Hatchback Murah dengan Fitur Mumpuni, Apa Kelebihan dan Kekurangan Daihatsu Sirion Gen 2?
Enda · 7 Nov, 2022 19:00
0
0
Generasi kedua Daihatsu Sirion mendebut di Indonesia pada tahun 2011 tepat di ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) saat itu. Memiliki kode body M600 menggantikan model sebelumnya M300, di kelasnya Daihatsu Sirion gen 2 berhadapan langsung dengan Toyota Etios, Nissan March, Kia Picanto, dan Mitsubishi Mirage.
2018 Daihatsu SIRION M804RS 1.3
Rp 155,00 Juta
Rp 2,72 Juta
/bulan
10.378 km
6 tahun
Java West
2021 Daihatsu SIRION 1.3
Rp 196,43 Juta
Rp 3,55 Juta
/bulan
9.546 km
3,5 tahun
Jakarta
2019 Daihatsu SIRION M804RS 1.3
Rp 166,80 Juta
Rp 3,02 Juta
/bulan
29.407 km
5 tahun
Jawa Barat
Sebagai hatchback entry-level yang didatangkan secara utuh dari Negeri Jiran, Daihatsu Sirion gen 2 untuk harga bekasnya kini berada di angka Rp75 jutaan. Jika kalian tertarik membelinya, simak kelebihan dan kekurangannya melalui ulasan berikut.
Dibandingkan para rivalnya, untuk sistem pencahayaannya Daihatsu Sirion gen 2 terbilang modern. Seperti yang bisa dilihat, lampu utamanya mobil ini berhasil dibekali dengan fitur projector meski masih dengan bohlamp halogen. Guna meningkatkan visibilitas, pada bumpernya juga berhasil tersematkan foglamp. Di bagian samping, kalian bisa menjumpai velg alloy serta spion electric yang sudah dilengkapi lampu sein pada covernya.
Gak kalah keren, dibelakangnya untuk stoplamp mobil ini sudah menggunakan LED namun untuk lampu sein serta mundurnya masih mengandalkan bohlamp halogen.
2. Terasa Kompak dan Ergonomis
Kelebihan selanjutnya yang kami rasakan dari segi berkendara Daihatsu Sirion gen 2 terasa kompak dan ergonomis. Pada varian maticnya, tuas transmisinya diletakan di tengah dashboard tepat di bawah sistem hiburannya sehingga memudahkan pengemudi ketika mengoperasikannya.
Selain itu, jok pengemudinya mobil ini juga berhasil dilengkapi dengan high adjuster yang dapat diatur menyesuaikan keinginan pengemudi. Bicara panel instrumentnya, Sirion gen 2 memiliki tampilan yang begitu informatif berkat penggunaan latar berwarna hitam dan biru. Tidak hanya itu, di bagian tengah odometernya terdapat loyar TFT yang menampilkan beragam informasi seperti volume BBM, rata-rata penggunaan bahan bakar dan jarak tempuh.
Sebagai informasi, Daihatsu Sirion gen 2 berhasil diaplikasikan power window guna memudahkan penggunanya dalam menaikan dan menurunkan kaca.
3. Interior Praktis yang Punya Banyak Ruang Penyimpanan Barang
Guna memberikan perlindungan secara terhadap setiap penggunanya, mobil ini sudah dilengkapi dengan seatbelt hingga penumpang belakang yang singgah di tengah. Lainnya, mobil ini juga tersematkan airbag pada varian teratasnya.
Selain itu, Daihatsu Sirion gen 2 terasa nyaman serta mampu mendukung segala bentuk aktifitas sehari-hari berkat memiliki tempat penyimpanan yang terbilang cukup banyak. Didalamnya, kalian bisa menjumpai adanya glove box, cup holder di consol tengah, tempat koin, laci penyimpanan sandal di bawah jok penumpang depan, card holder, shopping hook, serta door trim pocket.
