Angka Penjualannya Terus Turun, Ini Dua Kekurangan Honda BR-V Yang Siap Berganti Model
Adit · 20 Sep, 2021 19:00
0
0
Pemberitaan media otomotif nasional tengah berpaku pada mobil baru Honda BR-V 2022. Ya, model ini sejatinya telah dinantikan sejak lama oleh masyarakat Indonesia. Pasalnya sejak dikenalkan 2015 lalu, Honda belum merilis generasi terbaru mobil tersebut.
Akhirnya berdasarkan undangan resmi dari Honda Prospect Motor (HPM) yang masuk ke redaksi AutoFun Indonesia, mobil yang digadang-gadang akan tampil sebagai all newHonda BR-V 2022 siap melakoni debut perdananya di dunia pada 21 September 2021.
Ubahannya akan radikal. Sosok Honda BR-V 2022 bakal menjadi sosok SUV yang 'naik kelas'. Selain karena tampilannya yang lebih gagah, mobil anyar ini juga akan bertabur fitur baru yang lebih modern dan tak dimiliki para kompetitor.
Realisasi wujudnya bakal berdasarkan model konsep Honda N7X yang beberapa waktu dikenalkan pabrikan. Namun HPM masih malu-malu menyatakan bahwa purwarupa tersebut menjadi cikal bakal BR-V versi terbaru.
Besar harapannya lewat ubahan ini menjadikan Honda BR-V 2022 lebih bisa diterima pasar. Sebab bila ingat, pamor Honda BR-V generasi awal hanya moncer di tahun pertamanya. Selebihnya dari tahun ke tahun, taji Low SUV tersebut kian menurun.
Makanya jangan heran bila sejak 2018, media nasional sering mengangkat topik mengenai: kapan mobil tersebut akan disegarkan, bagaimana strategi Honda menyikapi tren penjualan BR-V yang terus menurun, dan bagaimana prospek mobil tersebut ke depannya.
Business Innovation and Sales & Marketing Director PT HPM, Yusak Billy kala itu menuturkan, pembaruan model termasuk Honda BR-V 2022 masuk dalam pertimbangan, hanya saja Billy tak bersedia menjelaskan lebih jauh.
"Tentunya harus melihat kondisi pasar dan kebutuhan konsumen. Waktunya kapan kita selalu melihat, jadi sabar saja," terangnya.
Model Penyegaran Honda BR-V Tak Mampu Dongkrak Penjualan
Honda pun coba melancarkan strategi lewat model baru BR-V berupa update fitur pada 2018, serta peluncuran facelift setahun kemudian. Namun sayangnya tak mampu mendongkrak penjualan jagoan Honda di segmen Low SUV.
Popularitasnya malah cenderung terus meredup. Padahal setahun diluncurkan, pabrikan bisa menjual hampir 40 ribu unit. Sepanjang 2016, HPM bisa mendistribusikan 39.482 unit Honda BR-V ke diler. Tapi menurun pada 2017 sebanyak 35.430 unit.
Trennya terulang lagi pada 2018 dan 2019, masing-masing cuma tersuplai ke jaringan penjualan sebesar 24.373 dan 15.318 unit. Puncaknya pada 2020, bersamaan kondisi pandemi, distribusinya mengalami koreksi yang cukup dalam hanya sekitar 5.668.
Lalu sepanjang Januari hingga Juli 2021, baru ada 1.352 Honda BR-V yang dikirimkan ke diler. Oleh karena itu trennya sejak meluncur selalu melandai.
Dua Kekurangan Honda BR-V
Keunggulan Honda BR-V dibanding kompetitor karena pakai matic CVT yang terkenal irit bahan bakar dan halus pengeoperasiannya, sampai pilihan transmisi manual 6 percepatan, rupanya tak mampu menjadikannya seling point.
Semua itu boleh dibilang tertutupi oleh kekurangan Honda BR-V, yang kemungkinan menjadi penyebab performa penjualannya terus anjlok. Pertama, soal desain dan tampilannya yang tak ada bedanya dengan Mobilio. Maklum, ini karena BR-V memang dibuat dari platform yang sama.
Sederhananya adalah Honda Mobilio yang di-SUV-kan, sehingga cuma penampilannya yang dirombak lebih elegan, kuat unsur petualangnya, serta lebih gagah. Sedangkan desain interior, dibuat mirip, jadinya tak begitu istimewa. Tak lebih keren dari Brio bahkan, karena pakai rancang bangun yang sama.
Soal banderol harga yang ditawarkan terlalu tinggi, juga menjadi poin kedua yang jadi pertimbangan. Lewat penampilan tadi, Honda BR-V harus ditebus paling mahal Rp279 jutaan, lebih mahal dari rival terkuatnya, Toyota Rush yang berada di kisaran Rp266 jutaan.
Oleh karena itu kecenderungannya jika budget kurang akan lebih realistis pilih Honda Mobilio, sedangkan bila punya dana lebih dan mau fitur maupun, desain yang lebih menarik, maka Honda HR-V pilihannya. Bahkan, karena banderol sang rival Toyota Rush atau Daihatsu Terios lebih murah, banyak konsumen yang lebih memilih mobil bermodel SUV tersebut.
Andai perawakan Honda BR-V dibuat berkarakter SUV lebih kuat, tak sebatas Low MPV yang dipoles mukanya, pakai suspensi yang mendongkrak ketinggiannya, desain dashboard berbeda dari Mobilio atau Brio, serta harga jual yang tak terpaut jauh dari kompetitor, rasa-rasanya BR-V sangat berpeluang merebut tahkta puncak segmen Low SUV di Indonesia.