Intip Perjalanan Geely Sampai Diajak Luhut Bikin Mobil Listrik Nasional di Indonesia
Herdi · 19 Sep, 2023 09:01
0
0
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI, Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan Indonesia akan memiliki mobil listrik nasional hasil kerja sama dengan Geely pada tahun 2025 mendatang.
Kata Luhut, nantinya mobil listrik nasional ini akan dikembangkan dan digarap di dalam negeri, dengan melibatkan orang-orang ahli termasuk akademik di Indonesia, mulai dari UI, UGM, ITB dan lainnya.
"Geely ini nomor tiga mobil listrik di Tiongkok. Kami sudah lihat tempatnya, dan kemarin datang saya over dia. Eh kamu mau nggak bikin di Indonesia tapi jadi merek Indonesia, research-nya di Indonesia, dia bilang mau," ungkap Luhut.
Bicara soal Geely, merek mobil asal Tiongkok yang telah berdiri sejak tahun 1997 ini memang tak seperti dulu lagi.
Pasalnya, Geely Auto Group kini jadi perusahaan otomotif yang masuk tiga besar di China dan tidak bisa dipandang sebelah mata lagi, karena benar-benar maju.
Padahal jika melihat ke belakang, pada tahun 1986 Geely bukanlah sebuah perusahaan mobil, melainkan dikenal jadi pembuat aksesoris pendingin dan kulkas.
Hanya saja Geely memang berinovasi dengan menghadirkan berbagai hal baru, hingga akhirnya strategi mereka benar-benar berubah haluan.
Ya, pada tahun 1994, Geely meracik dan membuat suku cadang sepeda motor. Kemudian pada tahun 1996 mereka akhirnya mereka benar-benar bikin sepeda motor.
Selang setahun, Geely kembali berevolusi pada tahun 1997 untuk menjadi perusahaan otomotif. Hingga saat ini Geely terus berkembang, bahkan pasarnya meluas dan termasuk inovasi produk, sehingga mampu membuat mobil listrik.
Berbagai pengembangan dan riset dilakukan Geely. Termasuk melebarkan sayap bisnisnya ke Indonesia pada tahun 2010, melalui PT Geely Mobil Indonesia sebagai distributor.
Kala itu, Geely masuk pasar otomotif nasional dengan 100 persen kepemilikan saham Zhejiang Geely Holding Group Co., Ltd.
Ya, Geely pernah menawarkan produk unggulannya yaitu Sedan MK dan Hatchback M2 dengan harga antara Rp120 juta sampai Rp150 jutaan on the road Jakarta.
Produk Geely yang dijual di Indonesia berstatus Completely Knock Down (CKD), dimana untuk proses perakitannya dilakukan di pabrik milik Astra, yaitu Gaya Motor, yang berlokasi di Sunter, Jakarta.
Kurang puas dengan produk sedan dan hatchback, Geely kembali menambah produk baru tampilan lucu, yaitu Geely Panda yang harga lebih murah yaitu, Rp95 jutaan.
Sebuah produk termasuk mobil, jika dibilang sukses tentu saja bisa dilihat dari jumlah penjualan nya yang banyak dan terlihat lalu lalang di berbagai jalan. Namun itu tidak bagi Geely.
Hal inilah yang ternyata usia Geely di pasar otomotif nasional kurang begitu bergairah. Terlebih di Indonesia mobil-mobil merek Jepang begitu populer.
Melihat data resmi Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) sepanjang tahun 2011, penjualan Geely mencapai 1.022 unit.
Di tahun selanjutnya, yaitu tahun 2012, penjualan mobil Geely sedikit berkembang, karena tembus 1.232 unit.
Hanya saja, di tahun 2013, penjualan Geely mulai mengalami penurunan drastis, karena hanya menjual 498 unit, dan diperparah pada tahun 2014, yang laku 4 unit mobil saja.
Lanjut pada tahun 2015, penjualan mobil Geely sempat tercatat 135 unit. Namun sayang, pada tahun 2016, penjualan Geely nihil dan menghilang.
Hilangnya Geely di pasar otomotif nasional kala itu, memang 11-12 seperti sepeda motor buatan China, yang tak memiliki usia panjang.
Banyak yang menduga, kecilnya penjualan Geely tak lepas karena modelnya kurang favorit dan tidak sesuai keinginan dengan konsumen di Indonesia seperti model Multi Purpose Vehicle (MPV).
Selain itu, kualitas Geely dianggap jauh dari mutu mobil-mobil Jepang. Demikian juga dengan jaminan after sales service, dimana konsumen seperti membeli putus, tanpa tau dimana tempat service terdekat.
Alhasil mereka yang membeli mobil Geely tak mendapatkan kepuasan dan kenyamanan, seperti brand mobil Jepang yang sudah mengetahui cara mentreatment dan memanjakan konsumen.
Karena inilah yang memberikan citra buruk mobil-mobil kepada konsumen di Indonesia, karena produk-produk China tak bisa dipercaya, termasuk kualitas.
Adapun menurut sumber lain, kesalahan Geely kala itu, mereka memang tidak serius untuk menggarap pasar otomotif di Indonesia. Termasuk salah menempatkan sumber daya manusia di Tanah Air.
