Ketika mengganti oli mesin, maka yang biasanya diketahui adalah agar bagian komponen mesin seperti piston dan dinding silinder yang berada di dalam blok mesin mendapat pelumas berkualitas.
Dengan adaya pelumas yang masuk dalam sela-sela mesin, hal ini dapat mencegah terjadinya gesekan, yang lama kelamaan jadi panas, sehingga bisa merusak struktural komponen mesin.
Selain itu, ada beberapa hal penting lainnya kenapa harus rajin mengganti oli, yaitu pelumas bisa mendinginkan suhu mesin hingga mencegah terjadnya kebocoran gas di ruang bahan bakar dan juga mencegah munculnya karat.
Hal penting lainnya mengapa harus mengganti oli, yaitu karena cairan ini dianggap sangat vital, karena dengan mengganti oli maka bis terhindari dari berbagai masalah lainnya yang biasanya jadi menguras kantong lebih banyak.
Mengganti oli jadi langkah vital yang harus dilakukan secara berkala
Namun di luar fungsi teknis sebuah oli mesin, dengan rajin mengganti oli secara berkala, karena bisa membuat kondisi mesin jadi tetap prima, maka ini juga menjadi jaminan mobil dapat beroperasi dengan baik.
Ya, ujung-ujungnya, jika tidak rajin mengganti oli tepat waktu, maka mesin jadi cepat bermasalah, sehingga ketika harus melakukan perbaikan, garansi jadi tidak berlaku.
Oleh karena itu, agar mobil bisa mendapatkan garansi, maka lakukan pergantian oli secara berkala, ikut rekomendasi pabrikan untuk pemilihan jenis oli, jadwal serta jarak tempuh mobil saat hendak mengganti oli.
Jangan sembarang mengganti oli
2. Seberapa Sering Mengganti Oli?
Dalam buku manual atau himbauan dari mekanik, biasanya mereka menyarankan dengan memberikan jarak tempuh setiap 10.000 km atau setiap enam bulan sekali.
Lantas mengapa ada pilihan tersebut jarak tempuh dan enam bulan?
Menurut sejumlah sumber, ada beberpa hal yang bisa membuat pemilik mobil bahkan bisa lebih cepat untuk mengganti oli, diantaranya karena beberapa sebab.
Kondisi jalanan saat macet
a. Kebiasan Mengemudi
Kebiasaan mengemudi seseorang bisa sangat mempengaruhi dalam seberapa sering mengganti oli.
Tak sedikit ada pengemudi yang doyan ngebut, atau geber-geber saat kondisi macet.
Belum lagi ada juga pengemudi yang grasak-grusuk saat kondisi jalan yang bergelombang dan lainnya.
Tapi terkadang ada juga pengemudi yang justru mengemudi dengan kecepatan rendah, padahal harus menempuh jarak jauh.
Di kota besar, mobil yang sering digunakan saat macet, tentu jarak tempuhnya tidak terlalu tinggi. Akan tetapi, perlu dicatat mesin tetap bekerja dan bergerak.
Nah, cara-cara mengemudi ini juga bisa sangat mempengaruhi seberapa sering pemilik mobil mengganti oli.
Kondisi cuaca juga bisa mempengaruhi seberapa cepat mengganti oli
b. Kondisi Cuaca dan Jalan
Kondisi cuaca juga bisa sangat mempengaruhi seberapa sering sebuah mobil mengganti mobil.
Beberapa kasus saat kondisi cuaca ekstrim saat hujan atau kemarau, biasanya hal itu akan sangat mempengaruhi bagaimana kondisi oli mesin.
Maka dari itu, sebuah oli biasanya memiliki tingkat kadar kekentalan atau SAE yang bisa dipakai sesuai temperatur mesin atau kondisi di sekitar.
Belum lagi, mengemudi stop and go dalam cuaca panas juga akan mempengaruhi interval penggantian oli.
Selain itu, jika kondisi cuaca panas dan jalan kotor, maka masalah yang muncul adalah banyak debu yang bisa saja terhisap ke dalam mesin.
Sedangkan jika kondisi hujan, maka akan muncul lumpur, dan kubangan yang bisa saja masuk ke dalam mesin.
Mobil yang sudah berumur
c. Kondisi Mobil
Faktor lain yang bisa menjadi sering ganti oli yaitu mobil itu sendiri. Biasanya mobil digunakan untuk membawa penumpang dan barang.
Nah, jika mobil terlalu sering mengangkut bawaan yang cukup berat, hal tersebut ternyata dapat komponen dalam mesin juga ikut bekerja ekstra.
Selain itu, jika mobil sudah berusia di atas lima tahun, biasanya ada saja masalah pada bagian blok mesin.
Salah satu masalah yang kerap terjadi adalah volume oli berkurang karena ada kebocoran, atau terdapat korosi sehingga oli jadi cepat kotor.
Berbagai macam jenis dan merek oli mobil di pasaran
d. Jenis Oli
Salah satu yang diperhatikan ketika pemilik mobil yaitu jangan sering melakukan pergantian secara sembarang dan merek yang berbeda-beda.
Sebaiknya menggunakan oli disesuaikan dengan spesifikasi yang disarankan pabrikan melalui buku manual, serta memiliki kualitas yang baik.
Sebab, jika terlalu sering mengganti merek-merek oli, mobil maka bukan tak mungkin akan ada beberapa efek sangat merugikan seperti mesin cepat panas atau overheat, muncul kerak, seal mesin cepat getas, dan masalah lainnya.
Adapun saat jenis oli mesin yang banyak dipasarkan yaitu oli Sintetik dan oli Mineral.
Untuk oli sintetis, biasanya hasil rekayasa oli mineral dengan bahan kimia. Sedangkan oli mineral biasanya dibuat dari bahan baku minyak bumi.
Kesimpulannya, seberapa sering mengganti oli adalah jangan terlalu berpatok pada pengalaman dahulu kala. Sebaliknya ada juga bisa melihat dari buku panduan agar mendapat keuntungan lebih baik.
Mengawali karir sebagai jurnalis sejak tahun 2011 di salah satu media massa Nasional Tanah Air. Memiliki ketertarikan untuk membahas bidang otomotif, mulai dari sepeda motor, mobil, hingga bus dan truk.