Bahkan saat perang Dunia II Packard Motor Company memutuskan beralih membuat kapal dan pesawat.
Di sisi lain inovasi penerapan AC tetap dilakukan berbagai pabrikan. Bahkan memasuki tahun 1953, AC akhirnya banyak diterapkan, setidaknya hampir 30 ribu mobil kala itu sudah dipasang AC saat keluar dari pabrik.
Hal ini tak lepas dari General Motors yang terus berinovasi mengembangkan sistem AC yang bisa dipasang di bawah kap mesin. Satu dekade kemudian AC semakin banyak, bahkan deretan merek mobil seperti Chevrolet, Ford, Dodge dan Plymouth ikut memasangnya. Adapun pelopor mobil dengan AC, Packard harus gulung tikar di tahun 60’an.
Melansir JD Power, permintaan AC pada kendaraan terus mengalami peningkatan. Bahkan pada tahun 1969, lebih separuh mobil baru yang dijual di pasaran sudah dilengkapi AC. Uniknya, beberapa pabrikan menempelkan stiker di kaca jendela untuk menandakan mobilnya sudah dilengkapi AC.
Memasuki tahun 70’an, penggunaan AC dipermasalahkan. Ini karena bahan untuk freon atau Refrigerant R12 dianggap jadi penyebab penipisan lapisan ozon menipis.
Nah, pada tahun 1978, Chevrolet melakukan pengujian untuk menggantikan Refrigeran R12, yaitu menggunakan material yang disebut R-134a. Alhasil, pemakaian Refrigeran R12 pada tahun 1990an resmi dihilangkan.
Di sisi lain, Volkswagen juga turut mengembangkan AC pada mobil, Pabrikan mobil asal Jerman itu, nembahkan sistem pengoperasiaan AC dengan tuas manual. AC juga mengalami banyak perubahan, termasuk menggunakan banyak komponen seperti kondensor, kompresor, pelumas dan pemanas.
Kini, AC jadi sebuah fitur wajib, bahkan lebih dari 99 persen sudah menggunakan AC. Adapun fungsi AC sendiri tidak hanya memberikan rasa nyaman saat mobil dikendarai siang hari dengan cuaca terik.
Jaminan Kualitas Mobil
Garansi Satu Tahun
Jaminan 5 Hari Uang Kembali
Harga Pasti, Tidak Ada Biaya Tersembunyi
2019 Daihatsu TERIOS X 1.5
19.652 km
4,5 tahun
Jakarta
2017 Toyota AGYA G 1.0
10.656 km
6,5 tahun
Jawa Barat
2021 Suzuki ERTIGA GL 1.5
5.727 km
1,5 tahun
Jakarta
2019 Toyota CALYA G 1.2
16.171 km
4 tahun
Jawa Barat
2020 Honda BRIO RS 1.2
18.587 km
3 tahun
Jakarta