Truk Pertamina sering kita jumpai ketika mengantar BBM ke SPBU atau kembali ke depo. Kalian mungkin ada yang penasaran soal truk tangki Pertamina yang beroperasi di Indonesia. Mulai dari kemampuan truk ini bisa angkut semua jenis bahan bakar cair sekali jalan, hingga alasan kenapa knalpotnya ada di depan.
Baca juga:
Nissan Diesel Condor, Mantan Truk Medium Terlaris yang Tergusur Hino Ranger
Perjalanan Hino Ranger FF, Kiprah Calon Truk Medium Duty Terlaris di Indonesia
Tentu sebagai kendaraan pengangkut bahan bakar, Pertamina menunjuk beberapa vendor untuk merancang truk tangki sesuai kebutuhan maupun spesifikasi yang paling aman dengan kondisi jalanan Indonesia. Tentunya, spesifikasi antara truk Pertamina bakal berbeda dengan vendor untuk truk tangki ke Shell dan lainnya.
Lantas, apa sih hal menarik dari truk tangki Pertamina yang membuatnya cukup beda dari truk tangki di negara lain? Berikut ini ulasannya.
Knalpot merupakan suatu perangkat untuk menyalurkan emisi gas buang sisa pembakaran dari mesin. Kalau kita melihat truk Pertamina, pasti terlihat kalau ujung knalpotnya ada di bawah bemper depan. Posisinya tidak seperti truk pada umumnya yang ujung knalpot ada di kolong belakang, atau naik ke atas di belakang kabin truk.
Ruang bakar mesin suhunya bisa mencapai ratusan derajat celcius. Saat terjadi pembakaran, sisa emisinya dikeluarkan melalui knalpot. Nah, sisa gas dan hawa panas mesin tersebut juga ikut merambat ke sepanjang knalpot.
Nah, tak jarang knalpot mesin diesel bisa menghasilkan percikan api karena pembakaran yang kurang sempurna. Truk yang membawa bahan bakar baik cair atau gas LPG sangat rentan terjadi kebakaran dengan radiasi panas dan api di sekitarnya.
Knalpot adalah sumber panas yang berpotensi memercikkan api. Dengan demikian, oleh pihak karoseri ini penempatan knalpot sebagai saluran gas buang lantas dipindah ke bagian kolong bemper depan. Tujuannya supaya panas yang dihasilkan knalpot tidak menghasilkan radiasi hawa ke tangki.
Regulasi tersebut hanya ada di Indonesia karena bisa saja berbeda untuk negara lain. Untuk di Indonesia, sejauh ini hanya Pertamina yang masih setia dengan desain tersebut.
Kalian dapat mengenali truk Pertamina karena identitas warnanya yang kombinasi merah dan putih atau biru dan putih untuk truk pengangkut BBM industri. Ternyata, ada alasan kenapa pada bagian tangki ini dicat dengan warna dominan putih.
Untuk mengantisipasi panas, maka cat di bagian tangki pun umumnya berwarna putih. Tujuannya jelas karena warna tersebut dapat memantulkan spektrum panas matahari.
Itulah mengapa tangki bahan bakar umumnya dicat berwarna putih. Di sisi lain, hal tersebut juga bertujuan mencegah penguapan bensin seminim mungkin sebagai efek penyerapan panas yang sedikit.
Truk Pertamina tangkinya bisa diisi berbagai jenis bahan bakar cair. Materialnya dirancang supaya bisa mengangkut berbagai jenis BBM.
Dulu, truk tangki Pertamina ini hanya bisa digunakan mengangkut satu jenis bahan bakar saja. Seiring kemajuan teknologi, maka tangki kemudian memakai bahan logam yang tidak meninggalkan residu bahan bakar cair. Dengan demikian, jenis BBM yang diangkut sekali jalan, bisa terdiri dari beberapa jenis.
Misalnya saja truk dengan kapasitas 24.000 liter yang terdiri dari tiga kompartemen tangki, isinya bisa berbeda. Ini karena dalam tangki pun ada sekat untuk pembatas tiap kompartemen. Isinya bisa kombinasi Pertalite-Pertamax-Solar, atau kombinasi lain sesuai pemesanan dari pihak SPBU.
Kapasitas tangki pun bervariasi, untuk truk engkel biasanya memiliki tangki dengan volume 8.000 liter dan 16.000 liter. Untuk truk dengan head tractor alias trailer, kapasitasnya jauh lebih besar dengan kelipatan 8.000 liter, mulai dari 24.000-40.000 liter. Jadi bisa ada setidaknya tiga jenis bahan bakar yang berbeda.
Jaminan Kualitas Mobil
Garansi Satu Tahun
Jaminan 5 Hari Uang Kembali
Harga Pasti, Tidak Ada Biaya Tersembunyi
2019 Daihatsu TERIOS X 1.5
19.652 km
4,5 tahun
Jakarta
2017 Toyota AGYA G 1.0
10.656 km
6,5 tahun
Jawa Barat
2021 Suzuki ERTIGA GL 1.5
5.727 km
1,5 tahun
Jakarta
2019 Toyota CALYA G 1.2
16.171 km
4 tahun
Jawa Barat
2020 Honda BRIO RS 1.2
18.587 km
3 tahun
Jakarta