Jawa Tengah dan Jawa Timur menjadi daerah yang paling banyak didatangi pemudik.
Menempuh perjalanan jauh, kendaraan juga pasti telah mengalami kerja keras, terlebih lagi selama musim mudik, arus lalu lintas cenderung padat hingga macet total.
Karena itulah, demi menjaga agar kondisi kendaraan tetap prima untuk aktivitas sehari-hari pasca-mudik, tentu sangat penting dilakukan perawatan ban mobil pasca mudik.
Apalagi ban adalah komponen pada mobil yang mengalami kontak langsung dengan permukaan jalan.
Sementara ketika melakukan perjalanan jauh lintas kota, median jalan yang yang dilalui tidak seutuhnya mulus.
Terkadang kalian juga akan menjumpai aspal yang bergelombang, genangan atau banjir, sampai beberapa lubang yang menganga.
Karena itulah perlu untuk melakukan pengecekan ban, terutama dari segi tekanan angin di ban tersebut.
"Ban mobil menjadi salah satu faktor penentu keselamatan pengendara bersama penumpang. Setelah perjalanan panjang kembali dari kampung halaman, ban perlu dicek untuk tetap menjaga keselamatan pengendara dan penumpang agar tetap nyaman dikendarai pasca-liburan," ujar Fisa Rizqiano, Deputy Head of Original Equipment (OE) Bridgestone Indonesia melalui keterangan tertulisnya, Sabtu (01/05/2024).
Ia pun menyarankan, setelah melakukan perjalanan jauh pemilik mobil perlu mengecek dan mungkin merekondisikan beberapa komponen kendaraannya, termasuk juga yang tidak kalah penting melakukan pemeriksaan kondisi kaki kaki baik kondisi ban mobil serta sistem suspensi.
Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan saat melakukan perawatan ban mobil pasca melakukan perjalanan jauh:
Meskipun kalian merasa ban tidak mengalami kejadian yang bisa menurunkan tekanan angin, seperti bocor kena tusukan, atau akibat menghajar jalan berlubang, serta ada kebocoran di pentil, pada kondisi normal tekanan angin ban juga dapat berkurang secara perlahan.
Melalui pori-pori ban yang biasa disebut dengan proses "osmosis" tekanan angin ban dapat mengalami penurunan PSI secara bertahap dalam jumlah yang kecil.
Selain itu tekanan ban juga bisa berkurang setelah berkendara karena panas gesekan jalan menghangatkan udara di dalam ban.
Peningkatan suhu ini menyebabkan udara mengembang sehingga mengurangi tekanan ban.
Untuk itu, periksa tekanan angin dan disesuaikan dengan standar.
Waktu terbaik untuk memeriksa tekanan ban adalah ketika ban dalam keadaan dingin, idealnya tercapai saat kendaraan berada dalam kondisi berhenti selama kurang lebih tiga jam di lokasi yang terlindung dari sengatan sinar matahari langsung.
Perlu dicatat bahwa tekanan yang berada pada sumbu yang sejajar harus sama, sementara tekanan pada ban depan dan belakang dapat saja berbeda.
Informasi tekanan ban ideal dapat Anda lihat pada lis pintu sopir bagian atau pada buku owner’s manual kendaraan kalian, jangan lupa untuk mengecek tekanan angin ban serep.
Selain mengecek tekanan angin dari keempat ban tersebut, lakukan pengecekan fisik ban, mulai dari dinding ban (sidewall).
Jika tapak ban sudah aus, kendaraan bisa saja tetap tergelincir meski roda sudah terkunci dalam kondisi pengereman hard braking.
Untuk mudahnya, tingkat keausan ban dapat diketahui dengan melihat Tire Wear Indicator (TWI) yang berada pada dinding samping (sidewall) ban.
Jika tapak ban sudah sejajar dengan garis-garis TWI, artinya kedalaman tapak yang tersisa sudah kurang dari batas aman, yakni 1.6 mm, dan sudah memerlukan penggantian ban.
Selain kedalaman tapak, kondisi fisik lain yang perlu diperhatikan adalah adanya kerusakan ban, seperti retak, benjol, memar maupun adanya paku atau benda asing lain yang menempel pada ban.
Jangan sepelekan tanda-tanda kerusakan tersebut, karena dapat mengakibatkan integritas struktural ban melemah, sehingga lebih mudah pecah atau robek jika terkena benturan.
Kondisi jalan yang kurang bagus selama mudik, misalnya sering masuk lubang atau membentur
sesuatu) terlebih dengan beban maksimum, dapat merubah geometri roda (wheel alignment).
Spooring dilakukan untuk menjaga sudut roda yang tepat supaya mobil berjalan lurus secara stabil tanpa lari ke kanan maupun kiri dengan sendirinya.
Selain itu, proses spooring juga menjaga keawetan ban dan kaki-kaki mobil.
Spooring umumnya dilakukan apabila mobil berpindah jalur dengan sendirinya dan mengalami getaran pada bagian setir.
Penyebab mobil dilakukan spooring karena bagian kaki-kaki mulai melemah.
Sebaiknya dilakukan pengecekan roda (spooring) dan disetel ulang ke kondisi standar.
Setelan roda yang berubah dapat menyebabkan keausan cepat dan tidak teratur.
Hal ini juga dapat mempengaruhi pengendalian dan pengereman mobil kalian di jalan.
Jika kalian melakukan perjalanan cukup jauh selama mudik, sebaiknya lakukan perawatan ban mobil pasca mudik dengan merotasi ban.
Dengan menukar roda dari poros berpenggerak ke poros non-penggerak secara teratur, pengemudi akan
mendapatkan pola keausan yang seragam pada semua ban.
Kondisi ini akan membantu menjaga traksi dan pengendalian tetap konsisten pada keempat ban.
Selain akan meningkatkan kinerja di tikungan dan pengereman serta menjaga kendaraan Anda lebih aman untuk dikendarai secara keseluruhan.
Jika saat pulang mudik Lebaran kalian mendapati ban pada kendaraan mengalami masalah, seperti tapaknya mengalami keausan, terkena paku atau sobek, serta dinding ban yang benjol, maka segeralah ganti dengan ban baru.
Jangan membiarkan kondisi ban yang sudah tidak layak itu dalam waktu lama, karena pasti sangat berisiko terhadap keselamatan kalian di jalan.
Selain itu sebaiknya jangan mengganti ban yang rusak tersebut dengan ban bekas, meski harganya lebih murah, namun disarankan membeli ban baru yang kualitasnya sudah terjamin.
Kemudian pastikan juga untuk membeli ban yang sesuai dengan ukuran yang direkomendasikan, karena setiap pabrikan mobil pasti sudah memperhitungkan antara beban kendaraan dengan ban yang dibutuhkan.
Untuk pengecekan ban secara menyeluruh atau kebutuhan konsultasi tentang ban, kalian bisa juga mengunjungi Tomonet.co.id atau datang ke lokasi TOMO Bridgestone terdekat.
TOMO didukung staf dan mekanik profesional yang terlatih dan disertifikasi oleh Bridgestone Indonesia Education Center (BINEC), yang akan siap untuk menjawab dan menjelaskan seluruh informasi terkait ban yang dibutuhkan pelanggan.
Menggeluti bidang jurnalistik otomotif sejak 2009 selaras dengan hobinya dalam memodifikasi mobil. Apalagi karakteristik yang berbeda dari setiap kendaraan yang dibuat oleh masing-masing pabrikan, terus menumbuhkan minatnya di dunia otomotif hingga saat ini.