Impresi Riding Pakai Yamaha FreeGo 2023, Beneran Menarik Buat Harian?
Harry · 27 Jan, 2023 09:30
0
0
Dimensinya mungil tapi mudah dikendarai.
Akomodasinya mumpuni.
Hentakan pada suspensi lumayan berasa.
Mencari motor untuk kebutuhan sehari-hari dengan utilitas yang mumpuni serta harga relatif terjangkau, pilihannya ada banyak dan mayoritas motor jenis matic. Salah satu yang patut dipertimbangkan adalah Yamaha FreeGo 2023.
Sejak 2018 lalu motor ini dirilis memang sudah menawarkan banyak hal menarik, namun penjualannya tak begitu apik. Ditengarai karena desainnya yang kurang diterima masyarakat luas.
Tapi hal itu diperbaiki oleh Yamaha pada model barunya yang dikenalkan November 2022 lalu. Nah, lantas seperti apa rasa mengendarai motor matic yang dijual Rp 21,4 juta (Standard) dan Rp 23,2 juta (Connected) ini?
Kesan gemuk pada model sebelumnya berhasil dipangkas dengan desain bodi barunya. Nah, soal dimensi pun masih terhitung ringkas nih. Yamaha FreeGo punya panjang 1.905 mm, lebar 690 mm dan tinggi 1.115 mm.
Sumbu rodanya 1.275 mm dan tinggi jok cuma 780 mm, makanya saat diduduki kaki bisa menapak sempurna. Ukurannya yang ringkas dan jok yang pendek, membuat motor ini bisa dipakai semua anggota keluarga.
Yup, ketimbang yang lama, memang model barunya ini lebih menarik mata. Lekukan garis bodinya lebih tegas, dan nampak lebih ramping dibandingkan model sebelumnya.
Ubahan desain bodi yang signifikan, diikuti pula penyematan lampu depan model baru dengan V shape serta memiliki blue inner lens pada LED positioning lamp-nya.
Dan tentu saja penerangan depan sudah LED yang dikawal lampu sein bohlam pada bagian atasnya. Lantas lampu belakang pun juga lebih tipis, dengan dua sudut yang mengarah ke bawah.
Punya Banyak Fitur Mumpuni
Utilitas yang mumpuni untuk motor sehari-hari ditawarkan pada Yamaha FreeGo terbaru ini. Tengok saja penggunaan dek rata yang luas, lalu kemudahan mengisi bahan bakar karena tangki ada di bawah dek pijakan kaki.
Kemudian pada motor kelas matic entry level ini punya bagasi yang luas, sampai 27 liter, lebih besar dari milik Yamaha NMax. Kalau kurang masih ada konsol terbuka di depan yang bisa untuk menyimpan botol atau sarung tangan.
Jangan lupa juga, ada sebuah gantungan barang model hook dan dua buah cantelan helm di ujung bawah jok, yang bisa juga dipakai untuk menggantung tas plastik. Untuk dipakai ojek online pun pas, karena sudah dibekali power outlet.
Pada area setang tertanam panel meter digital dengan tampilan melebar, bukan kotak lagi seperti pendahulunya. Isinya standari tapi informatif, spidometer, fuel meter, volt meter, trip meter dan indikator Y-Connect untuk varian Connected.
Rumah kunci pengaman magnet masih jadi andalan yang juga terintegrasi untuk membuka jok dan tangki, pada tipe Standard. Kalau tipe Connected, sudah pakai smart key system, jadi tak perlu colok-colok anak kunci.
Handling dan Posisi Berkendara
Dengan tinggi jok cuma 780 mm, motor ini terasa pendek. Untuk rider berpostur 172 cm kaki sampai menekuk. Feel busanya memang tak terlalu empuk, tapi juga tak terlalu keras.
Kemudian permukaan jok terasa luas, khususnya pada area pengendara, jadi bisa mengatur posisi duduk lebih leluasa. Area untuk pembonceng pun masih proper, meski tak seluas dan selebar area pengendara, tapi masih nyaman.
