Sama-sama Produk Luar Negeri, Harga BBM BP Masih Lebih Mahal Dibandingkan Shell atau Vivo
Herdi · 8 Nov, 2022 09:04
0
0
Ragam BBM retail SPBU hadir di Indonesia.
Termasuk BP-AKR menjual BBM RON 90, 92, dan 95.
Harga BBM BP-AKR RON 90 dan 92 lebih mahal dari BBM Shell dan Vivo.
Persaingan harga retail Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia semakin ketat. Khususnya BBM jenis RON 90 dan 92, dimana keduanya jadi paling tinggi diminati konsumen karena banderolnya lebih terjangkau.
Dari pantauan Autofun, saat ini harga BBM RON 90 paling murah yaitu Pertalite dengan banderol Rp10.000 per liter. Sedangkan RON 92 paling murah adalah Shell Super seharga Rp13.550 per liter.
Nah, dari sekian jenis BBM RON 90 dan 92 ternyata, BBM dari BP-AKR yaitu BP 90 dan 92 paling mahal dibandingkan merek lainnya. Dan inilah yang menjadi tanda tanya mengapa harga BBM asal Inggris bisa lebih mahal?
Menanggapi hal tersebut Direktur Marketing BP-AKR, Vanda Laura ikut angkat bicara. Menurut dia, saat menentukan harga BBM terdapat banyak faktor.
"Ada harga minyak dunia, nilai kurs, faktor operasional dan lain sebagainya. Masing-masing pemain punya strategi sendiri, dan untuk BP-AKR sendiri akan berusaha memberikan harga yang kompetitif,” ungkap Vanda beberapa waktu lalu.
Mungkin, lanjut Vanda, pada saat ini harga BBM BP-AKR sedikit lebih tinggi dibandingkan lainnya. Akan tetapi menurut dia, tidak menutup kemungkinan dikemudian hari, harga minyak bumi turun, sehingga BP-AKR juga bisa memberikan harga lebih kompetitif lagi.
Menurut Vanda, penjualan BBM BP-AKR saat ini mengalami peningkatan. Meski dia tak menyebutkan berapa jumlah atau persentase kenaikannya, penyebab peningkatan penjualan ritel BBM BP-AKR satu diantaranya karena kenaikan harga.
"Yang bisa saya katakan tentunya berdampak positif, karena saat ini konsumen jadi lebih banyak pilihan, dan pada saat kita berkompetisi, mereka akan membutuh," tuturnya.
Kata Vanda, untuk dapat bersaing di pasar Indonesia, maka strategi bisnis BP-AKR adalah menjadikan SPBU nya, sebagai SPBU modern.
"Jadi mereka itu tidak hanya mencari produknya saja, tapi sudah satu paket (termasuk memberikan fasilitas). Itu salah satu kontributor kenapa dampaknya juga positif," tutupnya.
Mengawali karir sebagai jurnalis sejak tahun 2011 di salah satu media massa Nasional Tanah Air. Memiliki ketertarikan untuk membahas bidang otomotif, mulai dari sepeda motor, mobil, hingga bus dan truk.