Mau Ganti Filter Udara Aftermarket Buat Mobil? Kenali Dulu Jenis dan Cara Merawatnya
Prasetyo · 14 Agu, 2024 09:03
0
0
Pilihan untuk ganti filter udara mobil dari produk OEM menjadi produk rilisan brand aftermarket, sering dilakoni para pemilik kendaraan. Alasannya demi mendapatkan akselerasi mesin yang lebih instan dari kondisi standar. Benarkah demikian?
Seperti kita ketahui, ada beberapa brand filter udara aftermarket yang memproduksi saringan udara di ruang mesin untuk kendaraan roda empat. Secara fungsi tetap sama dengan produk bawaan pabrik, yaitu menyaring setiap udara yang masuk melalui saluran air intake sebelum disalurkan ke dalam mesin.
Punya tugas yang mirip masker manusia yang banyak dipakai ketika pandemi Covid-19, filter udara ini sifatnya berupa hambatan agar tidak semua material udara dari luar mengalir ke ruang mesin. Karenanya kebanyakan filter aftermarket mengklaim jika produk mereka bisa menghasilkan debit udara lebih banyak daripada filter OEM.
Seperti yang sudah kami terangkan tadi, filter udara mesin merupakan komponen mesin mobil yang bertugas untuk menyaring kotoran. Udara yang masuk ke ruang bakar melalui saluran intake, dengan adanya filter ini diharapkan tetap bersih dan bisa menciptakan proses pembakaran yang lebih sempurna di dalam mesin.
Umumnya filter udara ini ada pada sebuah box plastik yang terhubung dengan saluran intake manifold. Namun ada juga filter udara yang diletakkan di bagian luar, dan arahnya ke area depan mobil demi mendapat aliran udara yang lebih banyak tanpa terhalang komponen lain.
Di pasar banyak beredar merek dan jenis filter udara aftermarket. Mulai dari perbedaan bahan filter yang digunakan, sampail model filternya. Biar lebih mengetahui apa saja jenis filter udara OEM (Original Equipment Manufacturer) dengan aftermarket, yuk kita ulas lebih dalam.
Filter udara untuk mobil ternyata dibedakan dari beberapa bahan yang digunakan sebagai media filtrasi komponen tersebut. Ada yang berbahan kertas, hingga stainless steel.
1. Filter Udara Kertas
Filter ini menggunakan bahan kertas yang tahan terhadap perubahan suhu mesin. Umumnya dipakai sebagai filter OEM yang didapat ketika seseorang membeli mobil baru. Atau ada juga perusahaan aftermarket yang menyediakan filter berbahan kertas.
Filter udara berbahan kertas ini memiliki kerapatan pori-pori 12 – 25 micron yang dilengkapi minyak di kertas tersebut. Sehingga partikel lebih kecil dari debu bisa tertahan. Namun filter jenis ini tidak disarankan untuk dibersihkan.
Pasalnya bahan kertas yang mengandung minyak dan bertugas menyaring kotoran udara, ketika dibersihkan, pori-porinya malah menjadi tertutup dan menurunkan performa mesin. Masa pakai ini perlu penggantian setiap 15.000 – 20.000 km.
2. Filter Udara Berbahan Cotton
Filter udara berbahan cotton atau katun ini biasanya dikeluarkan oleh pabrikan komponen aftermarket otomotif. Ada yang bermerek Sakura, Apex, atau KnN, dengan harga yang juga bervariasi tergantung jenis mobilnya.
Kelebihan filter berbahan ini biasanya berupa filter replacement dan mampu menciptakan peningkatan performa mesin signifikan. Usia pakai filter pun relatif jauh lebih lama dibanding filter kertas. Selain itu filter karena bisa dibersih dengan air yang dicampur sedikit deterjen setiap 10.000 km.
3. Filter Stainless Steel
Filter udara jenis ini juga memiliki kerapatan pori-pori lebih besar dibanding filter kertas yakni sekitar 45 mikron. Akibatnya aliran udara yang masuk ke ruang mesin pun ikut lebih deras.
Filter seperti ini juga cukup banyak dipasaran, satu diantaranya yang cukup terkenal adalah filter udara Ferrox yang menggunakan material stainless steel tipe 304 dengan kerapatan 45 mikron.
Berkat material berkualitas, perawatannya cukup dicuci dengan air. Kemudian boleh dikeringkan menggunakan angin bertekanan rendah atau dengan bantuan kipas angin.
Selain dari bahannya, jenis filter udara mobil juga dibedakan berdasarkan bentuk serta posisi penempatannya. Dipasaran dikenal dengan dua jenis filter udara berdasarkan bentuknya, yaitu filter replacement dan open element.
1. Filter Replacement
Filter udara mobil model replacement dibuat menyerupai bentuk filter udara OEM. Sesuai namanya "replacement" filter ini bertugas mengganti filter OEM dengan filter aftermarket dengan kualitas yang lebih baik.
