window.googletag = window.googletag || {cmd: []}; googletag.cmd = googletag.cmd || []; googletag.cmd.push(function() { googletag.defineSlot('/22557728108/id_article_breadcrumb_above_pc', [ 728, 90 ], 'div-gpt-ad-1685588617854-0').addService(googletag.pubads()); googletag.pubads().enableSingleRequest(); googletag.pubads().collapseEmptyDivs(); googletag.enableServices(); });
googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-ad-1685588617854-0'); });

Sepeninggal Mercy Bagong, Kenapa Truk Bermoncong Tak Lagi Muncul di Indonesia?

Yongki Sanjaya · 13 Mei, 2022 17:00

Sepeninggal Mercy Bagong, Kenapa Truk Bermoncong Tak Lagi Muncul di Indonesia? 01

Untuk era sekarang ini, kita begitu sulit dan jarang menjumpai truk dengan moncong alias truk berbonnet. Umumnya, truk keluaran baru memakai layout cab over engine alias mesin yang ada di bawah kabin.

Kalaupun ada truk berbonnet, umumnya adalah mobil tua semisal Toyota Buaya, Mercy Bagong, atau Kenworth dan truk merek Amerika yang dulu populer era 60-70an. Kini, mobil truk yang beredar umumnya berasal dari pabrikan Jepang dan sebagian Eropa yang umumnya bermuka rata.

Sepeninggal Mercy Bagong, Kenapa Truk Bermoncong Tak Lagi Muncul di Indonesia? 02

window.googletag = window.googletag || {cmd: []}; googletag.cmd = googletag.cmd || []; googletag.cmd.push(function() { googletag.defineSlot('/22557728108/id_article_fourthp_under_pc', [ 728, 90 ], 'div-gpt-ad-1685589129084-0').addService(googletag.pubads()); googletag.pubads().enableSingleRequest(); googletag.pubads().collapseEmptyDivs(); googletag.enableServices(); });
googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-ad-1685589129084-0'); });

Truk berbonnet memiliki penampilan yang gagah dengan dimensinya yang panjang. Namun demikian, posturnya ini kurang ideal dengan kondisi jalan di Indonesia yang relatif sempit. Terlebih, bila truknya melewati jalur pegunungan yang konturnya berliku naik-turun akan menyulitkan bermanuver. 

Kelemahan Truk Bermoncong Panjang, Sulit Bermanuver dan Visibilitas Sangat Terbatas

Sepeninggal Mercy Bagong, Kenapa Truk Bermoncong Tak Lagi Muncul di Indonesia? 01

Bila memakai truk berbonnet, visibilitas terbatas dan juga membutuhkan haluan yang besar ketika berbelok. Truk berhidung panjang seperti Kenworth, Mack, Peterbilt, dan sejenisnya menyulitkan driver melihat orang atau kendaraan lain yang berada persis di depan hidung truk. Desain seperti itu hanya cocok untuk jalan raya yang lebar, lurus, panjang dan tidak padat lalu lintasnya.

Tak cuma itu, pemerintah juga telah menerapkan regulasi yang membatasi dimensi panjang maksimal kendaraan angkutan barang. Jika truknya bermoncong, maka dimensi untuk bak muatan pun terpaksa harus dikurangi. Pengusaha truk pun malah jadi dirugikan akibat dimensi muatan yang berkurang karena adanya kap mesin di kabinnya. 

Sepeninggal Mercy Bagong, Kenapa Truk Bermoncong Tak Lagi Muncul di Indonesia? 02

Melihat situasi yang ada, jalan tol di Indonesia belum sepenuhnya tersambung dan jalan lintas provinsi kondisinya kebanyakan sempit, padat, kecil, dan ramai. Truk berbonnet pun akan sulit dioperasikan di lapangan.

Regulasi Membatasi Dimensi Panjang Maksimum Truk

Sepeninggal Mercy Bagong, Kenapa Truk Bermoncong Tak Lagi Muncul di Indonesia? 03

merujuk pada aturan PP 55 Tahun 2012 Pasal 54, panjang maksimal kendaraan total 12 meter tronton rigid dan 18 meter di trailer. Untuk truk bermoncong, panjang bonnetnya saja sudah sekitar 1-2 meter. 

