Seiring kemajuan teknologi, pabrikan otomotif terus berinovasi menciptakan transmisi yang kian responsif namun tetap mudah digunakan dan juga efisien soal konsumsi BBM. Transmisi otomatis pun semakin banyak dipilih konsumen karena praktis sehingga mendorong pabrikan untuk menciptakan beragam varian transmisi yang tak butuh pedal kopling tersebut.
Jadi secara garis besar transmisi otomatis akan terbagi lagi ke dalam beberapa varian, tergantung teknologi yang digunakan. Sebagai contoh antara transmisi otomatis konvensional dengan CVT pun rancang bangun transmisinya begitu berbeda walau sama-sama bekerja secara otomatis.
Baca juga:
Berikut Cara Menggunakan Transmisi AMT Agar Terasa Halus dan Nyaman
Tips Menggunakan Transmisi Otomatis di Jalanan Menurun. Perhatikan Hal-hal ini!
Pilihan Mobil Keluarga Bertransmisi Otomatis Rp235 Juta ke Bawah, Tertarik Membelinya?
Nah seperti apa teknologi transmisi otomatis yang umum digunakan dan hadir pada mobil di Indonesia? Berikut ini uraian dari masing-masing varian.
Transmisi matik konvensional ini menggunakan torque converter untuk mengubah tenaga mekanis mesin supaya bisa menjadi energi gerak dan mengirimkannya kepada drive shaft. Transmisi ini paling banyak digunakan di Indonesia. Matic AT umum digunakan oleh berbagai jenis mobil, mulai dari city car, sedan hatchback, MPV, hingga SUV.
Umumnya transmisi matic ini di brand Jepang hanya terdiri dari 4-percepatan. Namun pada sedan Eropa transmisinya disesuaikan dengan konfigurasi 7-percepatan hingga 9-percepatan. Posisi tuas transmisi otomatis biasanya disusun mengikuti format P-R-N-D-3-2-L.
Transmisi otomatis konvensional (AT) memiliki komponen utama berupa planetary gear unit, hydraulic control unit, dan torque converter. Mekanisme perpindahan giginya memakai mekanisme gesek dan tekanan oli transmisi. Planetary gear berfungsi untuk mengubah tingkat kecepatan dan torsi, seperti halnya pada roda gigi pada transmisi manual.
automated manual transmission (AMT) juga kerap dipakai oleh pabrikan mobil. Transmisi ini merupakan penggabungan antara transmisi manual, tanpa pengemudi menekan kopling. Sistemnya telah digantikan dengan aktuator elektronik.
Berbagai pabrikan memiliki sistem transmisi ini dengan nama berbeda. Suzuki misalnya, fitur ini dinamakan AGS dan pada brand Wuling dengan sebulan i-AMT di Cortez.
Transmisi ini pada masa awalnya dikembangkan pernah diadopsi oleh Ferrari di tahun 1988. Transmisi jenis ini cenderung lebih murah biaya produksinya ketimbang CVT, mirip seperti transmisi manual.
Itulah mengapa mobil yang menggunakan transmisi ini pun cenderung lebih terjangkau dari segi harga. Kelemahan AMT banyak yang berpendapat sebagai transmisi yang paling tidak nyaman. Pasalnya, saat perpindahan gigi ada jeda sehingga aliran tenaga mobil yang menggunakan AMT ini dirasa kurang responsif.
Transmisi DCT konsepnya mirip seperti AMT, yaitu manual yang diotomatiskan. Sesuai namanya, dual clutch transmission alias DCT merupakan jenis transmisi yang menggunakan dua unit kopling.
Secara teknis, kopling pertama terhubung dengan gear 1,3, dan 5 sedangkan kopling kedua terhubung dengan gear 2, 4, dan 6. Sehingga saat mobil masuk gigi 1 maka kopling kedua mempersiapkan gigi 2. Ketika mobil sudah di gigi 2 giliran kopling pertama yang mempersiapkan gigi 3 dan seterusnya.
Komputer atau ECU yang bekerja mengendalikan langsung perpindahan gigi. Dengan sistem ini maka perpindahan gigi berlangsung relatif cepat serta mampu mengurangi power loss tanpa selip. Proses perpindahan antar gigi transmisi semakin singkat dan halus, juga dapat menghemat bahan bakar dan semakin mudah dioperasikan.
Biasanya mobil yang memakai transmisi DCT adalah mobil-mobil pabrikan asal Eropa seperti Volkswagen dan Porsche. Dari segi biaya, membangun transmisi otomatis dual clutch juga lebih mahal ketimbang girboks otomatis konvensional biasa.
CVT atau continuously variable transmission adalah transmisi otomatis dengan memanfaatkan sabuk baja yang menghubungkan pulley primer dan sekunder.
Pulley membentuk rasio yang berubah-ubah secara otomatis menyesuaikan kebutuhan torsi ketika mengemudi. Rasio sabuk baja yang menghubungkan pulley premier dan sekunder ini bisa berubah menyesuaikan kecepatan dengan tenaga maupun torsi.
Jenis transmisi yang satu ini semakin banyak digunakan oleh pabrikan kendaraan. Alasannya karena CVT bisa menekan konsumsi bahan bakar karena bekerja pada putaran mesin yang relatif rendah.
Sistem kerja tadi membuat proses percepatan dari kendaraan akan lebih konstan, bebas dari hentakan seperti pada matic konvensional. Pengendara akan merasakan perpindahan level kecepatan yang lebih halus sehingga terasa nyaman.
Jaminan Kualitas Mobil
Garansi Satu Tahun
Jaminan 5 Hari Uang Kembali
Harga Pasti, Tidak Ada Biaya Tersembunyi
2019 Daihatsu TERIOS X 1.5
19.652 km
4,5 tahun
Jakarta
2017 Toyota AGYA G 1.0
10.656 km
6,5 tahun
Jawa Barat
2021 Suzuki ERTIGA GL 1.5
5.727 km
1,5 tahun
Jakarta
2019 Toyota CALYA G 1.2
16.171 km
4 tahun
Jawa Barat
2020 Honda BRIO RS 1.2
18.587 km
3 tahun
Jakarta