Bus saat ini menjadi salah satu sarana transportasi yang naik daun seiring rampungnya proyek tol Trans Jawa dan Trans Sumatera. Untuk saat ini, bus bermesin belakang populasinya jauh lebih banyak daripada versi mesin depan, apa sih keunggulannya? Padahal selama beberapa dekade lampau, bus bermesin depan begitu banyak dijumpai.
Mundur ke belakang, dulu bus adalah hasil konversi dari truk. Kabinnya mempertahankan kabin truk yang oleh pihak karoseri dibangun body untuk kendaraan penumpang. Karena basisnya dari truk maka posisi mesin ada di depan.
Seiring inovasi dan tuntutan kenyamanan, pabrikan kendaraan niaga seperti Mercedes-Benz, Volvo, Hino, atau Scania mengembangkan jenis sasis bus bermesin belakang. Bus bermesin belakang ini dinilai lebih nyaman karena kabin tidak terganggu suara bising dan hawa panas dari mesin.
Kini keberadaan bus bermesin depan semakin terpinggirkan. Model yang tersedia hanya dua jenis seperti Hino AK Series ataupun Mercedes-Benz OF 1623.
Singkat kata, bus dengan mesin belakang ini memberikan kenyamanan lebih baik untuk perjalanan jarak jauh. Terlebih saat ini dengan adanya tol membuat bepergian via jalur darat semakin cepat. Penumpang dimanjakan fasilitas atau layanan dari perusahaan otobus yang semakin baik.
Dengan demikian, apakah bus bermesin depan jadi kian terlupakan? Supaya tidak salah persepsi, mari kita bandingkan kedua jenis bus tersebut.
Bus Bermesin Depan, Cuma Cocok Untuk Jarak Pendek?
Dahulu bus bermesin depan begitu mendominasi, bahkan digunakan untuk perjalanan jarak jauh lintas provinsi. Kini, populasi bus mesin depan hanya dijumpai sebagai angkutan jarak dekat dan menengah. Tak cuma itu, bus dengan mesin depan umumnya digunakan melayani kelas ekonomi dan patas.
Mengapa demikian?
Untuk angkutan reguler antarkota pun sejumlah perusahaan otobus juga mulai bergeser menggunakan bus besar dengan mesin belakang untuk memberikan kenyamanan lebih kepada penumpang.
Pada dekade 1990-an awal bahkan menjadi era emas bus bermesin depan. Selain Mercedes-Benz OF series, pasar chasis bus bermesin depan juga menjadi bancakan bagi brand Jepang seperti Hino AK, Nissan CB, dan Mitsubishi BM.
Kini, bus bermesin depan bisa diibaratkan sebagai mobil di segmen entry level. Pemakaiannya pun terbatas jarak dekat dan menengah. Untuk segmen ekonomi Indonesia, produk bus Hino cukup digemari oleh para pengusaha bus. Untuk bus ekonomi Hino punya produk unggulan yang bernama A 215 alias Hino AK8.
Populasi Hino AK paling besar terdapat di wilayah Jawa Timur, sebagai bus kelas ekonomi dan patas. Varian AK8 biasanya digunakan untuk trayek jarak menengah yang tidak begitu jauh. Misalnya seperti trayek Surabaya-Jogja, Surabaya-Semarang, Surabaya-Malang, Solo-Semarang, Surabaya-Trenggalek, atau Banyuwangi-Jogja.
Mesin Hino AK8 yang masih konvensional tergolong mudah diperbaiki. Menurut pihak Hino pada 2019 lalu, bus mesin depan ini memudahkan awak bus memantau kondisi mesin lebih dini apabila terjadi kerusakan atau masalah.
Ciri Bus Bermesin Depan, Mirip Mobil Penumpang
Bus bermesin depan dapat dengan mudah kita kenali dari wujud eksterior. Pada sisi fascia terdapat grill dengan lubang angin untuk mendinginkan radiator layaknya mobil penumpang biasa.
Pada sisi interiornya, kita bisa melihat adanya gundukan di sisi kiri pengemudi, atau disebut sebagai 'peti mayat' lantaran bentuk kapnya seperti peti. Namun seiring waktu, pihak karoseri membuat dek lebih tinggi sehingga gundukan tadi tidak ada karena rata lantai.
Kemudian pada bagian belakang hanya dimanfaatkan sebagai ruang bagasi. Untuk penyimpanan barang, bus bermesin depan ini sebenarnya lebih banyak.
Bus Bermesin Belakang, Simbol Kenyamanan Transportasi Darat Modern
Mercedes-Benz diketahui sebagai pengembang bus rear engine secara massal melalui model O 6600 H yang meluncur pada 1951. Kini, bus bermesin belakang begitu mendominasi dari berbagai jenis, mulai dari bus biasa, bus dek tinggi, hingga bus double decker alias bus tingkat.
Secara fisik dari luar, bus mesin belakang pada bagian moncongnya tak terdapat grille. Kisi-kisi udara terdapat di kap belakang dan di sisi kiri belakang ada sirip untuk radiator. Interiornya juga jadi lebih luas di sisi depan karena tidak ada gundukan tempat mesin.
Pada bus mesin belakang, suara kabin bakal lebih senyap. Suara mesin hanya sedikit terdengar di area buritan saja. Kabin yang lebih hening dan senyap menghasilkan tingkat kenyamanan yang lebih tinggi.
Ada cukup banyak kelebihan yang ditawarkan bus bermesin belakang, tidak cuma sekedar kenyamanan maupun prestise karena memakai merek kenamaan Eropa. Apa saja?
Berbagai Keunggulan Bus Bermesin Depan, Nyaman Dari Sisi Penumpang dan Perawatan
Rancangan bus bermesin belakang ideal untuk rute perjalanan jauh atau rute bus AKAP, yang lajunya cenderung konstan. Ini karena letak mesinnya dekat dengan roda belakang sehingga Tenaga yang tersalurkan ke roda belakang pun akan lebih optimal. Rancangan gardan dan as kopelnya pendek dan pastinya lebih ringan.
Istilahnya, ini hampir mirip seperti sistem FWD yang dibalik. Jadi, efisiensi distribusi tenaga ala FWD digabungkan dengan kemampuan RWD yang perkasa.
Tidak cuma itu, bus bermesin belakang lebih mudah untuk di-maintenance karena memang ruang mesinnya lebih besar. Mekanik lebih mudah menjagkau mesin dan komponen lain di kompartemen belakang saat melakukan perbaikan.
Kesimpulan
Bus bermesin depan kini mulai ditinggalkan karena dinilai kurang praktis soal perawatan dan kurang nyaman untuk perjalanan jarak jauh. Tak cuma karena efek deru mesin, sasis bus bermesin depan umumnya memiliki tenaga yang tergolong kecil untuk big bus.
Untuk perjalanan jarak jauh lintas provinsi, bus bermesin belakang dinilai lebih nyaman. Kabin lega dan minim bising deru mesin. Tenaga yang lebih besar pun turut andil membuat bus bermesin belakang lebih mumpuni untuk perjalanan jarak jauh.