Bangga! Motor Listrik Tercepat di Asia Tenggara Buatan Indonesia Lahir, Harganya Setara Honda Brio!
Adit · 31 Jan, 2022 10:30
0
0
Inilah motor listrik tercepat yang ada di Indonesia, bahkan Asia Tenggara
Namanya Nusa Khatulistiwa, rakitan Kebon Jeruk
Sekali ngecas bisa tempuh 200 km dan harganya Rp180 juta
Indonesia harus berbangga karena punya banyak inovator motor listrik karya anak bangsa. Salah satunya Nusa Motor, yang bermarkas di Kebon Jeruk, Jakarta Barat dan baru saja merilis motor listrik Nusa Khatulistiwa berbentuk moge streetfighter ala MV Augusta Brutale atau KTM Super Duke.
Akselerasinya diklaim menjadi motor listrik tercepat di Asia Tenggara lalu harganya setara Honda Brio.
Dari foto mungkin lebih tepat menyebutnya sebagai moge listrik karena perawakannya yang gambot, kekar berisi, kemudian dibalut bodi yang berlipat. Hanya saja bila dilihat secara langsung dari dekat, secara dimensi tidak begitu beda dengan motor sport naked 250 cc.
CEO Nusa Motors, Domex Mandey menjelaskan, proses pengembangan hingga menjadi produk yang siap diperjualbelikan itu memakan waktu 2 tahun. Pandemi yang selama 2 tahun belakangan menyerang tidak menyurutkan Domex untuk menggarap roda dua listrik bersama rekannya.
"Memang kalau dilihat-lihat punya tampilan moge, tapi pas dipakai seperti motor biasa kok nggak terlalu besar buat ukuran orang Indonesia," terang Domex saat ditemui AutoFun Indonesia di Jakarta, Jumat (28/1).
Spesifikasi Nusa Khatulistiwa
Secara rancang bangun, Domex mengatakan motor ini terbuat dari rangka layaknya motor sport. Kemudian bentuknya tetap mengikuti motor street bike pada umumnya, yang menggunakan setengah fairing dan memiliki tonjolan serupa tangki bahan bakar.
Nah ruangan yang biasanya ditempatkan sebagai tangki dijadikan Domex untuk menyematkan baterai. "Sebenarnya bukan di situ saja, secara keseluruhan bodi, kalau ada ruang yang kosong sekalipun itu kami pasang baterai jadi secara kapasitas baterai motor ini besar," lanjutnya.
Pada kesempatan yang sama Chief Innovation Officer Nusa Motors, Tomi Gunawan mengatakan kapasitas baterai Nusa Khatulistiwa mencapai 14 kW. Ada juga yang tipe standar atau basic dengan baterai lithium ion 10 kW.
"Jadi untuk top speed-nya bisa mencapai 200 km/jam sebenarnya, kemarin kami coba di 180 km/jam. Sedangkan yang basic itu kecepatan puncaknya sekitar 150 km/jam," ujarnya.
Domex dan Tomi sadar betul bahwa keunggulan motor listrik bukan hanya dari kemampuan lari, tetapi juga harus menonjolkan kemampuannya dalam hal jarak tempuh. Inilah yang mendasari penggunaan kapasitas baterai besar, selain mampu mendistribusi daya yang besar untuk akselerasi, tapi juga daya jelajah.
"Sekali ngecas itu bisa sampai 250 km, sedangkan yang basic 180 km dan sudah kami set untuk bisa ngecas di listrik rumah yang daya minimal 2.200 VA, jadi penggunaannya lebih mudah," ujar Tomi.
Keduanya juga sepakat membangun motor dengan genre ini menyasar segmen niche atau penghobi. Hampir semuanya dibangun menggunakan komponen dalam negeri dan talenta Indonesia. Hanya komponen baterai dan motor panggeraknya yang masih diimpor.
Masih Proses Homologasi
Lebih lanjut model Nusa Khatulistiwa masih dalam tahap homologasi. Oleh karena itu spesifikasinya tadi bisa berubah tergantung pengujian dan sertifikasi tipe kendaraan dari Kementerian Perhubungan. Karena performanya buas, Domex bilang bakal ada penyesuaian agar produknya reliable.
"Kami sendiri pernah ngetes ini nol ke 100 km/jam bisa hitungan dua detik hampir sama kayak Bugatti Chiron, bisa dibilang motor listrik tercepat di Asia Tenggara. Makanya untuk keselamatan kami tetap sematkan fitur penunjang itu, kemudian kemampuan remnya kami sesuaikan menggunakan produk terbaik (dari Brembo)," pungkas Domex.
Bicara produk, tentu tak afdol rasanya kalau belum ngomongin harga. Untuk Nusa Khatulistiwa apabila telah mendapat restu dipasarkan, akan dijual dengan harga Rp180 juta kemudian untuk tipe basic Rp140 juta. Ujar Domex, tahun ini mereka hanya memproduksi 150 unit, jadi siapa cepat dia dapat.
"Penjualan Nusa Khatulistiwa sebenarnya full kustomisasi dari warna bodi, jok, kecepatan, kapasitas baterai, rem, pelek, maupun roda. Kemudian kami homologasi sampai akhirnya memiliki pelat nomor atau legal di jalan," sambung Domex.
Tertarik meminangnya? Ketimbang beli moge ada baiknya boyong motor listrik Nusa Khatulistiwa. Selain lebih ramah lingkungan tanpa emisi, juga bakal beda di jalan. Di saat moge lain menunjukkan kegarangan suara knalpot, dengan Nusa Khatulistiwa bisa melesat kilat tanpa suara, bagaimana?