Kelebihan dan Kekurangan Honda Jazz GD3, Pionir Hatchback CVT di Indonesia
Enda · 5 Jul, 2021 14:30
0
0
Honda Jazz GD3 merupakan generasi pertama Jazz di Indonesia. Melihat sedikit sejarahnya, Mobil ini pertama kali diluncurkan oleh PT. Honda Prospect Motor (HPM) pada Februari 2004, yang saat itu didatangkan secara utuh dari Thailand sebagai basis produksi mobil ini untuk kawasan Asia.
Di Indonesia, city car berpenampilan hatchback ini dijual hingga tahun 2007. Mengetahui pasaran harga bekasnya saat ini, Honda Jazz GD3 dibandrol Rp55 juta sampai dengan Rp90 jutaan.
Kalian tertarik membeli mobil ini dalam waktu dekat? Sebelum memutuskan untuk membelinya, ketahui kelebihan dan kekurangan Honda Jazz GD3 berikut ini.
Meski umurnya kini sudah lebih dari 10 tahun, Honda Jazz GD3 tetap tidak terlihat ketinggalan zaman. Sama seperti beberapa produk Honda yang memang secara khusus dihadirkan untuk para kaula muda, mobil ini mempunyai bentuk yang sporty dan atraktif dengan bentuk yang sedikit membulat serta garis tajam dibeberapa lekukannya.
Selain telihat sporty dengan adanya tambahan body kit yang mengelilingi bagian bawahnya, Jazz GD3 lansiran 2006 hingga 2007, berhasil mendapatkan lampu belakang LED dengan reflektor yang mewah.
2. Kabin Honda Jazz GD3 Terasa Lega Berkat Adanya Fitur Ultra Seat
Mempunyai panjang 3.830 mm, lebar 1.693 mm dan tinggi 1.525 mm, membuat Honda Jazz GD3 terlihat begitu kompak. Tak heran apabila mobil ini sangat cocok digunakan di perkotaan.
Meski memiliki dimensi yang mungil, city car ini memiliki dimensi yang cukup luas, loh. Semua ini berkat adanya fitur ultra seat yang disematkan pada kabin mobil ini.
Ultra seat pada Honda Jazz GD3 ini mempunyai banyak keunggulan yang mana pengguna bisa dengan bebas mengatur jok mobilnya disesuaikan dengan kebutuhan.
Bukan cuma memberikan kenyamanan berkendara, dengan adanya fitur ini juga dapat menyuguhkan dimensi kabin yang lebih luas. Ultra seat pada generasi Honda Jazz pertama ini terdiri dari 4 mode, yaitu; Utility Mode, Long Mode, Tall Mode dan Refresh Mode.
3. Honda Jazz Generasi Pertama Hadir dengan Dua Pilihan Mesin yang Responsif dan Bertenaga
Mempunyai ukuran yang kompak, mobil ini juga terasa begitu gesit ketika saat digunakan menembus kemacetan di kota besar maupun dibawa berpergian ke luar kota. Hal ini dikarenakan Honda Jazz generasi pertama yang ada di Indonesia berhasil disematkan jantung pacu 1.500 cc yang hadir dengan dua pilihan teknologi, yaitu 1.5L i-DSI dan 1.5L VTEC.
Mesin berkode L15A 4 silinder SOHC berkubikasi 1.496 cc i-DSI (intelligent Dual & Sequential Ignition) yang digunakannya mampu menghasilkan tenaga 87 PS @5.500 rpm dengan torsi 128 Nm @2.700 rpm. Mesin dengan teknolgi i-DSI yang dianutnya ini memiliki 8 valve, serta buah 2 busi pada setiap silinder yang berfungsi untuk meningkatkan performa serta pembakaran yang lebih sempurna.
Masih menggunakan kode mesin yang sama, pilihan mesin lainnya yang sudah menggunakan teknologi VTEC (Variable Valve Timing & Lift Electronic Control), diketahui mampu memeras tenaga hingga 110 PS @5.800 rpm dengan torsi maksimal 143 Nm @4.800 rpm. Mesin dengan teknologi VTEC yang dianutnya memiliki 16 valve dimana dapat menghasilkan tenaga secara maksimal pada putaran atasnya.
