Bukan Cuma Sediakan BBM, Pertamina Siap Ikut Bangun Pabrik Baterai EV di Indonesia
Prasetyo · 26 Jan, 2023 10:05
0
0
Ketersediaan nikel membuat banyak perusahaan ingin membangun pabrik baterai EV di Indonesia. Begitu pula Pertamina yang selama ini memproduksi Bahan Bakar Minyak (BBM) dan pelumas (oli).
Hal tersebut merupakan langkah PT Pertamina (Persero) untuk berperan secara signifikan dalam mengembangkan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Demikian diungkapkan Nicke Widyawati, Direktur Utama Pertamina melalui keterangan tertulisnya.
Menurut dia, Pertamina memiliki infrastruktur yang bisa dioptimalkan untuk penetrasi EV. Selain itu, perusahaan plat merah ini juga memiliki data segmentasi karakteristik, mobilitas, dan kemampuan membeli dari masyarakat.
Pertamina Bangun Pabrik Baterai EV Manfaatkan Pasokan Nikel
Masih menurut Nicke, keinginan membangun pabrik baterai EV untuk pasar domestik lantaran cadangan nikel di Indonesia yang cukup besar. "Kami yakin dengan cadangan nikel di Indonesia, kami bisa memproduksi baterai dan meningkatkan penetrasi EV," ucapnya.
Komitmen ini kata dia, sejalan dengan rekomendasi yang diajukan oleh Gugus Tugas Energi, Keberlanjutan dan Iklim B20 (Business 20-Task Force Energy, Sustainability, and Climate / B20-TF ESC). Satu diantaranya mengajukan rekomendasi kebijakan untuk mempercepat pengembangan ekosistem kendaraan listrik (EV).
Jaringan infrastuktur yang dimiliki Pertamina, sebut Nicke, juga akan mempermudah penyebaran baterai EV untuk kebutuhan masyarakat. Hal tersebut lantaran Pertamina memiliki lebih dari 7.400 SPBU, 6.100 Pertashop, dan 63.000 outlet LPG.
"Pertamina juga siap berkolaborasi dengan pihak lain dari berbagai negara untuk mengembangkan baterai EV dan mengoptimalkan infrastruktur yang dimiliki," lanjut Nicke.
Demi mempercepat pengembangan ekosistem kendaraan listrik, Pertamina mengajukan beberapa rekomendasi kebijakan. antara lain percepatan penggunaan energi berkelanjutan, memastikan transisi yang adil dan terjangkau, serta meningkatkan ketahanan energi.
Selain itu, Nicke juga menyoroti perlunya pembiayaan, terutama dari negara maju. Mengingat transisi energi ke energi terbarukan membutuhkan investasi modal yang sangat besar. Sehingga diperlukan dukungan investasi dari negara maju.
Menggeluti bidang jurnalistik otomotif sejak 2009 selaras dengan hobinya dalam memodifikasi mobil. Apalagi karakteristik yang berbeda dari setiap kendaraan yang dibuat oleh masing-masing pabrikan, terus menumbuhkan minatnya di dunia otomotif hingga saat ini.