Filter model seperti ini penempatannya masih di dalam box filter udara seperti halnya filter OEM. Sehingga dari luar tidak terlihat kalau pemilik mobil telah mengganti filter udara untuk ruang mesin kendaraan tersebut.
Filter replacement juga dianggap pilihan terbaik jika pemilik kendaraan masih menggunakan mobilnya untuk aktifitas sehari-hari, namun ingin disertai penambahan akselerasi mesin yang lebih baik.
2. Filter Open Element
Filter jenis ini kerap juga disebut open filter, yaitu posisi filter berada di luar tanpa membutuhkan lagi box filter. Untuk pemasangannya dibutuhkan lagi selang tambahan yang mengarah ke intake manifold, sementara posisi filter ditujukan ke arah depan mobil demi mendapat debit udara yang lebih banyak.
Karena posisinya yang lebih terbuka, maka permukaan filter juga lebih banyak sehingga bisa menyerap udara dari luar juga lebih deras. Karena itulah, akselerasi mesin bisa terasa lebih baik dengan pemakaian filter model ini.
Hanya saja, kondisi filter yang di bagian luar membuat material filter jadi mudah kotor. Alhasil filter seperti ini kurang cocok untuk pemakaian sehari-hari, karena lebih baik untuk penggunaan di ajang balap yang memang membutuhkan debit udara masuk lebih banyak saat mesin melakukan kinerja maksimal.
Seiring waktu pemakaian, apapun jenisnya, filter udara akan mengumpulkan kotoran dan partikel lainnya yang dapat menghambat aliran udara bersih dari luar untuk dibutuhkan ke ruang mesin.
Karena itulah setiap filter udara juga wajib dibersihkan secara berkala. Namun pertanyaan yang kerap muncul adalah ganti filter udara tiap berapa km (kilometer) yang dianjurkan oleh pabrikan?
Seperti yang sudah kami jelaskan sebelumnya, untuk filter OEM atau aftermarket berbahan kertas, maka wajib diganti maksimal tiap 20.000 km. Sedangkan filter berbahan cotton atau stainless steel tidak perlu diganti. Namun dibersihkan secara berkala tiap 10.000 - 20.000 km.
Ada beberapa tanda yang sebenarnya akan diberikan oleh sistem komputasi pada mobil, jika filter ini sudah dirasa terlalu menumpuk kotorannya. Dikutip dari Daihatsu Indonesia, berikut tanda harus ganti filter udara mobil.
1. Ganti filter udara mobil kalau sudah penuh debu
Filter udara yang sudah lama digunakan biasanya akan membuat debu dan kotoran menumpuk di permukaannya. Jika menemukan kondisi seperti ini, segera lakukan penggantian atau membersihkan filter, agar komponen bisa berfungsi kembali dengan optimal. Biasakan cek kondisi filter, minimal sebulan sekali.
2. Tenaga mobil sedikit berkurang
Satu dari beberapa penyebab tenaga mobil berkurang adalah karena pembakaran mesin yang tidak optimal akibat debu. Penurunan performa kendaraan ini akan terasa terutama saat mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi. Pada saat kecepatan yang tinggi, mobil mungkin tidak memiliki tenaga yang cukup, dan terasa seperti tertahan saat menekan gas.
3. Perubahan warna asap dari knalpot
Debu yang masuk ke filter akan membuat pembakaran mobil tidak sempurna. Hal ini akan berpengaruh juga kepada asap yang dikeluarkan oleh knalpot. Jika kalian melihat asap knalpot mobil berwarna lebih pekat dari sebelumnya, pastikan segera memeriksa kondisi filter udara.
4. Bahan bakar menjadi lebih boros
Kondisi filter udara yang kotor dapat menyebabkan proses pembakaran yang tidak optimal di dalam ruang bakar. Hal ini dapat mengakibatkan konsumsi bahan bakar yang lebih boros.
5. Lampu indikator menyala dan mesin lebih sulit dihidupkan
Ketika kalian mengalami mesin baru hidup setelah distarter 2-3 kali, coba cek kondisi filter udaranya. Karena Kotoran yang menumpuk di ruang bakar membuat oksigen sulit masuk ke dalam mesin kendaraan. Ini membuat mesin kendaraan menjadi lebih sulit untuk dinyalakan. Beberapa kendaraan juga mungkin akan muncul indikator check Engine pada meter cluster pengemudi, yang menandakan ada masalah di bagian sistem pembakaran.
Menggeluti bidang jurnalistik otomotif sejak 2009 selaras dengan hobinya dalam memodifikasi mobil. Apalagi karakteristik yang berbeda dari setiap kendaraan yang dibuat oleh masing-masing pabrikan, terus menumbuhkan minatnya di dunia otomotif hingga saat ini.