Membeli mobil bekas jadi cara alternatif bagi mereka yang ingin mempunyai tunggangan pribadi di tengah semakin mahalnya harga mobil baru di pasaran otomotif.
Ya, meski berstatus tangan kedua atau ketiga, peminat mobil bekas tetap banyak. Kenapa? Karena faktanya, tidak semua mobil bekas kondisinya sangat buruk. Sebaliknya, banyak mobil bekas berkualitas dengan harga murah meriah.
Maka dari itu, jika Anda berniat ingin membeli mobil bekas, maka jangan asal sembarangan memilih. Sebaiknya cari pahami terlebih dahulu berbagai informasi agar tidak menyesal dikemudian hari.
Nah, kali ini AutoFun ingin menyampaikan beberapa kesalahan membeli mobil bekas yang perlu Anda lakukan. Supaya tidak menyesal dikemudian hari.
Baca juga: Hindari Ditolak Leasing, Ini Syarat Kredit Mobil Baru maupun Bekas
Ketika ingin meminang sebuah mobil bekas, sebaiknya menggali informasi sebanyak-banyaknya, termasuk melakukan perbandingan mulai dari spesifikasi, jenis dan tipe mobil, hingga harga.
Apabila tidak mencari informasi dan membandingkannya, tentu saja ini bisa menghindari kerugian di kemudian hari. Adapun jika ingin mencari informasi Anda bisa melihatnya dengan mudah melalui internet. Termasuk aplikasi jual beli mobil bekas Carsome.
Sama seperti membeli mobil baru, ketika ingin melirik mobil bekas, maka proses pembayarannya bisa dilakukan dengan cara kredit. Maka dari itu, ketika sudah mengetahui spesifikasi dan banderol mobil bekas, maka tidak ada salahnya melakukan simulasi harga terlebih dahulu.
Dengan melakukan simulasi kredit, tentu saja ini bisa memberikan gambaran berapa pembayaran yang perlu dilakukan ke perusahaan pembiayaan atau leasing. Mulai dari besaran uang muka, cicilan per perbulan, tenor kredit, dan bunganya. Alhasil, kita bisa mempersiapkan budget yang dibutuhkan.
Sebaliknya jika tidak melakukan simulasi kredit, maka bisa saja besar cicilan bulanan akan menghabiskan dana kebutuhan harian. Alhasil, pengeluaran Anda jadi semakin membengkak.
Sudah seharusnya ketika membeli mobil bekas Anda perlu melakukan berbagai pengecekan baik dari body, mesin, fitur dan lainnya. Jika tidak mengetahui mobil atau mesin, Anda bisa membawa mekanik atau menyewa tim inspeksi mobil bersertifikat.
Jangan sampai Anda tidak melakukan inspeksi atau pengecekan pada mobil bekas. Disarankan lebih baik mengeluarkan uang di awal untuk menyewa mekanik ahli, daripada di kemudian hari Anda harus mengeluarkan banyak uang untuk perbaikan.
Membeli mobil bukan perkara mampu atau tidak. Namun Anda perlu mengetahui juga apakah setelah mengeluarkan uang dalam jumlah banyak untuk membelinya juga mempunyai dana buat biaya kepemilikan. Mulai dari biaya cicilan bulanan, servis, hingga pembayaran pajak tahunan dan 5 tahunan.
Pastikan dana bulanan Anda masih cukup untuk memenuhi kebutuhan lainnya. Jangan sampai ketika kita sudah punya mobil, namun kewajiban pembayaran lainnya, seperti listrik, kebutuhan rumah tangga, air, keamanan, jajan dan sekolah anak, serta masih banyak keperluan lainnya justru tidak terbayar.
Sudah sepatutnya ketika ingin membeli mobil, Anda harus melakukan uji coba atau tes drive. Tidak perlu ke sirkuit atau jalan tol untuk menjajal performa kendaraan. Cukup mengujinya di jalanan biasa, rasakan bagaimana tarikan mesin, suspensi, hingga kenyamanan di dalam mobil.
Jangan sampai Anda tidak melakukan test drive, karena hal itu akan beresiko dan siap mengalami penyesalan di kemudian hari. Dengan dilakukan test drive setidaknya bisa memastikan bahwa mobil yang hendak dibeli dalam kondisi baik-baik saja.
Ketika ingin membeli mobil bekas tidak ada salahnya melakukan negosiasi terlebih dahulu. Termasuk jangan melakukan negosiasi tanpa melakukan berbagai pengecekan.
Bicara soal negosiasi, sebelum bertemu dengan pembeli sebaiknya lakukan berbagai riset, dan sebagai awalan lakukan negosiasi melalui sambungan telepon. Karena saat Anda merasa tidak sesuai, maka cukup meninggalkannya.
Baca juga: Beli Mobil Bekas Tiba-tiba AC Bermasalah, Pilih Servis Apa Pasang Baru?
Sangat penting membeli mobil bekas tidak hanya melihat dari penampilannya. Tidak hanya sekedar melihat wujud yang mulus, tapi harus memeriksa lebih detail.
Selain itu, pastikan terlebih dahulu mobil jenis apa yang diinginkan. Jangan sampai Anda membutuhkan mobil keluarga dengan kabin besar, namun saat melihat mobil sedan bentuk elegan, Anda justru tergiur.
Sebaliknya, jika Anda ingin membeli sebuah citycar karena hanya akan digunakan untuk mobilitas harian, namun ketika melihat mobil SUV offroad yang gagah, Anda pun terlena. Dengan memahami apa kebutuhan Anda terlebih dahulu, Anda mengurangi risiko melakukan pembelian impulsif karena berdasarkan apa diinginkan, bukan apa yang dibutuhkan.
Satu hal penting lainnya saat membeli mobil bekas adalah mencari tahu riwayat kendaraan. Dengan melihat laporan riwayat kendaraan, Anda dapat memeriksa apakah mobil pernah bermasalah, kecelakaan atau hal lainnya.
Perlu dicatat, Anda jangan menyimpulkan kondisi mobil sangat baik karena sudah bisa dilihat. Ingat namanya mobil bekas, pasti pernah dipakai, dan berbeda dengan mobil baru.
Jika Anda menemukan penjual langsung atau bukan dealer, Anda juga bisa meminta buku pegangan pemilik atau catatan service (service recorder) untuk mengecek perawatan berkala di bengkel resmi. Apakah mobil bekas yang akan dibeli termasuk rajin di bawa ke bengkel untuk service atau tune up.
Hal penting yang jangan sampai dilupakan yaitu memeriksa dokumen seperti Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK), Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) dan pajak yang sudah dibayar.
Anda harus memastikan apakah dokumen di atas sesuai satu sama lain atau tidak. Jangan sampai mobil dan dokumen ternyata berbeda, apalagi sebenarnya tidak memiliki surat-surat alias bodong. Hal itu bisa lebih berbahaya.
Silahkan berburu mobil bekas!
Jaminan Kualitas Mobil
Garansi Satu Tahun
Jaminan 5 Hari Uang Kembali
Harga Pasti, Tidak Ada Biaya Tersembunyi
2019 Daihatsu TERIOS X 1.5
19.652 km
4,5 tahun
Jakarta
2017 Toyota AGYA G 1.0
10.656 km
6,5 tahun
Jawa Barat
2021 Suzuki ERTIGA GL 1.5
5.727 km
1,5 tahun
Jakarta
2019 Toyota CALYA G 1.2
16.171 km
4 tahun
Jawa Barat
2020 Honda BRIO RS 1.2
18.587 km
3 tahun
Jakarta