Truk di India yang biasa kita lihat di film memiliki dekorasi yang meriah. Hampir mirip seperti di Indonesia, mobil truk penuh lukisan jadi pemandangan biasa di India. Di India, biasanya truk dimodifikasi pada bagian kepala, atau tutup bak belakang berupa hiasan dengan berbagai ornamen.
Gambarnya pun beragam, mulai dari bendera, nama anak atau tokoh agama favorit, perempuan seksi, sampai dengan frasa ‘Maa ka asshirwad’ yang berarti Doa Ibu. Bentuknya jadi unik dan khas dari masing-masing unit , sehingga truk di India kadang juga dianggap sebagai karya seni berjalan yang mendeskripsikan karakter si sopir batangannya.
Desain di truk tak cuma mendeskripsikan keindahan, tapi juga aspek relijius dan emosional budaya hindustan. Interior dan eksterior dihias dengan penuh warna dan stiker. ada juga karangan bunga, gambar kuil atau dewa dalam kepercayaan mereka.
Usaha Transportasi Truk di India, Juga Dimiliki dan Dijalankan Oleh Kelompok Keluarga
Industri truk di India selama bertahun-tahun membangun industri perdagangan di India. Tak cuma milik korporasi atau perusahaan, usaha transportasi truk di India juga dimiliki oleh kalangan individu atau kelompok seperti misalnya usaha keluarga.
Bagi kalangan pemilik truk di India sudah menjadi kepercayaan umum bila truk yang indah mampu memperlancar bisnis. Oleh karena itu pemilik truk mendekorasi truk mereka dengan berbagai ornamen dan warna mencolok.
Eksteriornya dihiasi dengan gambar bintang bollywood, simbol politik, serta gambar dewa dewi. dekorasi relijius ini dipercaya oleh mereka bisa melindungi dari kondisi jalan yang berbahaya.
Bicara soal kemampuan truk, kebanyakan usaha truk milik kelompok non korporasi tak jarang kondisinya ala kadarnya. Truk di India ini tak seperti truk di negara lain, karena pihak distributor di sana ada yang menjualnya berupa sasis.
Ini membuat bagian kabin bisa dibangun sendiri oleh pihak karoseri, dan biasanya terbuat dari kayu atau plat. Soal performa truknya pun nyaris mirip seperti di Indonesia, yang dipaksa overload dengan kemampuan mesin seadanya.
Dikutip dari forum Quora, kondisi perawatan truknya pun kadang kurang layak atau jarang mendapat pemeliharaan rutin yang semestinya. Seolah, truk ini dibeli untuk sekali pakai buang akibat kerusakan parah yang tak tertangani.
Untungnya, sekarang pelaku usaha transportasi truk di India mulai menyadari pentingnya perawatan dan aspek keselamatan. Truk pun dibuat lebih layak dengan fitur modern seperti transmisi otomatis.
Truk di India Seperti Rumah Atau Istri Kedua Si Sopir
Jumlah truk yang berkeliaran di jalanan hampir mencapai 8,5 juta kendaraan, menjadikan industri angkutan truk ini sebagai tulang punggung negara dalam penyediaan layanan transportasi darat. Di negara yang luasnya hampir empat juta kilometer persegi, pengemudi truk adalah orang-orang yang menjaga perekonomian India tetap bergerak dengan mengirimkan barang ke bagian pedesaan yang tidak dapat diakses dengan kereta api.
Ini lantas membuat truk di india juga dianalogikan layaknya perempuan besar yang dianggap layaknya istri kedua. Idiom ini muncul karena banyak pengemudi truk menghabiskan begitu banyak waktu di jalan yang membuat mereka jauh dari rumah hingga beberapa minggu.
Mereka mengemudi sekitar 12 jam sehari, dengan hampir 50 persen dari mereka mengemudi secara terus menerus tanpa istirahat, meski mereka merasa lelah atau mengantuk. Ini membuat sebuah truk juga berfungsi sebagai rumah kedua yang melindungi mereka dalam perjalanan. Didalamnya telah disiapkan berbagai kebutuhan hidup yang diperlukan selama perjalanan layaknya seorang istri yang menyiapkan bekal suaminya.
Untuk mendukung perjalanan dalam waktu berhari-hari, interior truk mereka juga disulap kendaraan besar dan kuat ini berubah menjadi rumah berjalan ketika jauh dari tempat tinggal, dilengkapi dengan tempat tidur susun dan foto orang-orang terkasih yang jauh.
Kesimpulan
Di balik desain yang ramai dan heboh ala truk India, ternyata tersimpan suatu falsafah dan makna hidup yang cukup mendalam. Para sopir truk merefleksikan falsafah hidup mereka masing-masing melalui corak dan lukisan yang mereka gambar di body truknya.
Saking beratnya bekerja menjadi sopir truk, mereka pun terpaksa turut menyulap interior kendaraan mereka senyaman mungkin untuk dapat beristirahat saat perjalanan berhari-hari yang jauh dari rumah. Begitu berat kisah dibalik coraknya yang warna-warni ini, tersimpan kisah penderitaan yang membuat para sopir truk tak ingin generasi penerus mereka melanjutkan profesi tersebut.