Memiliki seatbelt untuk semua penumpang, airbags di depan dan ruang penyimpanan barang yang banyak, untuk ruang kabinnya mobil ini terasa cukup lega meski dari dimensinya terbilang mungil. Pada baris keduanyua lantainya dibuat tidak terlalu tinggi sehingga membuat pijakan kaki penumpang di belakang bisa lebih leluasa saat bergerak.
4. Mudah dan Murah Dalam Hal Perawatan
Mengenai perawatan, Daihatsu Sirion gen 2 terbilang mudah. Khususnya di bagian jantung pacunya, karena mobil ini menggunakan mesin Xenia dana Avanza 1.300 cc yang terkenal tangguh dan hemat bahan bakar. Untuk perawatannya kalian cukup mengganti oli secara teratur, mengecek kondisi busi, membersihkan throttle body, serta mengganti filter udara dan filter oli. Disisi lain untuk suku cadangnya pun sangat mudah dijumoau di pasaran dan ramah di kantong.
Kekurangan pertama yang ada di Daihatsu Sirion gen 2 yakni sistem hiburannya. Dimana mobil ini menggunakan head unit 2-din model tanam sehingga menyulitkan penggunanya ketika ingin melakukan upgrade menjadi layar sentuh. Meski begitu, tipe teratasnya sudah dibekali dengan switch audio control di sebelah kiri setir.
2. Kaki-kaki Depan Gampang Rusak
Seperti kebanyakan mobil penggerak roda depan lainnya, Daihatsu Sirion gen 2 juga lemah di kaki-kaki depan. Ciri kerusakan kaki-kaki bagian depan yakni timbulnya suara merasakan suara ‘gluduk’ ketika melewati jalan yang rusak. Hal bisa saja terjadi karena karet bushing di swing arm sudah mulai mulai getas, karet ball joint pecah, serta karet tie rod yang jebol yang sudah termakan usia.
3. Suspensi Stiff
Dirancang agar stabil ketika melaju di kecepatan tinggi, untuk bantingan yang dihasilkan Daihatsu Sirion gen 2 terasa keras ketika melewati jalan yang keriting. Suspensi yang terbilang stiff tentunya mengurangi rasa berkendara terlebih untuk peredam kabinnya mobil ini juga terasa tipis.
4. Tarikan Awal Kurang Responsif
Kelemahan lain dari Daihatsu Sirion gen 2 ialah tarikan awal yang terasa kurang begitu responsif. Secara spesifikasi, mobil ini disematkan mesin berkubikasi 1.298 cc K3-VE, DOHC, VVTi 4-silinder segaris yang digunakan dapat memeras tenaga hingga 92 PS di 6.000 rpm serta torsi 116 Nm pada putaran 4.000 rpm.
Untuk tingkat percepatannya, mobil ini dikawinkan transmisi manual 5-percepatan serta otomatis 4-percepatan ECT. Meski tarikan bawah cenderung lemot, untuk putaran atasnya terasa begitu responsif dan dengan mudahnya mobil ini dapat dipacu di atas 140 km/jam.
Kesimpulan
Apabila kalian saat ini sedang mencari mobil perkotaan di harga Rp75 jutaan, Daihatsu Sirion gen 2 bisa menjadi pilihan yang tepat. Selain terasa kompak dan ergonomis, menurut kami mobil ini sangat fun to drive digunakan untuk melakukan aktifitas sehari-hari.
Tak perlu khawatir akan sulit mendapatkan suku cadang, mobil ini memiliki banyak kesamaan dengan produk Daihatsu lainnya terlebih dengan Xenia. Hanya saja yang perlu diperhatikan dari mobil ini adalah part bodynya yang mulai sulit didapatkan meliputi panel, lampu dan kaca.
Seorang pengagum otomotif sejak kecil, yang suka mengoprek kendaraan di akhir pekan, membuat penulis semakin cinta pada dunia otomotif. Yang pada akhirnya hoby tersebut membawanya ke dalam dunia pekerjaanya sebagai penulis hingga saat ini.