Tiba-tiba Sesak Napas Saat Mengemudi, Kenali Perbedaannya Apakah Gejala Covid atau Penyakit Lain
Prasetyo · 1 Jul, 2021 14:30
0
0
Kasus Covid-19 di Indonesia makin menjadi. Tiap hari jumlah penduduk yang terpapar semakin banyak. Dan umumnya mereka yang terinfeksi virus ini mengalami sejumlah gejala, dari yang ringan sampai yang berat. Satu dari beberapa gejala Covid-19 adalah mengalami sesak nafas.
Sesak napas merupakan gejala Covid yang paling umum terjadi. Bahkan tak jarang ada penderita yang harus dibantu ventilator untuk melancarkan pernapasannya. Namun sebenarnya, bukan cuma akibat virus corona tubuh seseorang jadi kesulitan bernapas. Ada sejumlah penyakit berbahaya lain yang juga mengalami penderitaan yang sama. Bahkan risiko kematiannya cukup besar.
Walau pun banyak penderitanya yang mengalami kesulitan bernapas, ternyata kondisi ini bukan gejala seseorang terjangkit virus corona. Sejumlah penelitian yang dilakukan pihak medis dunia menyimpulkan, sesak nafas adalah kondisi yang dialami penderita Covid setelah terjangkit 4-10 hari. Adapun gejala penyakit ini di tahap awal adalah munculnya sakit kepala berlebihan, nyeri pada persendian yang tak kunjung reda, batuk terus menerus, serta demam tinggi.
Dalam penelitian Centers for Disease Control and Prevention (CDC) juga terungkap, jika sesak napas yang dialami penderita Covid hanya menimpa 30-40 pasien. Sementara penderita yang mengalami demam mencapai 80 persen. Lalu yang ada batuk-batuk jumlahnya mencapai 60 persen.
Jadi jika Anda mengalami sesak napas disertai demam setelah lebih dari tiga hari, dan dada terasa berat atau terhimpit, maka itu bisa dinilai kondisi itu sebagai gejala Covid.
Sesak Napas Bisa karena Penyakit Lain
Dikutip dari American Lung Association (ALA), selain sebagai salah satu gejala Covid-19, sesak napas juga selama ini sudah dikenal sebagai tanda-tanda munculnya sejumlah penyakit. Antara lain asma, pneumonia, hingga serangan jantung.
Menurut dr. Astrid Wulan Kusumoastuti, Konsultan dan Edukasi Kedokteran, sesak napas juga bisa muncul pada penderita asma. Yang dirasakan memang sama yaitu kesulitan bernapas, batuk, dan ada rasa nyeri di dada. "Tapi sesak napas karena asma ada pemicunya. Antara lain dari debu, binatang, atau alergi lain," ucap dia.
Sementara jika sesak napas Covid, kata dr Astrid, umumnya tidak ada pemicu dari luar. Serta selain rasa sesak di dada, juga ada nyeri kepala atau sendi, dan kehilangan indra perasa serta penciuman.
Yang justru mengkhawatirkan dan sering jadi penyebab kematian mendadak adalah sesak napas karena serangan jantung. Untuk gejala serangan jantung yang didahului sesak napas sering kali terjadi mendadak tanpa ada keluhan dada sakit sebelumnya. Dan selama mengalami sesak napas, penderita juga keluar keringat dingin.
Yang Perlu Dilakukan Jika Sesak Napas Saat Mengemudi
Selain sebagai gejala Covid yang saat ini tengah jadi perbincangan, sebenarnya sesak napas juga kerap menjadi momok menakutkan bagi para pengendara. Jusri Pulubuhu, Founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) melalui situs resmi JDDC pernah menulis jika penyebab kematian mendadak seorang pengemudi kendaraan bermotor satu diantaranya adalah serangan jantung dan umumnya didahului dengan kondisi penderita mengalami sesak napas. "Pengemudi bisa langsung kehilangan kesadaran sehingga menimbulkan kecelakaan bahkan kematian," kata dia.
Hal pertama yang harus Anda lakukan saat mengalami sesak napas ketika nyetir mobil adalah segera mungkin menepikan kendaraan di tempat yang aman. Lalu keluarlah dari mobil jika kondisi masih memungkinkan.
Setelah itu, duduklah di lantai atau aspal dengan posisi punggung bersandar. Longgarkan semua pakaian, kemudian minta bantuan orang sekitar untuk menghubungi rumah sakit terdekat. Ingat, tetap tenang dan minta orang lain untuk menghubungi keluarga Anda.
Menggeluti bidang jurnalistik otomotif sejak 2009 selaras dengan hobinya dalam memodifikasi mobil. Apalagi karakteristik yang berbeda dari setiap kendaraan yang dibuat oleh masing-masing pabrikan, terus menumbuhkan minatnya di dunia otomotif hingga saat ini.