Ketika Geely di Indonesia mengalami keterpurukan karena salah strategi bisnis. Namun ternyata di luaran sana Geely justru benar-benar mengepakan sayap bisnisnya.
Ya, ini terlihat dibuktikan dari prestasi Geely pada tahun 2006, dimana mereka tergolong cukup rajin mensuplai berbagai model mobil yang didatangkan Geely dari China.
Mereka juga terus melakukan berbagai pengembangan dan juga melakukan kemajuan Sains serta teknologi.
Di tahun yang sama yaitu tahun 2006, Geely membuat gebrakan, karena ikut berlaga di ajang Detroit Motor Show, di Amerika Serikat. Hal ini dilakukan Geely dengan maksud menjual produknya di negeri Paman Sam.
Benar saja, pada tahun 2010, Geely melakukan debutnya, setelah sebelumnya sempat mengalami masalah pada tahun 2008.
Prestasi yang cukup membuat heboh industri otomotif yaitu saat tahun 2009, karen Geely menebus merek mobil asal Swedia yang dikenal mobil memiliki tingkat keamanan dan keselamatan tinggi, yaitu Volvo dari tangan Ford Motors.
Untuk mendapatkan Volvo, Geely harus menggelontorkan dana USD1,8 miliar pada 28 Maret 2010. Meski Geely dikenal sebagai mobil yang harganya terjangkau, namun mereka tetap mempertahankan citra mobil premium yang dimiliki Volvo.
Kerjasama Geely-Volvo cukup sukses karena pada tahun 2019 memecahkan rekor penjualan global mencapai 700.000 unit. Dalam sejarah penjualan Volvo, ini pertama kali terjadi sejak berdiri pada tahun 1927.
Berkat kerjasama inipula, Geely kini memiliki mobil-mobil yang dianggap aman, dan mereka mendapatkan rating bintang 5 dari Euro NCAP.
Tidak berhenti disitu, Geely juga mencaplok saham mobil nasional Malaysia, Proton. Saat ini saham Proton Holding Berhad tidak lagi milik perusahaan Malaysia 100 persen, namun juga ada perusahaan China di dalam kepemilikannya.
Sebanyak 49,9 persen kepemilikan saham Proton yang awalnya dimiliki oleh perusahaan lokal, yakni Malaysia DRB-Hico Berhad diambil alih oleh Zhejiang Geely Holding Group. Perusahaan konglomerat Malaysia ini sebelumnya memiliki 100 persen saham Proton.
Ingin memperluas pasarnya, Zhejiang Geely Holding Group tidak berhenti di merek Volvo dan Proton. Sebanyak 51 persen saham Lotus, pabrikan asal Inggris juga diakuisisi.
Bila selama ini merk Lotus lebih fokus pada penjualan Lokal, Geely mempunyai misi membawa merek ini sebagai produk Global. Mereka pun akan merevitalisasi merek Lotus dengan investasi baru dan lini produk mobil yang lebih banyak.
Produk Geely
Geely juga semakin masif hadir di berbagai negara, bahkan mobil-mobil yang ditawarkan juga terkesan modern, mulai dari mesin bensin berjenis sedan dan SUV, hingga listrik.
Nah, berikut ini beberapa model Geely yang ditawarkan dengan brandnya sendiri
Geely Emgrand, Borui, Xinrui, kemudian SUV terdapat Geely Monjaro, Tugella, Coolray, Azkarra, Okavango, Binyue Cool, Boyue Cool, Boyue L, Haoyue L, hingga Xingyue L.
Sedangkan untuk mobil listrik dan hybrid mereka juga punya beberapa model seperti Geely Galaxy L7 dan L6. Model ini juga punya mobil listrik L8.
Untuk mobil listrik concept juga sudah dipersiapkan, yaitu Geely Galaxy Light, kemudian ada juga Geometry, yang direncanakan 10 model full listrik akan hadir hingga tahun 2025.
Geely juga punya merk Lynk & Co, hasil kerja sama Geely dan Volvo, dimana mobil-mobil yang ditawarkan juga tak kalah hebat, yaitu Lynk & Co 01, 02, 03, 05, 06, 08, dan 09.
Tak hanya itu, Geely juga punya merek mobil listrik mewah yang disebut Zeekr, model-model yang dipersiapkan sejak tahun 2021 ini adalah Zeekr 001, 009, dan juga X.
Geely juga masih punya merek mobil lain, seperti Livan, dengan produk yang ditawarkan berupa Maple 30X, 80V, 60S, 7, dan 9.
Polestar, ya, mereka mobil listrik Swedia ini juga 50 persen sahamnya sudah dimiliki Zhejiang Geely Holding Group, dimana ada tiga model listrik yang dijual yaitu Polestar 2, 3, dan 4.
Beberapa merek yang juga dimiliki Geely adalah Ji Yue, Smart, lalu kendaraan komersial dengan brand Farizo, lalu ada juga Radar, serta taksi listrik LEVC.
Ehm, kalau misalnya jadi kerja sama Geely dan Indonesia, bagaimana ya rupanya?
Mengawali karir sebagai jurnalis sejak tahun 2011 di salah satu media massa Nasional Tanah Air. Memiliki ketertarikan untuk membahas bidang otomotif, mulai dari sepeda motor, mobil, hingga bus dan truk.