Wuling Motors bergerak cepat dengan segera merilis Wuling Almaz Hybrid. Kemunculannya bahkan mendahului rencana Honda yang ingin membawa CR-V e:HEV dalam beberapa tahun ke depan.
Keduanya sama-sama didukung teknologi hybrid, yang bisa bekerja hanya memanfaatkan energi listrik dari baterai atau kombinasi mesin bensin dan energi listrik. Lantas apakah sistem hybrid di kedua model ini berbeda?
Baca juga:
5 Pilihan Mobil Hybrid Murah di Indonesia Selain Wuling Almaz Hybrid
Lebih Mahal Hampir Rp56 Juta Ini Bedanya Wuling Almaz Hybrid dengan Almaz RS
First Drive Honda CR-V e:HEV, Sensasi Mobil Hybrid Ramah Lingkungan Ala Jepang
Nah supaya tidak penasaran, ayo kita bahas satu persatu teknologi hybrid dari Wuling Almaz Hybrid dan Honda CR-V e:HEV yang sempat dipamerkan pada ajang GIIAS 2022 lalu.
Wuling Almaz Hybrid Bisa Melaju Tanpa Bensin
Banyak revolusi teknologi yang dibenamkan pada Almaz Hybrid ini walau memiliki basis yang sama seperti Almaz RS atau Almaz EX. Almaz Hybrid menggunakan mesin 1.999 cc N/A 4 silinder Atkinson Cycle. Mesin ini mampu menghasilkan tenaga 124 PS di 5.600 rpm dengan torsi 168 Nm pada 4.000-4.400 rpm.
Kemudian mesin bensin itu digabungkan juga dengan Permanent Magnet Synchronous Motor bertenaga 176 PS dan torsi 320 nm. Almaz Hybrid juga punya baterai Ternary Lithium-Ion (NMC) berkapasitas 1.8 kWh. Semua sistem ini dikombinasikan transmisi Dedicated Hybrid Transmission (DHT).
Nah Teknologi transmisi DHT pada Almaz Hybrid dikembangkan secara khusus untuk membagi tenaga mesin secara cepat dan tanpa jeda. Sistem pembagian kerja antara mesin dan motor listrik di Wuling Almaz Hybrid mengaplikasikan Multi-mode Hybrid Performance. Terdapat tiga mode berkendara yang diatur secara otomatis, yakni EV Mode, Series Hybrid, dan Hybrid Parallel.
Pada kondisi EV Mode, roda mobil digerakkan oleh motor listrik yang mengambil energi dari baterai Ternary Lithium. Di mode ini mobil sanggup bergerak tanpa menggunakan bensin hingga kecepatan 40 km/jam. Sementara itu, dalam mode Series Hybrid, roda tetap digerakkan oleh motor listrik, namun mesin bensin beroperasi guna mengisi daya listrik pada baterai melalui motor generator.
Mode Series Hybrid akan langsung otomatis bekerja manakala daya listrik pada baterai mulai menipis atau kecepatan mobil semakin tinggi. Sedangkan untuk mendapat performa maksimal, maka sistem cerdas di Almaz Hybrid akan beralih ke mode Hybrid Parallel. Yakni mesin bensin dan motor listrik beroperasi simultan guna menghasilkan daya penggerak roda secara bersamaan.
Kinerja Motor Elektrik dan Mesin di Honda CR-V e:HEV Saling Bergantian Menggerakkan Mobil
CR-V Hybrid mengandalkan mesin bakar kapasitas 1.993 cc naturally aspirated. Mesin tersebut mampu hasilkan tenaga 145 dk dan torsi 175 Nm.
Namun motor listriknya lebih berdaya lagi, tenaga yang dihasilkan bisa sampai 184 dk dan torsi 315 Nm. Untuk penyaluran tenaga dan torsinya, CR-V Hybrid mengandalkan E-CVT yang disalurkan ke roda depan.
New Honda CR-V e-HEV diklaim memiliki efisiensi bahan bakar lebih baik, emisi lebih bersih, namun tetap memiliki performa sporty yang jadi ciri khas mobil Honda. Komponen kunci dari powertrain CR-V e-HEV adalah mesin bensin, dua motor listrik, dan baterai. Mesin akan terhubung ke motor generator listrik, menggerakkan motor penggerak atau motor traksi untuk menggerakkan roda.
Baterai yang digunakan memang tidak sebesar mobil listrik murni. Tapi, memiliki kapasitas tegangan tinggi. Baterai itu terhubung ke generator dan motor traksi.
Dalam sistem hybrid e-HEV Honda, mesin tidak terhubung secara mekanis ke roda. Sebaliknya, digunakan untuk menyalakan motor generator. Motor generator mengubah energi dari mesin bensin menjadi listrik yang menggerakkan motor traksi lantas menjalankan roda depan.
Sebagai mobil hybrid, kinerja Honda CR-V e:HEV ini berjalan memanfaatkan motor elektrik dan mesin secara silih berganti. Saat di trek lurus, saya mencoba mengendarai mobil ini dengan berbagai level kecepatan tertentu. Tujuannya untuk mengetahui hingga kecepatan berapa motor elektriknya bekerja.
Kami pun sempat melakukan first drive Honda CR-V e:HEV ini saat ajang GIIAS 2022 lalu. Mobil ini bisa berjalan dengan motor listrik yang bekerja hingga kecepatan 50 km/jam. Setelahnya, mode berkendara bakal menghidupkan mesin untuk menjalankan mobil, sambil melakukan proses pengisian baterai.
Saat mobil dipacu pada kecepatan 63 km/jam di trek lurus, terdengar suara mesin ikut menyala dan berputar sesuai injakan pedal gas. Namun ketika mobil melaju pada kecepatan di bawah 50 km/jam maka mesin kembali berhenti bekerja.
Kesimpulan
Melihat cara kerja motor listrik di Honda CR-V e:HEV maupun Wuling Almaz Hybrid ini ada kemiripan, yaitu menggerakkan mobil pada kecepatan rendah. Setelah mobil melaju semakin cepat, maka mesin bensin mulai bekerja untuk memberi daya listrik untuk mengisi baterai yang terus menyuplai listrik ke motor.
Nah, mesin bensin ini baru benar-benar bekerja tanpa bantuan motor listrik ketika mobil melaju pada kecepatan tinggi. Di momen inilah, mobil juga sekaligus melakukan pengisian daya listrik ke baterai.