Banyak orang yang ingin membeli mobil listrik dengan segala kelebihannya. Namun muncul kekhawatiran di benak calon konsumen bila ingin beli mobil listrik. Mereka akan mempertimbangkan soal harga, pengisi daya, baterai, atau kemampuan mobil bila menghadapi cuaca hujan ekstrim seperti yang terjadi di Jakarta beberapa waktu terakhir.

Baca juga:

Awas Kejebak Beli Mobil Bekas Banjir, Gampang Kok Kenali Ciri-cirinya

Wuling Air EV 2022 Sudah Bisa Dipesan dengan Bandrol Paling Mahal Rp300 Jutaan

Awas Kejebak Beli Mobil Bekas Banjir, Gampang Kok Kenali Ciri-cirinya

Ada rumor yang menyebut kalau mobil listrik tidak cocok untuk negara tropis karena paparan cuaca panas dan sering terdapat genangan air. Beberapa orang beranggapan bahwa genangan atau banjir yang kerap terjadi pasca hujan bisa membuat kelistrikan di mobil setrumnya bocor dan membahayakan. Apa benar demikian? 

Karena iklim tropis dengan panas terik, lalu hujan deras intensitas tinggi disinyalir akan menyebabkan baterai lekas rusak.  Untuk itu kita perlu tahu bagaimana suhu dan proses manufaktur bisa menjaga kemampuan baterai mobil listrik. Jadi, kita bisa tahu apakah kabar tersebut adalah fakta atau isu bohong semata. 

Batetai dan Proses Produksi Mobil Listrik Menjaga Agar Aman Dari Kebocoran Setrum

Pabrikan kendaraan tentu berusaha supaya mobil yang mereka produksi ini cukup aman ketika digunakan oleh konsumen. Untuk itu, dalam proses manufaktur mobil listrik dibuat sedemikian rupa agar tidak terjadi kebocoran setrum. Dengan demikian, mobil listrik tetap aman ketika melewati hujan deras dengan intensitas tinggi termasuk genangan air. 

Sebagai contoh pada Wuling Air ev sendiri Berbagai uji perangkat baterai dilakukan dalam berbagai skenario guna mengetahui durabilitas yang dimiliki. Perlu diketahui sebelumnya, mobil listrik berpenampilan kompak milik Wuling disematkan dengan baterai lithium iron phosphate (LFP). 

“Aspek keselamatan tentu menjadi prioritas dalam pengembangan kendaraan listrik, terutama pada komponen baterai dan sistem kelistrikan tegangan tingginya. Baterai Wuling Air ev telah melewati berbagai pengujian dengan hasil yang memuaskan,” ujar Danang Wiratmoko, selaku Product Planning Wuling Motors beberapa waktu lalu. 

Pengujian sendiri dilakukan dengan tujuan untuk memastikan keamanan serta ketahanan baterai dalam berbagai kondisi pengoperasian. Seperti yang diketahui, baterai pada mobil listrik memiliki peran penting sebagai tempat penyalur energi yang berfungsi untuk menggerakan motor serta menjalankan fitur.

Wuling Air ev dirancang dengan tingkat keamanan baterai yang sudah teruji dengan baik dalam kondisi ekstrim. Ketika pengujian dengan cara dibakar pada suhu tinggi, baterai mobil ini tidak mengalami ledakan maupun kerusakan lain. 

Selain itu, tahapan pengetesan juga dilakukan dengan catra baterai direndam dalam air dengan hasil baik sehingga memperoleh sertifikasi IP67. Ini dibuktikan dengan cara baterai dimasukan ke dalam bak berisi air. 

Baterai tidak ada kebocoran atau kerusakan, sehingga memberikan kenyamanan kepada penggunanya saat berkendara dalam kondisi hujan atau banjir. 

Mobil Listrik Lebih Kuat Terjang Banjir?

Secara teori, mobil listrik ini lebih kuat saat menerjang banjir ketimbang mobil biasa. Ini karena mekanisme kelistrikan pada mobil listrik lebih rumit dibandingkan mobil konvensional. Motor listrik dan baterai di mobil listrik sudah dirancang sedemikian rupa untuk tahan terhadap berbagai kondisi seperti, temperatur tinggi, curah hujan yang tinggi, resiko benturan maupun kebocoran.

Bandingkan dengan mobil konvensional, air yang masuk ke saluran udara intake dapat menyebabkan water hammer. Kondisi tersebut lantas membuat kompresi piston akan bermasalah dan akibatnya bisa patah. 

Mitos di Mobil Listrik, Apakah Nyetrum Waktu Terobos Genangan?

Salah satu mitos yang mungkin masih banyak dipercayai oleh masyarakat adalah mobil listrik bisa korslet jika terkena hujan. Ini karena air merupakan media penghantar arus listrik, tetapi bukan berarti kendaraan listrik menjadi gampang korslet saat melewati genangan.  

Dijelaskan di atas, produsen mobil listrik pastinya sudah melakukan berbagai tahap uji ekstrem, khususnya yang berkaitan bagi keselamatan dan keamanan pengguna. 

Meskipun demikian, kondisi cuaca hujan ekstrim tidak bisa dijadikan alasan bagi pengendara mobil listrik untuk menerjang segala kondisi genangan air. Batas yang diperbolehkan untuk melewati genangan banjir adalah sebatas setengah roda saja. 

Apabila ketinggian air melebihi batas tersebut, sebaiknya tidak memaksakan diri dan segera cari jalur yang lebih aman. Dikhawatirkan, air bisa merembes masuk ke interior mobil melalui sela-sela pintu. 

Apabila air masuk ke interior dapat mengacaukan sistem kelistrikan, dan inilah penyebab korsleting listrik. Bila dibiarkan dapat menimbulkan kerusakan sistem pada baterai dan motor listrik. 

Mobil listrik lebih aman menerjang genangan karena elektrikal digerakan dengan arus DC. Jadi tidak seperti listrik rumahan dengan arus AC 220 Volt yang berisiko menimbulkan setrum.

Persoalan yang perlu diselesaikan pengguna mobil listrik setelah tergenang banjir yaitu perlu maintenance dengan mdmbersihkan semua kolong dan bagian yang terendam banjir, supaya awet komponen elektriknya.