Area pijakan kaki masih leluasa untuk sepatu ukuran 44, setang terasa rendah dan sempit. Duduk di area pembonceng, pun posisi pijakan kaki terasa pas, posisinya rendah membuat kaki tak seperti sedang jongkok.
Mengendarai motor ini terasa rendah, karena posisi duduknya. Melintasi jalanan yang cenderung rata, terasa nyaman. Beda cerita ketika melintasi jalan dengan permukaan aspal kasar dengan tambalan, juga lubang-lubang kecil.
Redaman suspensi depan terasa empuk, suspensi belakang pun sama meski tak seempuk bagian depan. Hanya saja karena pakai lingkar pelek 12 inci, maka hentakan dari permukaan jalan yang tak mulus lebih berasa.
Padahal profil ban yang dipakai sudah termasuk tebal, depan pakai 100/90-12 dan belakang 110/90-12. Rasanya kalau mau sedikit halus hentakannya, bisa kurangi tekanan bannya sedikit.
Melintasi jalan berkelok tak ada masalah berarti, motor tetap nurut dipkai manuver oleh rider berbobot 72 kg. Pun begitu saat berputar arah dan setang dibelokkan sampai mentok.
Ujung setang tak sampai membentur lutut, tapi justru berada di atas paha pengendara. Alhasil dengan sudut belok setang yang lebar, bisa dipakai maksimal saat berputar arah atau bermanuver dikemacetan tanpa harus mentok lutut.
Bicara pengereman rasanya sudah cukup, rem depan cakram dengan kaliper satu piston jadi andalan. Sementara rem belakang tromol, juga lumayan menggigit.
Rasanya memang belum puas merasakan berkendara pakai Yamaha FreeGo 2023 ini karena lokasi dan area yang terbatas. Semoga kelak bisa merasakan lebih lama lagi untuk penggunaan sehari-hari.
Performa Yamaha FreeGo 2023
Soal jantung pacu motor ini dibekali mesin Blue Core, tapi belum hybrid seperti halnya Yamaha Fazzio. Mesin yang dipakai bisa dikatakan satu platform dengan milik Yamaha Gear 125.
Responsif? Tak terlalu, karena membawa bobot motor yang lebih berat yakni 102 kg pada unit Connected yang kami pakai, maka mesin jadi agak kedodoran.
Maklum saja, Yamaha Gear beratnya cuma 95-96 kg saja. Maka ketika dijejali mesin dengan spesifikasi serupa dan output yang sama, akselerasinya bisa dikatakan lebih smooth.
Melintasi jalan naik-turun di area Sentul City, Yamaha FreeGo tak akan bisa segesit Yamaha Gear. Namun sebagai kuda besi harian, soal performa ini dirasa sudah cukup.
O iya, jantung pacunya punya spesifikasi 4-tak, SOHC 2 katup, pendingin udara dan sudah injeksi. Tenaga maksimalnya 9,5 PS di 8.000 rpm dengan torsi sebesar 9,5 Nm di 5.500 rpm.
Kesimpulan
Kesan pertama mengendarai motor ini memang terasa nyaman, posisi duduk rendah pas untuk siapa saja. Dipakai pengendara berpostur 172 cm pun, setang tak mentok lutut saat dibelokkan maksimal.
Akomodasi yang mumpuni dengan fitur kekinian jadi tawaran menarik motor ini. Hanya saja soal performa juga handling dan karakter suspensi akan bisa dikupas lebih dalam pada sesi test ride lengkap.
Mulai menyukai dunia otomotif sejak masih duduk di bangku SMA. Kecintaannya dimulai dengan mengoprek sepeda motor yang diberikan orangtuanya, dan terus mencintai dunia otomotif khususnya roda dua. Kecintaannya membuat dirinya berkecimpung dalam industri media otomotif sampai saat ini.
Facebook : Ainto Harry Budiawan
Instagram : harrykriwil