Nama Scania hingga saat ini menjadi simbol merek bus kelas atas di Indonesia. Cukup banyak perusahaan otobus yang menggunakan sasis asal Swedia ini, dan biasanya digunakan sebagai armada kelas atas. Sebelum era tronton seperti sekarang, Scania mulai memikat penumpang dengan seri K114ib dan K124iB yang masuk pada 2004.
Scania Aktiebolag (AB) adalah sebuah pabrikan besar yang didirikan sejak tahun 1891 di Malmo, Skane, Swedia. Scania sendiri kini memiliki banyak pabrik yang tersebar mulai dari Swedia, Prancis, Belanda, Argentina, Brazil, Polandia dan Russia.
Merek asal Swedia ini termasuk pemain baru di segmen kendaraan niaga di Indonesia. Scania hadir melalui Astra International selaku distributor. Kehadirannya disambut baik oleh para operator maupun pelanggan setia pengguna bus antar kota.
Sebelum ada Scania, baru Mercedes-Benz merupakan merek Eropa yang merajai penjualan kendaraan berjenis bus. Volvo yang sudah cukup lama hadir pun tak bisa sesukses Scania. Hal ini terbukti dari banyak perusahaan otobus besar yang memborong chasis ini meskipun harga chasisnya yang relatif lebih mahal dibanding merek lain.
Merek berlogo seekor Griffin (makhluk mitologis bertubuh singa tetapi bersayap dan berkepala rajawali.) ini masuk ke pasar Indonesia di tahun 2000-an. Pada era tersebut, Scania ini seolah menjadi simbol status dari perusahaan otobus yang memakainya.
Harganya yang mahal meningkatkan prestise dan pastinya tingkat kenyamanan penumpang. Tak heran, hanya segelintir perusahaan yang memakai merek berlogo Griffin ini, dan biasanya perusahaan kawakan. Sebut saja Safari Dharma Raya (OBL), Harapan Jaya, Kramat Djati, Nusantara, dan Putra Remaja untuk di pulau Jawa.
Lantas seperti apa sih sosok sasis mewah ini? Mari kita bahas profil Scania K114ib dan K124iB ini.
Bus Scania K114ib dan K124iB, Duet Sasis Mahal Simbol Kenyamanan dan Performa
Scania ini menjadi paket komplit bila digunakan sebagai armada bus antar kota alias bus malam. Sebab, bus ini punya tenaga paling besar di antara bus lain dan telah dibekali dengan suspensi udara bawaan pabrik. Tak heran kalau larinya paling kencang, dan biasanya digunakan untuk mengisi bus kelas eksekutif atau super eksekutif.
Makin Istimewa lagi, sasis bus ini dibuatkan body yang hits pada masa itu. Adi Putro jadi karoseri langganan para perusahaan otobus, dengan body tipe setra dan Van Hool yang merupakan pesanan khusus dari Safari Dharma Raya.
Performa Bus Scania K114ib dan K124iB di Atas Rata-rata
Scania ini juga kerap disebut sebagai bus pelari karena tenaganya yang melimpah, paling besar di antara bus lain. Sebagai perbandingan, Mercedes-Benz memiliki sasis 1521 dengan tenaga 210 Ps dan 1525 bertenaga 245 ps. Sementara itu, Hino mengandalkan Hino RG dengan tenaga 240 Ps.
Adapun Scania K114ib menggunakan mesin Diesel Scania DC11 yang berkapasitas 10641 cc. Mesin ini mampu menyemburkan tenaga maksimal hingga 340 hp dan torsi maksimal hingga 1.600 Nm.
Sedangkan Scania K124iB dibekali dengan mesin yang lebih besar yaitu berkode DC12. Mesin diesel turbo intercoler berkapsitas 11.705 cc dan mampu menyemburkan tenaga maksimal hingga 360 hp, dan torsi maksimal 1.600 Nm. Keduanya jadi bus dengan tenaga paling jumawa pada eranya.
Scania pun sukses menancapkan image sebagai chasis bus kelas premium, mewah dan bergengsi. Scania juga yang termasuk merek yang mempelopori penggunaan suspensi udara atau air suspension. Sementara itu, merek lain yang lebih laris seperti Mercedes-Benz atau Hino belum memakainya.
Tak kalah menarik, Scania K124iB saat itu ada varian yang telah memakai transmisi otomatis. Selain itu, fiturnya juga modern seperti dilengkapi ABS, EBS, Traction Control, dan Retarder. Untuk transmisi manualnya memakai 7-speed manual Comfort Shift.
Kiprah Scania K114ib dan K124iB berakhir pada 2011 saat United Tractors selaku distributor resminya menghadirkan tipe K380iB dengan mesin 380 hp.
Kesimpulan
Scania K114ib dan K124iB sukses diterima oleh penguasa otobus dan pengguna bus sebagai merek yang mewah dan kaya fitur kenyamanan. Keberhasilannya di kemudian hari menjadi inspirasi dari merek lain untuk menghadirkan sasis premium dengan tenaga besar.
Sisa-sisa kejayaan Scania K124iB masih bisa kita nikmati di kawasan Jawa Tengah dan Jakarta. PO Nusantara masih mengoperasikannya sebagai armada kelas patas untuk rute Semarang-Yogyakarta dan Semarang-Purwokerto. Sementara itu, Kramat Djati masih memakai untuk rute Jakarta/Bekasi menuju Bogor.