Sering Turun Hujan, Begini Hindari Risiko Tabrakan Beruntun

Kondisi Jakarta dan beberapa kota di beberapa waktu terakhir kerap diguyur hujan. Situasi jalan yang basah diguyur hujan terutama di jam sibuk cukup berisiko. Pandangan tak cukup jelas sehingga berpotensi menjadi penyebab tabrakan beruntun.

Sumber masalah utama dari tabrakan beruntun adalah kelengahan pengguna jalan di belakang kita yang alpa menjaga jarak aman dengan mobil lain didepannya. Apalagi saat ini sedang musim hujan, dimana jarak pandang pengemudi berkurang. Kondisinya diperparah dengan jalan yang licin membuat mobil lebih mudah terlibat kecelakaan.

Kondisi yang masih kerap terjadi, fokus pengemudi teralihkan oleh aktivitas lain seperti memakai ponsel selama berkendara. Karena itu pencegahan tabrakan beruntun harus dilakukan bersama-sama. Berikut langkah yang bisa kamu dilakukan oleh untuk mencegah tabrakan beruntun.

Tetap Fokus dan Waspada Selama Berkendara

Mengemudikan mobil adalah kegiatan penuh waktu yang tidak bisa disambi dengan aktivitas lain. Tujuannya supaya perhatian tetap fokus dan waspada hanya pada kondisi jalan di depan. 

Oleh sebab itu, simpan ponsel dan persiapkan segala kebutuhan mengemudi dengan baik. Bila memang dibutuhkan, sebaiknya kita terlebih dahulu menyiapkan peta digital di ponsel, minuman, dan kartu e-tol sebelum melakukan psrjalanan. Dengan begini kita tidak perlu mengalihkan perhatian selama berkendara.

Patuhi Aturan Kecepatan di Jalan dan Jaga Jarak Aman Antar Mobil

Masih banyak pengguna jalan yang tidak mematuhi aturan kecepatan di jalan. Mereka berkendara dengan kecepatan dibawah minimal atau melebihi batas maksimal di jalan sehingga memicu kecelakaan, dan ditabrak dari belakang. 

Mobil yang terlalu pelan membuat kendaraan lain di belakang sulit mengantisipasi jarak dan laju mobil. Sedangkan mobil yang melaju terlalu kencang bisa berpotensi memicu kecelakaan jika gagal dikendalikan. 

Hal yang tak kalah penting yaitu menjaga jarak dengan kendaraan di depan kita. Cara termudah yaitu dengan teknik berhitung minimal tiga detik atau  lebih dari tiga detik dari kendaraan di depan. 

Perhitungannya sederhana, kamu bisa berpatokan pada benda statis yang dilalui kendaraan di depan, seperti tiang lampu jalan atau plang penunjuk arah, dan mulai berhitung tiga detik. Ketika mobil di depan kita melintasi benda itu, beri jarak hingga detik ketiga, supaya aman. 

Bila masih kurang dari tiga detik dan benda itu sudah dilewati, berarti kecepatan mobilmu terlalu tinggi dan segera kurangi. Harapannya, waktu 3 detik atau lebih cukup untuk merespons situasi darurat seperti ketika mobil di depan tiba-tiba mengerem.

Waktu tersebut cukup untuk perhitungan reaksi pengemudi mulai dari mata melihat, anggota tubuh seperti kaki merespons injak pedal rem, dan mobil bereaksi dengan mengurangi kecepatan.

Untuk itu, berkendaralah sesuai aturan dan kebutuhan. Pilih jalur yang sesuai kecepatan mobil di jalan dengan banyak ruas seperti jalan tol.