Berburu mobil keluarga 7-seater kini begitu banyak opsi yang tersedia, mulai dari mobil baru hingga unit bekas. Salah satu model yang menarik untuk jadi incaran ialah Mazda Biante. Dengan image premium Mazda, kalian harus tahu kelemahan Biante sebagai mobil bekas.
Mazda Biante pertama kali diluncurkan tahun 2012 yang hadir dengan desain dan dimensi yang menarik. Mobil ini berwujud MPV dengan desain boxy, dengan pintu baris keduanya memakai model sliding otomatis. Desainnya sporty dengan banyak garis tegas yang mengalir sesuai bahasa desain Nagare.
Baca juga:
Kelebihan dan Kelemahan Mazda Biante Bekas, MPV JDM yang Harganya Kini Setara LCGC
Cari MPV Keluarga? Lirik Mazda Biante, MPV Roti Tawar Saingan Voxy yang Mulai Terlupakan
Mazda Biante ini sebenarnya adalah penerus dari E2000 yang pernah populer di penghujung dekade 1990-an. Pada tahun 2008 Mazda merilis Biante untuk Jepang. Awalnbya menggunakan konfigurasi yang sama dengan generasi E2000 (8-seaters, FWD, 2xxx displacement), tetapi dengan platform yang baru.
Mazda Biante direkomendasikan bagi yang mengincar kenyamanan dan kabin yang lapang. Harga bekasnya kini cukup terjangkau mulai dari Rp130 jutaan untuk tipe standar hingga Rp230jutaan untuk tipe Skyactiv.
Biante disebut sebagai salah satu MPV bekas yang minim keluhan meski saat ini sudah berusia lebih dari 7 tahun. Lantas, apa saja kelemahan dari Mazda Biante bekas yang harus diwaspadai sebelum membeli? Berikut ini uraiannya.
Mazda Biante versi awal, yaitu keluaran 2012 mesinnya belum menggunakan Skyactiv. Biante masih menggunakan mesin MZR LF-VD DOHC i4 DISI dengan kapasitas 2000 cc. Mesinnya berteknologi DOHC, SV-T (Sequential Valve Timing) dan ETC (Electronic Throttle Control) dengan output 150 ps, bertransmisi otomatis 5 percepatan.
Bicara efisiensi bahan bakar, nampaknya Mazda Biante tidak efisien alias boros. Berdasarkan pengujian beberapa media otomotif nasional saat dulu diluncurkan, rute dalam kota diraih di angka 6,5 km/liter, sedangkan rute luar kota 8 km/liter.
Kemudian pada 2013 Mazda Biante mengalami facelift dan mendapat mesin baru dengan teknologi Skyactiv. Mesin PE-VPS berkapasitas 2.000cc empat silinder N/A SkyActiv G mampu menghasilkan tenaga puncak 150 PS dan torsi maksimum 190 Nm. Tenaga diteruskan ke transmisi otomatis 6 pilihan percepatan Skyactiv-Drive.
Dengan teknologi Skyactiv membuat efisiensi bahan bakar sedikit lebih rendah dan torsi yang didapatkan di rpm lebih tinggi. Klaim Mazda dulu menyebut bila Biante mampu mencatatkan angka keiritan 13,5 km/liter. Tenaga segitu tidak bisa disebut istimewa dan hanya sekedar pas-pasan bila melihat postur mobil yang bongsor.
Nah, bicara mesin baru dengan Skyactiv ini yang harus diperhatikan ialah tidak ada suara ngelitik. Pasalnya Biante diharuskan menenggak bensin minimal RON 92 alias Pertamax. Hanya saja banyak pemilik yang justru memaksakan penggunaan Pertalite bagi kendaraan mereka.
Kerusakan ini biasanya terjadi akibat kerusakan modul transmisi, yang disebabkan oleh oli transmisi yang tercampur dengan air. Untuk tindakan pencegahan, disarankan ganti oli transmisi setiap 20 ribu kilometer. Untuk penggantiannya, hanya mengganti oli di bagian carter.
Sebab modul transmisi Biante posisinya terendam oli didalam girboks. Jika sudah rusak, menggantinya perlu satu set dengan valve control, bisa seharga Rp10 Juta-Rp14 Juta.
Kalian jangan langsung menganggap Biante ini bisa jadi setara Alphard. Pasalnya MPV ini kelasnya seperti Toyota NAV1 alias di bawah Alphard. Untuk itu, fitur yang tersedia pun tidak semewah yang dibayangkan.
Dikutip dari forum Seraya Motor, Biante ini tidak memiliki sunroof ataupun sekedar panoramic roof. Kemudian, fiturnya juga serba nanggung.
Biante sudah keyless tetapi gak ada tombol ignition. Selain itu, interiornya minim soft touch karena masih banyak panel plastik kerasnya. Rel kursi juga harus ditutup karpet tambahan supaya tidak terlihat seperti lantai bus.
Desain interior dan dashboard Biante cukup kontras dengan eksteriornya, boring, terasa lawas, dan nggak mewah. Tidak ada aksen kemewahan di interior Biante seperti panel krom atau wood panel.
Untuk ukuran MPV kelas menengah atas, parking brake masih manual yang posisinya di kaki dan bukan yang tombol elektrik, sehingga menganggu kenyamanan berkendara bagi yang tidak terbiasa.
Jaminan Kualitas Mobil
Garansi Satu Tahun
Jaminan 5 Hari Uang Kembali
Harga Pasti, Tidak Ada Biaya Tersembunyi
2022 Toyota AGYA GR SPORT 1.2
5.751 km
1 tahun
Jawa Barat
2020 Honda BRIO SATYA E 1.2
15.855 km
2,5 tahun
Jakarta
2020 Honda BRIO SATYA E 1.2
16.096 km
3 tahun
Jawa Barat
2021 Toyota AGYA GR SPORT 1.2
14.892 km
2 tahun
Jawa Barat
2021 Daihatsu ROCKY X 1.2
13.726 km
1,5 tahun
Banten