Jangan Maksa Pakai Jalan Tikus Buat Hindari Macet Saat PPKM Darurat 2021, Malah Lebih Ribet!
Prasetyo · 7 Jul, 2021 12:00
0
0
Selama masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat 2021, semua aktifitas mobilisasi masyarakat dibatasi. Ketentuan ini sudah diketok oleh pemerintah berlaku sejak 3 Juli lalu hingga 20 Juli 2021 mendatang.
Melalui ketetapan tersebut sebenarnya kegiatan operasional di perkantoran ataupun pusat perbelanjaan ditutup sementara dan dialihkan ke kegiatan daring atau WFH (Work From Home). Apalagi pembatasan mobilitas warga ini juga ditekankan dalam Surat Edaran (SE) Satgas COVID-19 Nomor 14 Tahun 2021 tentang Ketentuan Perjalanan Orang Dalam Negeri Dalam Masa Pandemi COVID-19.
Namun nyatanya masih ada sejumlah sektor industri dan perkantoran yang tetap beraktifitas seperti biasa. Alhasil meskipun banyak sekali titik-titik penyekatan jalan raya di wilayah Ibukota yang dijaga polisi serta pihak berwajib lainnya, penumpukan populasi kendaraan tetap terjadi di wilayah lain.
Malah Bikin Repot, Sebaiknya Hindari Ambil Jalan Tikus
Saat harus tetap bepergian selama masa PPKM Darurat 2021 banyak pengendara yang menyarankan untuk mengambil jalan tikus demi menghindari kemacetan akibat sejumlah ruas jalan utama ditutup pihak berwajib.
Sebaiknya saran ini tidak diikuti. Sebab ada beberapa risiko ketika Anda nekat tetap mencari akses jalur alternatif melalui jalan tikus demi menghindari penutupan jalan atau terjebak kemacetan.
1. Jalan Sempit Cuma Bisa Lewat Motor
Sesuai namanya, "jalan tikus" merupakan jalur alternatif untuk menuju ke suatu wilayah. Tetapi sering kali ruas jalannya kurang diperuntukan buat semua jenis kendaraan. Misalnya karena lebar jalan tersebut hanya bisa dilalui sepeda motor atau kendaraan berdimensi mungil.
2. Lebih Berisiko Kecelakaan
Selain jalan yang mungkin saja tidak dapat dilalui kendaraan Anda, mengambil jalan tikus juga memiliki potensi bahaya lain. Ini akibat Anda tidak menguasai lingkungan sekitar, bahkan sama sekali belum pernah melalui jalan tersebut. Jika tidak ekstra hati-hati, kecelakaan mungkin saja terjadi, mislanya mobil terperosok ke saluran air.
3. Waspada Lockdown Lokal
Jalan tikus juga tak jarang harus melalui area pemukiman warga. Pada situasi pandemi serta PPKM darusat 2021 ini, tak sedikit sebuah komplek atau pemukiman menerapkan lockdown lokal. Biasanya ini ditandai dengan penutupan akses orang masuk dan keluar menggunakan portal.
Nah situasi ini sering kali tidak terdeteksi peta digital atau informasi dari media massal. Jadi ketika Anda menemuinya maka mau tidak mau Anda harus kembali memutar ke jalan utama. Makin bikin repot bukan?
Selama masa PPKM Darurat 2021 sejumlah jalan di Jakarta serta perbatasan dengan wilayah Bekasi, Depok, dan tangerang ditutup. Bahkan total ada 63 lokasi titik penyekatan yang dilakukan Polisi, baik di jalan protokol, jalan tol, hingga lokasi-lokasi yang berisiko terjadi pelanggaran protokol kesehatan.
Lalu bagaimana untuk bisa tetap tiba di tujuan tempat Anda beraktifitas tepat waktu? Berikut tips dari kami :
1. Gunakan Bantuan Peta Digital
Nah kalau Anda tetap harus berpergian, maka sebaiknya gunakan kendaraan pribadi dan pilih jalur menuju lokasi tujuan menggunakan peta digital misalnya Google Maps. Karena pada aplikasi navigasi ini, ternyata sudah dimuat informasi dimana ada titik-titik jalan yang ditutup.
Cara mengetahuinya Anda tinggal masukkan lokasi tujuan, kemudian tekan logo layer berbentuk kotak bertumpuk yang ada di sisi kanan atas layar aplikasi tersebut. Lalu pilih icon Traffic, maka nantinya akan muncul lokasi jalan yang ditutup dengan lambang Dilarang Masuk.
2. Berangkatlah Lebih Awal
Orang yang tetap harus beraktifitas di luar rumah saat masa PPKM Darurat 2021 boleh jadi bukan cuma Anda. Mungkin saja ratusan orang lainnya bernasib sama. Itulah mengapa di jam-jam sibuk, kemacetan tetap saja terjadi.
Untuk menghindari hal ini, maka sebaiknya berangkatlah lebih awal saat hendak beraktifitas. Tapi jangan lupa untuk selalu menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Antara lain menggunakan masker ganda selama beraktifitas di luar rumah, rajin mencuci tangan di air mengalir menggunakan sabun atau dengan hand sanitizer, serta menjaga jarak aman dengan orang lain.
Menggeluti bidang jurnalistik otomotif sejak 2009 selaras dengan hobinya dalam memodifikasi mobil. Apalagi karakteristik yang berbeda dari setiap kendaraan yang dibuat oleh masing-masing pabrikan, terus menumbuhkan minatnya di dunia otomotif hingga saat ini.