Masih ingat dengan mobil Smart Fortwo yang berukuran mungil seperti Wuling Air ev namun hanya bisa diisi oleh dua orang?
Ya, kabar terbaru, mobil mungil asal Jerman itu akan kembali ke Indonesia setelah bertahun-tahun menghilang.
Hal ini diumumkan oleh PT Mercedes-Benz Distribution Indonesia (MBDI) yang memastikan diri bakal memeriahkan ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2024 yang berlangsung di ICE BSD, Tangerang, Banten, 17-28 Juli 2024.
Selama pameran jenama asal Jerman tersebut akan meluncurkan tiga mobil terbaru yang bakal dipasarkan di Indonesia.
Menurut Sales and Marketing Director PT MBDI Kariyanto Hardjosoemarto, ketiga mobil yang diluncurkan tersebut adalah All New E-Class, AMG C63 dan AMG GLC 43 Coupe.
Namun selain itu, Kariyanto menyebutkan bahwa Mercedes-Benz akan menghadirkan kejutan lainnya.
"Kami akan kenalkan kembali Smart dan membawa Smart Brabus," ungkap Kariyanto, saat ditemui beberapa waktu lalu.
Namun sayangnya Kariyanto memang belum menjabarkan lebih detail mengenai tipe mobil Smart apa yang dimaksud akan hadir di Indonesia khususnya pada ajang GIIAS 2024.
Namun begitu, unit Smart yang ada saat ini sudah sangat berbeda dengan dulu.
Bahkan kabarnya, Smart yang dimaksud adalah #1 Brabus, dimana mobil ini hasil kolaborasi dengan rumah modifikasi Brabus.
Untuk detail soal Smart hingga ada embel-embel Brabus, lihat rangkumannya di bawah ini.
Baca juga: 4 Susuk Pemikat Mercedes-Benz GLA 200 AMG 2018, Harga Bekas di Bawah Rp500 Juta
Bagi para petrolhead di Indonesia, pasti sudah pernah mendengar merek Smart.
Ya, sejatinya brand Smart memang pernah masuk dan dijual di pasar otomotif nasional antara tahun 2010-2014.
Mobil Smart juga dikenal dengan perawakan yang mungil, seperti keberadaan Smart Fortwo, yang ukurannya mungil setara atau mobil-mobil listrik jenis micro car saat ini.
Jauh sebelum masuk Indonesia, awal mula kemunculan Smart diperkirakan muncul pada tahun 1992.
Namun diketahui, pada tahun 1982, seorang pria bernama Nicholas Hayek yang merupakan pelopor jam asal Swiss, Swatch, ingin memiliki ide untuk mengembangkan strategi manufaktur otomotif agar sepopuler jam tangan Swatch.
Hayek menginginkan sebuah mobil lebih personal dan disatu sisi industri otomotif telah mengabaikan konsumen potensial yang menginginkan city car kompak berukuran kecil, namun tetap stylish.
Dalam hal ini, Hayek resah dan menyadari sebuah mobil yang beredar kala itu memiliki bentuk yang cukup besar, namun penumpangnya tergolong sedikit.
Menurut Hayek, mobil yang besar membuang banyak ruang dan material, sehingga dia merasa hal tersebut tidak diperlukan, karena dapat berimbas pada pencemaran lingkungan.
Baca juga: Daftar Mobil Baru di GIIAS 2024, Banyak Mobil China Diluncurkan
Berkaca dari hal tersebut, Hayek merasa harus ada solusi, untuk mobil masa depan, dimana mobil harus pintar untuk mengatasi masalah.
Waktu bergulir, Hayek dan tim di perusahaan merancang sebuah mobil, yang komposisi tempat duduk untuk dua orang dan menggunakan mesin hybrid agar ramah lingkungan.
Saat rancangan desain sedang berjalan, Hayek justru merasa khawatir pabrikan lain justru terancam oleh Swatch Mobile.
Ketimbang bersaing secara langsung, Hayek justru memilih mengajak pabrikan otomotif yang sudah dulu berkembang.
Konon, bermodal kepercayaan dan nama besar dari merek jam Swatch, Hayek mengajukan ide mobil listrik berkualitas, biaya rendah dan tentunya ramah lingkungan kepada Volkswagen pada 3 Juli 1991.
Namun siapa sangka ide tersebut tak terwujud, dan gagasan tersebut ternyata pernah ditolak beberapa pabrikan otomotif lainnya, seperti BMW, Fiat, General Motors dan Renault.
Hingga akhirnya, Daimler-Benz AG melalui Mercedes-Benz menyampaikan kesepakatan hingga munculnya nama Smart.
Sekadar informasi, nama Smart sendiri bukan murni diambil dari kata pintar dalam Bahasa Inggris, melainkan ada singkatannya yaitu S untuk Swatch, M untuk Mercedes dan Art karya seni agar terwujud mobil ini.
Sementara itu logo Smart yang memiliki bentuk huruf c dan panah, diketahui memiliki arti Cute dan Compac (imut & kompak), serta berpikiran maju.
