Ini Alasannya Kenapa Harga Mobil Listrik Masih Mahal yang Bikin Tak Semua Orang Sanggup Beli
Prasetyo · 11 Okt, 2022 11:01
0
0
Harga mobil listrik mahal jadi hambatan masyarakat untuk tinggalkan mobil bermesin bakar.
Harga mobil listrik di Indonesia termurah Rp238 juta.
Biaya produksi dan persaingan jadi alasan harga mobil listrik masih mahal.
Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) sudah mencanangkan target Net Zero Emission pada 2060. Satu diantara beberapa langkah yang sudah ditetapkan yakni percepatan peralihan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (Battery Electric Vehicle/BEV).
Baru Wuling Air ev, mobil listrik di bawah Rp500 juta
Namun masih ada sejumlah halangan ketika masyarakat didorong untuk mulai menggunakan kendaraan listrik. Satu diantaranya masalah banderol dari mobil tanpa Bahan Bakar Minyak (BBM) tersebut. Harga mobil listrik mahal masih jadi sandungan untuk konsumen meninggalkan mobil bermesin bakar internal (Internal Combustion Engine/ICE).
Harga Mobil Listrik di Indonesia Paling Murah Rp238 Juta
Mobil listrik memang menjadi opsi ketika harga BBM semakin mahal. Karena biaya ngecas baterai mobil listrik hanya sekitar Rp1.400 per 1 kWh. Bandingkan dengan harga BBM RON 92 yang kini umum direkomendasikan buat mobil-mobil mesin modern. Harga Pertamax sebagai BBM RON 92 paling murah di Indonesia saja, kini sudah Rp13.900 per liter.
Mobil listrik BMW iX harganya sentuh Rp2,3 miliar
Tapi kendalanya balik lagi ke harga yang dipatok para produsen atau APM (Agen Pemegang Merek) mobil di Indonesia. Mengingat harga mobil listrik di Indonesia paling murah Rp238 juta. Itupun hanya satu pilihan yakni Wuling Air ev Standard Range yang merupakan varian paling murah Wuling Air ev. Sementara untuk tipe tertingginya Rp311 juta.
Berikut daftar harga mobil listrik di Indonesia per Oktober 2022:
Wuling Air ev Standard Range: Rp238.000.000
Wuling Air ev Long Range: Rp295.000.000
Wuling Air ev Long Range with Charging Pile: Rp311.000.000
DFSK Gelora E: Rp484.000.000
Nissan Leaf One Toned: Rp728.000.000
Nissan Leaf Two Toned: Rp730.000.000
Hyundai IONIQ 5 Prime Standard Range: Rp748.000.000
Hyundai IONIQ 5 Prime Long Range: Rp789.000.000
Hyundai IONIQ 5 Signature Standard Range: Rp809.000.000
Hyundai IONIQ 5 Signature Long Range: Rp859.000.000
Hyundai KONA Electric Signature: Rp742.000.000
Mini Electric: Rp1.050.000.000
BMW i4 eDrive40 M Sport: Rp2.061.000.000
BMW iX xDrive40 Sport: Rp2.332.000.000
Kenapa Harga Mobil Listrik Mahal?
Kalau melihat daftar harga mobil listrik di Indonesia, banderolnya bisa mencapai Rp2,3 miliar. Belum lagi mobil-mobil Tesla yang dipasarkan oleh Importir Umum (IU).
Mobil listrik DFSK Gelora E yang dibuat angkot JakLingko
Kenapa sedemikian mahal? Dikutip dari Autofun Thailand, dalam sebuah industri otomotif, ada beberapa faktor yang memengaruhi harga kendaraan. Antara lain sebagai berikut:
1. Biaya R&D Masih Tinggi
Untuk bisa memproduksi kendaraan, sebelumnya dibutuhkan proses riset dan pengembangan (Research & Development /R&D). Penelitian ini dilakukan bertahun-tahun serta membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Teknologi EV terus berkembang yang membutuhkan R&D secara kontinu
Dan karena BEV merupakan sebuah teknologi baru, maka kendaraan jenis ini tentu juga membutuhkan biaya R&D pula. Apalagi setiap tahunnya terus ditemukan teknologi baru untuk EV, alhasil penelitian pun masih tetap berlanjut.
2. Harga Baterai Mahal
Perlu diingat, komponen utama pada kendaraan listrik adalah baterai. Sayangnya 40% dari biaya produksi mobil listrik masih bergantung pada harga baterai.
Harga mobil listrik sebagian besar masih dipengaruhi harga baterai
Disatu sisi, harga baterai Lithium-Ion saat ini kondisinya sudah naik 6 kali lipat dibanding tahun lalu. Hal itu lantaran permintaannya sangat tinggi sementara produsen pembuat baterai belum terlalu banyak.
Faktor lainnya soal persaingan di pasar. Lihat saja kondisi di Indonesia, APM yang terjun ke segmen EV baru Hyundai, Nissan, BMW, dan Wuling. Sementara Toyota dan Mitsubishi, baru sebatas menawarkan kendaraan hybrid.
Daihatsu Ayla EV masih sebatas konsep
Apalagi Daihatsu yang terkenal dengan produk-produknya dengan harga cukup terjangkau sama sekali belum memasarkan mobil dengan sumber energi terbarukan. Serta Honda yang masih terus andalkan kendaraan bermesin bakar.
Menggeluti bidang jurnalistik otomotif sejak 2009 selaras dengan hobinya dalam memodifikasi mobil. Apalagi karakteristik yang berbeda dari setiap kendaraan yang dibuat oleh masing-masing pabrikan, terus menumbuhkan minatnya di dunia otomotif hingga saat ini.