Japan Mobility Show 2024 Akan Dihelat Oktober dengan Konsep Berbeda
Prasetyo · 20 Agu, 2024 09:01
0
0
Japan Mobility Show 2024 dipastikan akan digelar tahun ini. Ya Japan Mobility Show atau yang dulu dikenal dengan sebutan Tokyo Motor Show, kabarnya akan berlangsung menjadi setiap tahun, bukan lagi dua tahunan.
Hal tersebut merupakan keputusan Akio Toyoda. Toyoda yang juga menjabat sebagai Chairman of Japan Automotive Manufacturers Association setuju dengan ide Matsuko jika pameran otomotif yang berlangsung di Jepang itu diadakan setiap tahun.
Dengan adanya keputusan ini, makan Japan Mobility Show 2024 dipastikan akan digelar pada 15-18 Oktober di Makuhari Messe, di Prefektur Chiba, Jepang. Acara otomotif ini pun akan berbarengan dengan CEATEC 2024 yang merupakan pameran inovasi digital dan teknologi berskala besar. Jadi bisa dipastikan, kedua pameran ini akan menjadi hajatan akbar di Jepang sepanjang 2024.
Mungkin kalian masih kurang familiar dengan nama Japan Mobility Show. Tak heran memang, mengingat penamaan ini merupakan pengganti dari Tokyo Motor Show (TMS) yang setiap dua tahun sekali selalu menjadi kegiatan akbar otomotif di Jepang yang disorot oleh dunia.
Namun sejak 2023, bertepatan dengan 70 kalinya TMS digelar, pihak penyelenggara yang disepakati oleh asosiasi otomotif di negara tersebut, mengubah nama TMS menjadi "Japan Mobility Show". Konsepnya pun sedikit berubah dibanding TMS.
Kalao pada Tokyo Motor Show para pabrikan otomotif berlomba memamerkan produk dan inovasi terbarunya, maka ketika namanya sudah berubah, para peserta juga wajib memikirkan konsep mobilitas masa depan apa yang tengah mereka kembangkan.
Karena konsep baru ini juga perdana diterapkan, maka masing-masing peserta saling bereksperimen dengan menawarkan inovasi berbagai solusi mobilitas masa depan. Tak heran kalau selama pameran yang dihelat 26 Oktober hingga 5 November tahun lalu itu, banyak juga diisi oleh pabrikan yang berhasil membuat inovasi mobilitas udara, hingga robot otomatis.
Akan diselenggarakan tiap tahun
Konsep acara seperti ini dianggap sukses besar, termasuk adanya area "Kidzania" yang merupakan kids corner di lokasi pameran. Area yang hanya boleh dimasuki anak-anak ini mengajak para bocah untuk berkreasi dan berinovasi. Area ini pun selalu ramai dikunjungi setiap harinya.
Dari target pengunjung 1 juta orang yang ditetapkan oleh panitia penyelenggara, perhelatan Japan Mobility Show tahun lalu berhasil menggaet lebih dari 1,11 juta pengunjung tiap harinya, ke Tokyo Big Sight yang langganan menjadi lokasi pameran otomotif tersebut.
Namun pihak penyelenggara rupanya tak mau terjebak pada konsep pameran yang monoton. Masih tetap mengangkat tema otomotif dan industrinya, namun pada perhelatan tahun ini, lingkup pameran akan diperluas.
Acara Japan Mobility Show 2024 akan mempertemukan pada startup, perusahaan kecil dan menengah, untuk saling bertemu dan menciptakan peluang bisnis baru. Ada sekitar 150 perusahaan startup di bidang netralitas karbon, manufaktur dan sebagainya, serta 50 perusahaan kecil, menengah, hingga besar terkait mobilitas, industri berat, konstruksi dan lainnya yang ikut serta.
Dengan tema seperti itu, diharapkan pengunjung bukan sekedar mereka yang mau melihat inovasi mobilitas atau sekedar berkreasi, tapi juga para pelaku industri yang terkait bidang otomotif.
Sejarah Tokyo Motor Show yang Sudah Berganti Nama 2 Kali
Awalnya bernama Japan Motor Show
Meskipun pameran ini hanya berlangsung di Jepang, namun seakan jadi magnet dunia otomotif untuk melihat perkembangan industri kendaraan bermotor khususnya di wilayah Asia. Jepang dianggap mewakili teknologi yang berkembang di benua ini.
