Kena PHP, Ini Alasan Akhirnya Mobil Hybrid Gak Dapat Subsidi dari Pemerintah
Herdi · 15 Mar, 2023 13:09
0
0
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan bahwa mobil hybrid tidak mendapatkan subsidi dari pemerintah seperti halnya mobil listrik melalui program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB)
Menurut Agus, mobil hybrid tidak mendapatkan bantuan karena jenis mobil tersebut bukan bagian dari ekosistem yang telah direncanakan pemerintah yaitu membangun percepatan ekosistem electric vehicle (EV) atau kendaraan listrik di Indonesia.
"Karena ini (hybrid) bukan ekosistem. Karena kita punya ekosistem (kendaraan listrik) ada baterai nikel, jadi itu yang mau kami dorong," ungkap Agus di Jakarta.
Agus juga menerangkan, alasan dengan memberikan bantuan untuk ekosistem kendaraan listrik murni tak lain untuk menarik investasi ke Indonesia. Tentu saja tersebut diharapkan jadi sangat menguntungkan bagi Indonesia.
"Jadi investasi sudah banyak bicara dengan beberapa pihak dan mereka menunggu regulasi apa yang menurut mereka lebih kompetitif ketimbang mereka masuk ke negara lain (selain di Indonesia), ini penting," ucapnya. Dengan masuknya investasi, kata Agus, tujuan kedepan akan mendatangkan pemasukan negara melalui tercipta pajak, serta membuka lapangan pekerjaan baru.
"Jadi kita melihat bahwa ada beberapa negara yang kita lakukan benchmarking sebagai kompetitor kita, adalah suatu negara yang memberikan insentif banyak, sehingga kita harus punya policy dan regulasi yang baik kompetitif dari mereka," jelas Agus.
Sebelumnya Agus pernah menyebutkan bahwa pemerintah akan memberikan bantuan untuk program KBLBB, dimana subsidi mobil listrik mendapatkan insentif Rp80 juta dan mobil berbasis hybrid Rp40 juta. Hal ini pula yang membuat beberapa pabrikan mobil termasuk Toyota rajin menghadirkan mobil-mobil terbaru dengan mengusung teknologi hybrid.
Namun belakangan, tepat pada 6 Maret 2023 pemerintah mengumumkan bahwa bantuan program KBLBB hanya diberikan untuk mobil listrik murni yang diproduksi di dalam negeri dan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) minimal 40 persen. Hal ini juga berlaku untuk sepeda motor listrik.
BYD dan Tesla disebut ingin menanamkan investasi di Indonesia
Disebutkan beberapa perusahaan otomotif dengan nama besar kepincut ingin melakukan Indonesia sebagai basis produksi, diantaranya adalah Tesla dan juga BYD. Kedua perusahaan ini memang dikenal memiliki produk mobil listrik yang cukup dikenal di dunia.
Mengawali karir sebagai jurnalis sejak tahun 2011 di salah satu media massa Nasional Tanah Air. Memiliki ketertarikan untuk membahas bidang otomotif, mulai dari sepeda motor, mobil, hingga bus dan truk.