Mirip Mercedes-Benz G-Class, BAIC BJ80 Diperkenalkan di Indonesia
Enda · 28 Okt, 2024 16:03
0
0
BAIC BJ80 merupakan SUV Premium asal Tiongkok berpenampilan boxy yang sekilas mirip seperti Mercedes-Benz G-Class. Disebut-sebut memiliki durabilitas tinggi layaknya G-Class yang sudah eksis sejak 1979, di negara asalnya BJ80 banyak digunakan sebagai kendaraan militer.
Dipersiapkan merambah pasar di luar China, BAIC BJ80 diperkenalkan di Indonesia melalui PT JIO Distribusi Indonesia pada Senin, 28 Oktober 2024. Di Tanah Air BJ80 diperkenalkan secara exclusive di BAIC Headquarter Alam Sutera, Tangerang-Banten.
Seperti diketahui, BJ80 yang diperkenalkan di Indonesia masih menggunakan setir kiri dan dihadirkan sebagai riset untuk tes pasar.
“Menghadirkan kendaraan BAIC BJ80 Left Hand Drive (setir kiri) dalam Exclusive Preview ini bertujuan sebagai riset terhadap respon masyarakat, yang diharapkan dapat memberikan gambaran kepada BAIC International untuk segera merealisasikan versi setir kanan atau Right Hand Drive BJ80 untuk pasar Indonesia,” ujar Dhani Yahya, COO PT JIO Distribusi Indonesia.
Lebih lanjut ia menyatakan, mobil ini adalah bagian dari Brand Shaper untuk kelas Off Road Vehicle (ORV) BAIC dengan membawa berbagai keunggulan mulai dari fitur, keandalan, serta kualitas tertinggi di kelasnya dengan sistem penggerak 4x4.
Hadir dengan ketangguhan yang dipadukan desain boxy serta kemewahan khas premium, mobil ini didesain untuk menaklukkan berbagai medan dengan kemampuan sudut masuk 39 derajat, sudut tanjakan 25 derajat, dan sudut keluar 33 derajat, memastikan kemampuan manuver yang baik di berbagai kondisi jalan.
Untuk sistem peredam kejut, mobil ini dipadukan suspensi depan dengan menggunakan Double Wishbone Torsion Bar Spring Independent Suspension, yang memberikan pengendalian lebih baik di segala kondisi jalan sehingga memastikan pengendaraan yang mulus dan nyaman di berbagai kondisi jalan.
Pada bagian belakang, suspensi memakai Five Connecting Rod Variable Stiffness Spiral Coil Spring Non-Independent Suspension, untuk memberikan kenyamanan ekstra serta penggunaan Rigid Axle yang memberikan kekuatan saat melaju di medan berat. Selanjutnya pada sistem pengereman baik depan maupun belakang menggunakan ventilated disc, yang memaksimalkan pendinginan efisiensi pengereman yang lebih baik mendukung keamanan dan kontrol yang superior.
Dari segi performa, BJ80 dipersenjatai mesin 3.000 cc twin-turbo V6 berbahan aluminium yang sanggup meletupkan tenaga hingga 241 Hp dan torsi puncak sebesar 420 Nm. Mesin dengan bahan utama alumunium yang dipakai selain kuat, juga diklaim sanggup memberikan akselerasi lebih cepat dengan berkat bobot mesin yang lebih ringan dengan mendukung efisiensi bahan bakar.
Jantung pacu yang digunakan dikawinkan menggunakan transmisi otomatis ZF dengan 8 tingkat percepatan yang menawarkan perpindahan gigi terasa lebih cepat, responsif, dan tangguh di berbagai medan. Peningkatan fitur pada transmisinya menonjolkan kekuatan teknologi, seperti otomatisasi yang memungkinkan perpindahan gigi kembali ke posisi "P" ketika kendaraan dimatikan, untuk memastikan keamanan parkir.
Selain itu terdapat pula fitur koreksi otomatis, yang berfungsi untuk mencegah kerusakan transmisi akibat kesalahan perpindahan gigi guna meningkatkan keamanan dan ketahanan kendaraan. Memudahkan pengguna ketika melewati jalan off-road, sistem penggerak empat rodanya sudah menggunakan sistem elektrik yang terasa praktis ketika digunakan melewati berbagai jalan berkontur.
Untuk diketahui, BAIC menggandeng Mercedes-Benz sebagai produsen sekaligus distributor mobil Mercy untuk pasar China. BAIC sendiri sudah mengakuisisi 5% saham dari Mercedes-Benz ketika meresmikan Beijing Mercedes-Benz.
Dengan begitu tak heran apabila BJ80 terlihat mirip dengan G-Class meski tidak ingin disebut tiruan. BJ80 sendiri dirilis atas persetujuan Mercedes-Benz, yang mana menurut BAIC sendiri dengan hadirnya BJ80 merupakan salah satu cara pabrikan untuk memecahkan masalah popularitas G-Class di daratan Tiongkok.
Seorang pengagum otomotif sejak kecil, yang suka mengoprek kendaraan di akhir pekan, membuat penulis semakin cinta pada dunia otomotif. Yang pada akhirnya hoby tersebut membawanya ke dalam dunia pekerjaanya sebagai penulis hingga saat ini.