Bagi sebagian orang, cahaya lampu depan bawaan mobil kadang dianggap kurang terang atau sorotannya pendek. Agar penerangan lebih maksimal, pengemudi kerap menyalakan lampu jauh atau lampu dim (high beam). Ini sebenarnya diperbolehkan, namun ada etika saat kita ingin gunakan lampu jauh.
Semua kendaraan selalu dilengkapi dengan dua jenis lampu, yaitu lampu jauh atau lampu tembak yang dikenal high beam lampu dekat atau low beam. Sayangnya pengendara sering salah kaprah dalam penggunaan lampu jauh.
Pasalnya lampu jauh ini tidak boleh digunakan setiap waktu, hanya saat kondisi darurat yang butuh penerangan maksimal. Pengemudi yang awam atau tidak mengerti etika seringkali membiarkan sorotan lampu jauhnya aktif sepanjang waktu. Mereka seringkali tidak memikirkan ketidaknyamanan atau bahkan bahaya bagi pengendara lain akibat menyalakan lampu jauh secara terus menerus.
Coba kalian pikir, misalnya saja kamu berpapasan dengan mobil yang menyalakan lampu jauh dari arah berlawanan, pasti akan sangat menggangu pandangan karena silau. Bahkan sorotan dari belakang juga tak kalah mengganggu karena sorotannya terpantul dari kaca spion.
Lebih aneh lagi, masih ada saja pengendara mengaktifkan lampu jarak jauh di perkotaan jalan besar maupun di jalan tol yang lalu lintasnya ramai. Padahal, lingkungan yang dilalui tersebut kondisi jalannya sudah terang benderang.
Lantas, apakah hal tersebut sesuai fungsi dan etika? Secara fungsi mungkin iya apabila pengemudi memiliki sedikit gangguan penglihatan, karena membuat jalanan semakin terang. Namun secara etika tidak, karena sorotannya mengganggu.
Etika Memakai Lampu Jauh, Sering Dilupakan Orang
Lampu jauh sorotnya ke arah depan, tepatnya tengah jalan. Ketika diaktifkan maka posisinya akan sejajar dengan posisi dari lampu tersebut. Jangan beranggapan bahwa asalkan lampu menyala dan terang tidak masalah.
Padahal persepsi tersebut salah, lampu tersebut tidak berfungsi sebagai penerangan tapi justru mengganggu pengguna jalan lainnya dari arah berlawanan. Oleh karena itulah penggunaan high beam harus dilakukan dengan tepat.
Nyala lampu jauh cahayanya sangat terang sehingga bisa dilihat saat siang hari. Lampu tembak atau lampu jauh mobil akan membantu memberi tanda kepada pengendara dari lawan arah saat kita ingin meminta jalan untuk masuk ke lokasi di sisi kanan. Ini bisa dipakai apabila lampu sein tidak terlihat jelas oleh pengendara lain karena mungkin tidak memperhatikannya.
Karena sorotannya yang sangat terang dan silau, kita hanya perlu menggunakannya sesekali apabila dipakai sebagai kode antar pengendara. Sebab bagi pengendara yang memiliki mata silinder, mereka akan merasakan silau sangat intens. Otomatis pengemudi dengan gangguan silinder akan menutup matanya untuk mengurangi efek silau tadi.
Itulah mengapa etika dalam menyalakan lampu dim diperlukan, karena Anda akan memicu terjadinya kecelakaan. Etika saat menggunakan lampu jauh bukan hanya terhindar dari kecelakaan saja. Manfaat dari etika ini menandakan kamu sosok yang sopan terhadap pengendara lainnya.
Fungsi Lampu Jauh, Kapan Bisa Kita Gunakan Secara Optimal?
Nyalakan saat Jalanan Sepi dan Tanpa Penerangan
Waktu yang tepat untuk menyalakan lampu jauh adalah ketika Anda sedang melintas di jalanan yang sepi. Kita bisa memakainya di jalan perkotaan, pedesaan, hingga pegunungan di malam hari apabila kondisinya minim atau tanpa penerangan jalan.
Dalam situasi ini kamu tidak akan mengganggu pengemudi lain khususnya yang dari arah berlawanan. Dengan begitu Anda bisa melihat jalanan dengan jarak yang lebih jauh dan tidak masalah jika ingin menambah kecepatan.
Nyalakan saat Melalui Titik Blind Spot di Jalur Berliku
Jalanan di Indonesia masih banyak yang memiliki tikungan tajam. Pengemudi harus lebih berhati-hati pada titik blind spot agar saat berpapasan tidak saling berimpitan jalan.
Untuk itu, dari jarak tertentu kita harus mengurangi kecepatan agar tidak tergelincir. Lebih parah lagi jika terjadi kecelakaan karena kendaraan yang melaju cepat dari arah berlawanan tanpa mengetahui kondisi kita.
Menyalakan lampu dim atau lampu jauh ketika melewati titik blind spot ini adalah etika yang tepat. Sorot terang lampu dapat memberikan kode kepada pengemudi dari arah berlawanan. Dengan begitu tak perlu takut lagi terjadi kecelakaan.
Kedipkan Lampu Dim Beberapa Kali Untuk Meminta Jalan ke Pengendara Lain
Ketika Anda hendak menyalip kendaraan di depan, bisa memberi kode dengan mengedipkan lampu beberapa kali. Cara ini menjadi pertanda bagi mobil yang ada di depan atau hendak disalip.
Ketika Anda menyalakan lampu maka kedipan cahaya akan terlihat dari kaca spion mereka. Selain itu, kode juga boleh diberikan pada kendaraan dari arah berlawanan untuk memberi tanda kalau kamu sedang posisi menyalip.
Kendaraan tersebut akan mengetahui bahwa Anda berencana mengambil sedikit lajur jalan mereka. Dengan demikian, pengemudi tersebut akan menahan sedikit laju mereka untuk memberikan jalan.