Benar saja, pada tahun 1994, muncul perusahaan Micro Compact Car AG (MCC) di Biel, Swiss, dimana perusahaan ini berada di bawah payung Daimler-Benz dan Société Suisse de Microélectronique et d’Horlogerie (SMH SA).
Dari kemitraannya itu, Hayek mendapatkan saham sebanyak 49 persen, sedangkan 51 dimiliki oleh Daimler-Benz.
Baca juga: Siap Catatkan Rekor Muri, Jambore Nasional Mercedes-Benz Club Indonesia Ke-19 Bakal Dihelat di Bali
Kala itu, Hayek bercita-cita bahwa mobil masa depan tak memiliki body besar, karena target audiensnya adalah sebuah city car yang ringan dan lincah untuk di perkotaan.
Dia juga mengatakan jika pemilik mobilnya adalah kaum muda, masih lajang, dan pasangan yang tidak memiliki anak.
Namun mimpi Hayek ternyata buyar tidak sesuai harapan dan tak sesuai ekspektasi yang dibayangkan.
Pasalnya, mobil yang dikonsepkan masih menggunakan mesin pembakaran internal, bukan motor listrik yang dianggap lebih ramah lingkungan, sesuai awal perencanaan.
Akibatnya, Hayek kecewa, menjual seluruh sahamnya, setelah bisnis mobil Smart diluncurkan.
Sebaliknya, Mercedes beranggapan, bahwa saat itu yang diinginkan Hayek belum bisa direalisasikan.
Micro Compact Car AG atau MCC juga bergangti, menjadi smart GmbH, dan sepenuhnya diakui oleh DaimlerChrysler pada tahun 2006, sekaligus menjadikan smart sebuah brand dari divisi mobil Mercedes-Benz.
Tepat tahun 1997, atau di Frankfurt Motor Show, Micro Compact Car menghadiri City Coupe.
Setahun kemudian, dimana Indonesia sedang mengalami krisis moneter, di belahan dunia lain, Paris Motor Show 1998 akhirnya Smart dirilis.
Kenapa Paris? Ini karena Prancis, khususnya Hambach jadi tempat perakitan Smart.
Adapun tepat pada Oktober 1998, Smart sebutan mobil tersebut resmi meluncur, dan cukup mendapatkan perhatian di sembilan negara di Eropa.
Smart Fortwo jadi mobil yang banyak disebut, selang setahun, muncul lagi produk bergaya Coupe, selanjutnya Cabriolet, serta Crossblade
Tak sampai disitu, ada juga Smart juga menghadirkan jenis Roadster dan Roadster Coupe.
Bahkan, konsep mobil mungil berkapasitas dua penumpang, pada tahun 2004 ikut berubah menjadi mobil empat pintu yang juga disebut Smart Forfour hasil kolaborasi dengan Mitsubishi.
Tak sampai disitu, ada juga model mobil Smart yang bergaya SUV dan disebut Smart Formore.
Smart Fortwo pada dasarnya sempat menjenguk tepat di ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) 2008.
Namun selang dua tahun, Smart Fortwo resmi meluncur di Indonesia yang dibawa langsung oleh PT Mercedes-Benz Indonesia.
Hingga akhirnya di awal Januari 2011, Smart Fortwo resmi dijual dengan tiga model, yaitu Pure Coupe, Passion Coupe, dan Passion Cabriolet.
Untuk harga mobil on the road Jakarta, paling termurah berkisar Rp219 juta.
Hanya saja, usia Smart di Indonesia tergolong tidak panjang, karena penjualannya cukup lesu, termasuk di beberapa negara.
Di Indonesia, jika melihat kurs saat itu, Harga mobil Rp200 jutaan memang sangatlah mahal. Terlebih mobil ini berstatus diimpor utuh.
Hingga akhirnya, pada tahun 2014, Smart pamit dan mengobral mobil mungilnya.
Oia, meski pamit di Indonesia, Daimler sebenarnya sudah lama masuk pasar China, hingga akhirnya Daimler AG justru melakukan PDKT dengan merek China, Geely Holding.
Hingga akhirnya Daimler mendapatkan suntikan dana dari Geely, mencapai 500 juta Euro, termasuk untuk mempertahankan merek Smart.
Berkat suntikan dana dan kolaborasi ini, muncullah nama Smart #1, dan mobil tersebut dilengkapi teknologi listrik.
Tak sampai disitu, pada April 2023, Smart mengumumkan model keduanya, yaitu Smart #3.
Menariknya lagi, Smart, Mercedes-Benz, dan Geely berkolaborasi dengan rumah modifikasi dari Jerman, Brabus.
Dikabarkan, Smart yang akan dibawa ke Indonesia tepat di ajang GIIAS 2024 nanti sudah hasil modifikasi dengan Brabus.
Ehm, jadi nggak sabar pengen liat wujudnya.
Jaminan Kualitas Mobil
Garansi Satu Tahun
Jaminan 5 Hari Uang Kembali
Harga Pasti, Tidak Ada Biaya Tersembunyi
{{variantName}}
{{expSellingPriceText}}
{{carMileage}} km
{{registrationYear}} tahun
{{storeState}}