Mobil-mobil baru hadir mengusung segudang teknologi yang mutakhir, salah satunya ialah hadirnya transmisi otomatis atau matic dari berbagai jenis. Transmisi matic jelas memanjakan para pengendara mobil, karena tak lagi harus setengah kopling dan mengimbangi injakan gas saat start awal.
Kini, transmisi manual semakin ditinggalkan oleh masyarakat dan kurang relevan dalam kondisi sekarang. Transmisi matic saat ini menyuguhkan efisiensi lebih baik serta lebih praktis dalam pengoperasiannya. Tidak heran bila semakin lama pembeli mobil meninggalkan transmisi manual.
Baca juga:
3 Kebiasaan Buruk yang Bisa Merusak Transmisi Matic Mobil, Hindari!
5 Fakta Penting Toyota Agya E, Tipe Bawah yang Pakai Transmisi Matic
Ciri Transmisi Matic di Mobil Perlu Perbaikan, Seperti Apa?
Saat ini transmisi manual mulai ditinggalkan, dan berganti dengan model otomatis, entah CVT, DCT, atau otomatis konvensional dengan torque converter. Untuk transmisi manual dengan pedal kopling hanya tersedia di segelintir model saja, entah itu tipe terbawah atau juga mobil balap yang butuh akselerasi cepat.
1. Kondisi Macet Semakin Parah dan Harus Stop and Go Dengan Sigap
Situasi yang ada saat ini, hanya masyarakat di luar Jabodetabek yang lebih menyukai transmisi manual. Perpindahan gigi dengan memanfaatkan pedal kopling ini tampaknya kurang efektif dengan situasi modern yang serba praktis.
Kondisi lalu lintas di kota besar cenderung sering macet yang membuat orang ogah repot main kopling untuk stop and go. Bisa kalian bayangkan, betapa repotnya mengendarai mobil transmisi manual di lokasi yang terlalu banyak polisi tidur. Kita dituntut pindah gigi 2–1–2 terus menerus.
Dalam kondisi real, sebenarnya mobil matic ini cenderung lebih laku di kota besar yang sering menghadapi kemacetan. Jadi untuk zaman sekarang, menyetir mobil harus nyaman. Dengan situasi lalu lintas di kota kecil yang masih lengang, sebenarnya mengendarai mobil manual juga relatif nyaman kok.
2. Mobil dengan Transmisi Matic Konvensional tak Kalah Perkasa di Jalan Curam
Hal yang membuat sebagian pengguna mobil manual akhirnya hijrah ke matic ialah soal kemampuannya yang tak kalah perkasa. Hal ini hanya ada pada transmisi manual konvensional, baik itu dengan torque converter ataupun dual clutch. Alasannya, transmisi tersebut tersedia mode gigi 1-2 dan 3 kemudian drive.
Pada dasarnya pengoperasian mobil dengan transmisi manual lebih sulit ketimbang mobil matic. Contoh kasus ketika terjebak macet di tanjakan, mengemudi mobil manual harus menginjak pedal rem sesegera mungkin dan mengatur pedal kopling agar mobil tidak mundur.
Pengemudi mobil manual harus kembali menyeimbangkan pedal kopling dan gas. Sedangkan mobil matik hanya perlu pindah ke pedal gas.
Sama seperti di transmisi manual, transmisi matic konvensional bisa melahap tanjakan maupun turunan yang relatif curam dengan mudah. Kita cukup pindahkan ke mode 2 atau 1 kalau pake matic.
3. Transmisi Matic Bikin Konsumsi BBM Tak Kalah Efisien
Karena beberapa fakta di atas, mendorong animo konsumen terhadap mobil bertransmisi otomatis terus meningkat. Tidak heran bila hampir semua pabrikan mobil di Tanah Air kini jika meluncurkan produk baru pasti menghadirkan dua pilihan transmisi yaitu manual dan otomatis.
kaki kiri bisa “beristirahat” karena tidak perlu bekerja seperti meninjak kopling di mobil manual ketika ingin mengganti gigi dan menginjak pedal gas. Sistem komputerisasi di transmisi otomatis memudahkan sesesorang untuk mengemudikan mobil tanpa harus terus memikirkan kapan memindahkan tuas gigi ke angka 1, 2, 3, 4, dan seterusnya.
Sistem perpindahan gigi di transmisi otomatis bisa mengatur perpindahan gigi agar konsumsi bahan bakar tetap efisien. Selama tidak melakukan kickdown, perpindahan gigi dilakukan di putaran rendah yang mirip seperti di mobil manual.
Sebagai contoh di motuba Eropa semisal BMW E36, transmisi matic di mobil tersebut sudah cukup pintar untuk mengatur perpindahan gigi di putaran yang tidak terlalu tinggi. Berdasarkan pengalaman kami yang sempat menggunakan mobil tersebut, transmisi cukup cepat berpindah ke gigi 4 ketika melaju santai dengan kecepatan di atas 60 km/jam.