Tokyo Motor Show juga merupakan satu dari beberapa pameran otomotif tingkat dunia yang memiliki sejarah panjang. Konsep awalnya yaitu memberi wadah bagi para produsen otomotif untuk memamerkan produk dan inovasi terbarunya kepada publik. Namun seiring berjalannya waktu, konsep pameran alami beberapa perubahan sesuai dekade berlangsungnya.
Pameran ini bermulai di Hibiya Park, Tokyo, Jepang pada 1954, namun saat itu namanya Japan Motor Show. Ini merupakan pameran otomotif di Jepang pertama kali yang diselenggarakan asosiasi otomotif negara tersebut, yang kini berganti nama jadi Japan Automobile Manufacturers Association (JAMA).
Pada penyelenggaraan pertama, pameran ini hanya diikuti produsen-produsen lokal yang menawarkan produk mereka untuk pangsa pasar domestik. Namun lantaran Negeri Sakura itu mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat, mulai 1970, Japan Motor Show diikuti juga oleh beberapa produsen mobil dari negara lain.
Sejak dibuka untuk produsen negara lain ini pula Japan Motor Show berkembang sangat signifikan. Jumlah peserta terus bertambah, bahkan datang dari lebih dari tujuh produsen otomotif berbeda negara. Di masa 1970-an ini pula Japan Motor Show mulai menampilkan produk-produk mobil konsep sebagai gambaran teknologi di masa depan yang disiapkan oleh para produsen.
Awalnya hanya diikuti pabrikan lokal
Masuk ke era 1980-an, konsep pameran mengalami sedikit perubahan menyesuaikan dengan tren otomotif global, mengingat peserta pameran kini sudah dari produsen seluruh negara. Pameran mulai menekankan pentingnya teknologi yang bisa menekan konsumsi bahan bakar pada sebuah kendaraan bermotor.
Selama dekade 1980-an pula, muncul mobil-mobil konsep berdesain aerodinamis, yang tidak hanya mementingkan sisi estetika, namun juga demi menekan penggunaan bahan bakar fosil. Bahkan menjelang tahun 1990-an, ada beberapa produsen otomotif yang mulai memajang konsep mobil bertenaga listrik.
Tepat di perhelatan 1989, Japan Motor Show pun resmi berganti nama jadi Tokyo International Motor Show. Nama Tokyo dipilih sebagai pusat bisnis dan keuangan di Jepang. Semnetraa International mencerminkan kalau pameran ini sudah masuk pameran otomotif skala dunia.
Memasuki dekade 1990-an, tema pameran makin menyoroti teknologi kendaraan ramah lingkungan. Karenanya banyak sekali peserta yang menampilkan mobil konsep bertenaga listrik murni, hidrogen, sampai bahan bakar daur ulang. Bahkan pada pertengahan 1990-an, fokus pameran hanya pada kendaraan bertenaga listrik dan sumber energi terbarukan lainnya.
Bergeser ke dekade 2000-an, tema pameran masih tetap menggaungkan inovasi kendaraan ramah lingkungan dengan penggunaan teknologi bahan bakar alternatif, misalnya hidrogen. Selain itu, para peserta pameran juga mulai marak menampilkan kendaraan otonom, dengan teknologi kecerdasan buatan demi menciptakan keselamatan berkendara yang lebih baik.
Memasuki era 2010, Tokyo International Motor Show terus menyoroti tentang inovasi di bidang kendaraan bertenaga listrik. Namun cakupannya diperluas, bukan hanya mobil penumpang, tapi juga kendaraan komersial hingga skuter bertenaga listrik.
Selain itu, pada masa ini ditekankan pula kepada setiap pameran untuk menampilkan inovasi yang memungkinkan konektivitas antara pengguna dengan kendaraan. Tak heran beberapa perusahaan memamerkan pula teknologi aplikasi untuk berbagai kebutuhan transportasi.
Namun akibat Pandemi Covid-19, Tokyo Motor Show terhenti di 2019, dan baru kembali dilaksanakan pada 2023. Pada perhelatan yang ke-70 ini, pameran tersebut pun resmi berganti nama jadi Japan Mobility Show.
Menggeluti bidang jurnalistik otomotif sejak 2009 selaras dengan hobinya dalam memodifikasi mobil. Apalagi karakteristik yang berbeda dari setiap kendaraan yang dibuat oleh masing-masing pabrikan, terus menumbuhkan minatnya di dunia otomotif hingga saat ini.