Mobil listrik memang sedang menjadi pembicaraan belakangan ini. Salah satu pemicunya, Tesla cukup sukses diterima di pasar global. Perusahaan mobil listrik asal Amerika Serikat itu menawarkan solusi mobilitas ramah lingkungan secara masal. Namun mengapa populasinya masih tak sebanyak mobil bermesin bensin? Salah satu alasannya adalah harganya yang jauh lebih mahal.
Belum lama ini Tesla dikabarkan telah menemukan solusi dari masalah tersebut. Komponen paling mahal dari mobil listrik adalah baterai. Sumber tenaga ini punya peranan penting, yakni menampung energi untuk menggerakkan kendaraan.
Kabar terbaru mengatakan kalau Tesla dan perusahaan rekanannya di Tiongkok, Contemporary Amperex Technology Ltd (CATL), telah menemukan cara menekan harga produksi baterai. Seperti yang diberitakan oleh kantor berita Reuters, Tesla dan CATL telah menemukan solusi dari harga produksi baterai ini dan CEO (Chief Executive Officer) Elon Musk sendiri yang akan mengumumkannya di akhir Mei ini.
window.googletag = window.googletag || {cmd: []}; googletag.cmd = googletag.cmd || []; googletag.cmd.push(function() { googletag.defineSlot('/22557728108/id_article_fourthp_under_pc', [
728,
90
], 'div-gpt-ad-1685589129084-0').addService(googletag.pubads()); googletag.pubads().enableSingleRequest(); googletag.pubads().collapseEmptyDivs(); googletag.enableServices(); });
googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-ad-1685589129084-0'); });
Menurut Elon Musk, baterai tersebut dapat bertahan lama dan bisa digunakan sampai 1,6 juta kilometer. Biaya pembuatan baterai pun bisa ditekan lantaran menggunakan baterai jenis Lithium-iron-phosphate yang tak mengandung Kobalt. Kobalt inilah yang menjadi elemen termahal pembuatan baterai mobil listrik selama ini.
Baterai ini dikemas lebih ringkas dan mengurangi bobot serta biaya produksi tambahan. Hasilnya, mobil listrik dengan baterai ini bisa memiliki jarak tempuh yang lebih baik dengan harga jual yang lebih murah. Tesla Model 3 yang pertama diluncurkan di Tiongkok nanti yang menjadi mobil pertama dengan teknologi baterai ini.
Menariknya, proses produksi baterai ini pun lebih sederhana dari sebelumnya. Elon Musk bermimpi bisa mengimplementasikan proses produksi baterai listrik secara otomatis sepenuhnya tanpa peran manusia sedikitpun. Sebelumnya Tesla memang sudah sempat mencoba proses produksi mobil tanpa peran manusia untuk Tesla Model 3.
Namun ternyata masih dibutuhkan campur tangan manusia dalam proses produksi kendaraan. Bila teknologi baterai ini berhasil, bukan tidak mungkin mimpi Elon Musk tercapai. Proses produksi kendaraan oleh mesin sepenuhnya semakin dapat menurunkan harga jual kendaraan tentunya.
Tak hanya itu, Reuters juga menyebutkan kalau Tesla juga akan meluncurkan teknologi baru yang akan membuat mobil Tesla nantinya juga dapat berfungsi sebagai generator listrik. Maksudnya saat listrik di rumah mati, mobil Tesla nantinya dapat mengalirkan energi listrik ke jaringan listrik rumah. Untuk mendukung itu, digunakan panel surya yang akan menangkap energi di siang hari dan menyimpannya di baterai.
window.googletag = window.googletag || {cmd: []}; googletag.cmd = googletag.cmd || []; googletag.cmd.push(function() { googletag.defineSlot('/22557728108/id_article_relatedmodel_above_pc', [
728,
90
], 'div-gpt-ad-1685589152548-0').addService(googletag.pubads()); googletag.pubads().enableSingleRequest(); googletag.pubads().collapseEmptyDivs(); googletag.enableServices(); });
googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-ad-1685589152548-0'); });