Berusaha Hindari Razia di Tawangmangu, Pengendara Supermoto Langsung Dihajar Karena Ini
Ilham · 22 Agu, 2022 12:00
0
0
Pengendara motor nyaris menyerempet pengguna jalan lain.
Lokasi kejadian kerap jadi titik sunmori pecinta motor.
Sejatinya ajang Sunday Morning Ride alias Sunmori dilakukan untuk menyegarkan pikiran dan bercengkrama sesama penghobi motor di hari Minggu pagi. Sayangnya, tak sedikit oknum yang mencoreng imej Sunmori dengan kebut-kebutan dan perilaku negatif lainnya.
Hal inilah yang jadi pemicu viralnya video kekerasan yang dilakukan warga terhadap pelaku Sunmori. Dalam video yang diunggah pada Minggu (21/8/2022) tersebut terlihat seseorang yang memakai baju merah menarik pemotor yang tengah menghindari razia.
Pengendara motor dan pemboncengnya terjatuh dan diamankan pihak kepolisian. Tapi sebelum itu, bapak-bapak berbaju merah tersebut langsung 'menghadiahi' pengendara tersebut dengan tendangan dan bogem mentah.
Aksi main hakim sendiri dari pria bernama Nedi ini pun mengundang perdebatan dari para netizen. Tak sedikit yang menghujat tindakan pemukulan tersebut karena terlalu berlebihan dalam menyikapi pengendara motor.
Di sisi lain, pria berbaju merah ini juga dipuji karena melindungi istri dan anaknya dari aksi ugal-ugalan pemotor saat menghindari razia.
Setelah kejadian yang viral di media sosial, pria pemukul mengaku jika dirinya refleks ketika motor tersebut melintas di depannya. Ini mobil dan anak istrinya nyaris terserempet oleh pengendara yang langsung kabur saat ada razia.
Di media sosial pun dirinya mengaku salah dan meminta maaf pada korban pemukulannya. "Saya refleks. Karena motor ini menyerempet mobil saya dan disitu ada anak dan istri saya. Saya mengejar anak yang lari. Kena dan refleks menamparnya. Saya minta maaf jika membuat hal yang kurang enak," ucapnya.
Diketahui, lokasi kejadian adalah Cemoro Kandang di jalur wisata Tawangmangu. Titik perbatasan provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur tersebut memang menyajikan pemandangan indah, hawa yang sejuk dan lintasan berkelok.
Hal ini menjadi daya tarik bagi banyak wisatawan, termasuk pengguna motor yang penasaran akan asyiknya melaju di kaki Gunung Lawu berketinggian sekitar 1.800 mdpl itu. Sayangnya, tak sedikit pemotor yang menjadikannya trek kebut-kebutan dan memakai knalpot brong yang berisik. Sehingga mengganggu kenyamanan pengguna jalan lainnya.