Moncong di depan akan mempengaruhi dimensi keseluruhan kendaraan. Hal ini akan berdampak ke regulasi dimensi hingga termasuk pajak dan sebagainya. 

Sepeninggal Mercy Bagong, Kenapa Truk Bermoncong Tak Lagi Muncul di Indonesia? 04

Dibandingkan panjang kendaraan yang sama, truk dengan moncong di depan muatannya akan lebih sedikit. Dalam bisnis tentunya lebih memilih yang bisa membawa muatan lebih banyak dengan dimensi yang sama. 

Kondisi Jalanan yang Sempit Membuat Truk Tanpa Bonnet Lebih Laris

Sepeninggal Mercy Bagong, Kenapa Truk Bermoncong Tak Lagi Muncul di Indonesia? 05

Kondisinya tentu berbeda dengan beberapa negara Eropa atau Amerika Serikat yang tidak membatasi dimensi panjang maksimum suatu kendaraan angkutan barang maupun penumpang. Kondisi jalanan di Amerika pun jauh lebih lebar sehingga truk dengan moncong tak kesulitan bermanuver. 

Bila dibandingkan dengan kondisi medan di Indonesia, manuvernya jadi cukup sulit berhubung jarak antar sumbu rodanya (wheelbase) yang panjang. Sementara itu truk cab over tanpa moncong panjang membuatnya parkir di pool lebih gampang. Saat putar balik nggak susah, kargo lebih luas untuk ukuran yang sama. 

Truk Tanpa Moncong Punya Banyak Keunggulan

Sepeninggal Mercy Bagong, Kenapa Truk Bermoncong Tak Lagi Muncul di Indonesia? 06

Truk tanpa moncong memiliki visibilitas yang luas dan blind spot yang lebih sempit dibandingkan truk bermoncong. Hal tersebut menjadikan kendaraan dengan desain seperti ini memiliki tingkat safety yang lebih baik. 

Sepeninggal Mercy Bagong, Kenapa Truk Bermoncong Tak Lagi Muncul di Indonesia? 07

Kalian mungkin ingat atau mengetahui kenapa di ujung sisi kiri dan kanan Mercy Bagong terdapat semacam sungut seperti lele. Alat tersebut sebagai patokan pengemudi mengatur jarak aman dari sisi terluar kap mesin. Inilah salah satu kesulitan bagi truk bermoncong saat bermanuver. 

Kesimpulan

Dengan beragam kekurangannya, membuat para pelaku usaha angkutan barang akhirnya tak lagi melirik truk bermoncong. Padahal di era 80an truk ini populasinya masih cukup banyak, dari berbagai merek dan negara.

Situasi jalanan saat itu yang masih cukup lengang membuat truk bermoncong masih gampang bermanuver. Kini, situasi jalanan lintas provinsi cukup ramai dan padat sehingga truk berbonnet ini sulit untuk bergerak secara leluasa.

Namun bukan tidak mungkin kiprah truk bermoncong ini akan kembali berjaya saat jalan tol lintas provinsi telah terhubung ke berbagai kota. Truk bermoncong akan lebih mudah melewati jalan tol yang pandangannya lebih luas dan jalanannya lebar. 

Yongki Sanjaya

Editor

Berpengalaman di beberapa media online. Bermula menjadi reporter otomotif di situs yang lain hingga kini menjadi Editor di Autofun Indonesia. Penghobi mobil lawas dan anak 90-an banget. FB:Yongki Sanjaya Putra

window.googletag = window.googletag || {cmd: []}; googletag.cmd = googletag.cmd || []; googletag.cmd.push(function() { googletag.defineSlot('/22557728108/id_article_relatedmodel_above_pc', [ 728, 90 ], 'div-gpt-ad-1685589152548-0').addService(googletag.pubads()); googletag.pubads().enableSingleRequest(); googletag.pubads().collapseEmptyDivs(); googletag.enableServices(); });
googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-ad-1685589152548-0'); });
Car for sale
window._taboola = window._taboola || []; _taboola.push({ mode: 'thumbnails-stream-2x2-desk', container: 'taboola-stream-widget-thumbnails-desktop', placement: 'Stream Widget Thumbnails Desktop', target_type: 'mix' });

Harga tukar tambah yang adil

Daihatsu Sigra 1.0 D MT 2022

Upgrade

Tambahkan mobil Anda

Gak mau tukar tambah?  Pilih Mobil