Apa Iya Cruise Control Bisa Bikin Mobil Lebih Irit BBM? Ini Faktanya
Prasetyo · 1 Des, 2022 14:08
0
0
Fitur cruise control kini semakin banyak diterapkan di mobil-mobil keluaran terbaru. Bahkan beberapa diantaranya ada yang berupa Adaptive Cruise Control (ACC) yang termasuk dalam paket sistem ADAS (Advanced Driver Assistance System), Toyota Safety Sense (TSS), Advanced Safety Assist (ASA), atau Honda Sensing.
Selain memberikan kenyamanan dalam berkendara, cruise control dianggap bisa menekan konsumsi bahan bakar mobil tersebut. Dengan harga BBM (Bahan Bakar Minyak) yang semakin tinggi, tentunya menarik untuk membahas fitur berkendara yang satu ini.
Apa iya cruise control terbukti bisa bikin mobil lebih irit BBM? Berikut penjelasannya yang kami kutip dari Autofun Thailand.
Kalau bicara harga BBM di Indonesia, paling murah adalah Bio Solar yang harganya Rp6.800 per liter. Lalu ada juga Pertalite yang masih sama-sama BBM Pertamina. Harga Pertalite kini Rp10.000 /liter. Tapi ini untuk BBM subsidi yang harganya bisa jadi tidak akan naik dalam beberapa bulan hingga satu tahun ke depan.
Tapi kalau mau BBM non subsidi jenis RON 92 ke atas, maka harganya mulai dari Rp13 ribuan per liter. Namun harga BBM non subsidi ini bakal terus berfluktuasi mengikuti harga minyak dunia. Jadi bisa saja sewaktu-waktu naik terus.
Nah ternyata di Inggris para pengemudi disarankan menggunakan satu fitur yang bisa menghemat konsumsi BBM. Fitur tersebut adalah cruise control.
Kemudian sebuah studi dari Natural Resources Canada menemukan fakta bahwa fitur untuk menahan laju kendaraan secara konstan itu dapat mengurangi konsumsi bahan bakar hingga 20%.
Walau penelitian resmi sudah dilakukan, tetapi Eugene Herbert, CEO MasterDrive Driving School mengatakan kalau terus menerus mengaktifkan fitur tersebut akan mengalami beberapa konsekuensi.
"Jika Anda Anda terus-menerus mengemudi di tanjakan yang curam, cruise control akan bereaksi lebih lambat daripada pengemudi." katanya. Kemudian fitur ini juga akan berbahaya ketika berkendara di lalu lintas padat.
"Kami tidak menyarankan mengakatifkannya di dalam lalu lintas padat. Dan kalau pengemudi tetap mengaktifkannya terus menerus di kemacetan, mungkin sistem tersebut tidak banyak membantu," lanjut Herbert.
Sebenarnya, studi dari Natural Resources Canada juga memberikan catatan penting. Yaitu konsumsi BBM bisa irit kalau fitur tersebut membuat mobil melaju secara stabil secara terus menerus dalam waktu lama dengan kecepatan diset antara 110 km/jam hingga 120 km/jam. Tapi kalau kecepatannya lebih dari 120 km/jam maka efek efisiensinya tidak terlihat.
Lalu bagaimana dengan fitur ACC yang lebih canggih? Sebuah studi di Eropa pada tahun 2012 ternyata juga sudah meneliti sistem ini dengan efeknya terhadap konsumsi BBM mobil.
Fitur yang meggunakan sensor untuk menyesuaikan kecepatan kendaraan berdasarkan kondisi lalu intas itu memang bisa menghemat konsumsi BBM. Namun dalam pengujian di jalan raya, penghematannya cuma 3% dna dianggap snagat kecil.
Menurut penelitian itu, pengemudi yang berkendara secara konstan, tidak agresif, dan mengurangi akselerasi serta berhenti yang sering, terbukti lebih bida menghemat BBM daripada hanya mengandalkan fitur elektornik di mobil.
Nah gimana menurut pendapat kalian? Setuju gak dengan studi ini?
Menggeluti bidang jurnalistik otomotif sejak 2009 selaras dengan hobinya dalam memodifikasi mobil. Apalagi karakteristik yang berbeda dari setiap kendaraan yang dibuat oleh masing-masing pabrikan, terus menumbuhkan minatnya di dunia otomotif hingga saat ini.