4. Transmisi Otomatis Pada Honda Jazz GD3 Sudah Menggunakan Teknologi CVT
Seperti yang diketahui, Honda Jazz generasi pertama mendapatkan dua pilihan jenis transmisi, yakni manual 5-percepatan serta otomatis CVT 7 speed Steermatic. Di Indonesia, Honda Jazz GD3 bisa dikatakan sebagai pionir hatchback dengan transmisi CVT.
Karena di zamannya, keberadaan city car hatchback yang sudah menganut teknologi CVT pada pilihan transmisi otomatisnya belum bisa dapat kalian jumpai. Bukan cuma itu saja, ternyata transmisi otomatisnya yang ada pada mobil ini juga sudah menggunakan paddle shift atau tombol pada stir, yang bisa digunakan untuk menambah dan menurunkan percepatan.
5. Honda Jazz GD3 Terasa Begitu Stabil Ketika Dipacu Dalam Kecepatan Tinggi
Sudah menggunakan sasis berteknologi Honda G-Force Control Technology (G-CON), serta suspensi berjeniskan MacPherson Strut with coil spring & stabilizer pada bagian depan, serta H-shape Torsion Beam di roda belakangnya, membuat mobil ini terasa begitu stabil ketika dipacu dalam kecepatan yang tinggi.
Dengan begitu jangan heran apabila kalian seringkali melihat generasi pertama Honda Jazz melakukan zig-zag dengan mudah dalam kecepatan yang tinggi.
6. Varian RS Mendapatkan Rem Cakram di Seluruh Roda
Tipe standar dari Honda Jazz generasi pertama mendapatkan sistem pengereman berupa ventilated disc brake di roda depan, serta drum brake pada roda belakangnya. Sedangkan untuk varian RS, Honda memberikan sistem pengereman cakram di seluruh rodanya yang dapat memberikan daya cengkram lebih baik.
Menggunakan penggerak Front-wheel Drive, Honda Jazz GD3 diyakini memiliki kelemahan di sektor kaki-kaki. Beberapa pemilik mobil ini kerap kali mendengar dan merasakan suara ‘gluduk’ pada bagian roda depannya. Hal ini dikarenakan karet bushing di swing arm sudah mulai mulai getas, karet ball joint pecah, serta karet tie rod yang jebol yang sudah termakan usia.
2. Suspensinya yang Keras
Karena dirancang agar selalu stabil ketika melaju di kecepatan tinggi, maka ayunan suspensi mobil ini diracik untuk sedikit lebih keras. Hal ini tentunya menimbulkan dampak ketika digunakan di jalan yang berkontur, dimana bantingan mobil ini terasa keras dan kurang nyaman.
3. Transmisi CVT Sering Bermasalah
Berbeda dengan transmisi otomatis konvensional, transmisi CVT pada Honda Jazz GD3 memerlukan perhatian yang khusus. Penggunaan oli yang tak sesuai serta jarang melakukan servis, menimbulkan kejadian transmisi CVT bermalah seperti ‘jedug’ dan kurang responsif yang kerap kali dialami beberapa penggunannya.
4. Stir Terasa Berat
Untuk membuat putaran kemudi terasa lebih ringan, Honda Jazz GD3 diketahui sudah menggunakan EPS (Electronic Power Steering) pada stirnya. Beberapa pemilik mobil ini mengeluhkan soal modul elektronik yang eror dengan sendirinya.
Dengan begitu secara otomatis stir akan terasa berat karena tidak ada perintah dari modul untuk menggerakan dinamo pada rack steer. Jika sudah rusak, biaya penggantian modul EPS saat ini terbilang cukup mahal berada di kisaran Rp4 jutaan.
Seorang pengagum otomotif sejak kecil, yang suka mengoprek kendaraan di akhir pekan, membuat penulis semakin cinta pada dunia otomotif. Yang pada akhirnya hoby tersebut membawanya ke dalam dunia pekerjaanya sebagai penulis hingga saat ini.