Ini 5 Alasan Kenapa Harus Segera Beralih dari Motor Biasa ke Motor Listrik
Adit · 11 Okt, 2021 15:00
0
0
Penggunaan kendaraan listrik adalah sebuah keniscayaan. Mau tidak mau di masa depan, alat transportasi akan berbasis elektrifikasi. Termasuk Indonesia yang tengah mengarah ke sana, baik untuk mobil maupun motor listrik.
Lewat Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019, program tersebut coba diakselerasi. Kemudian peta jalan soal pengembangan kendaraan listrik serta targetnya dicantum dalam Peraturan Menteri Industri Nomor 27 Tahun 2020.
Hal tersebut merupakan buah dari komitmen Indonesia dalam Paris Agreement, yang targetnya berperan dalam memangkas emisi sebesar 29 persen pada 2030 sesuai kesepakatan COP 21 2015. Untuk itu, perlu adanya rangsangan khusus agar masyarakat mau beralih dari kendaraan biasa ke listrik.
Nah kalau bukan kita, siapa lagi yang harus memulai perubahan tersebut? Sebagai langkah awal, ada baiknya coba beralih dulu dari penggunaan motor konvensional bermesin pembakaran internal ke motor listrik.
Paling tidak bisa dijadikan bentuk adaptasi dan biar lebih terbiasa tahu cara menggunakan, mengantisipasi kelemahan, serta operasional berkendaranya yang baik dan benar. Selain itu, ada beberapa alasan yang masuk akal untuk segera menggunakan motor listrik, berikut penjelasannya.
1. Harganya Masih Relatif Murah
Ya harganya relatif masih murah. Beberapa produsen motor listrik mulai berjamur di Indonesia dan menawarkan ragam produk agar bisa memantik penjualan. Berdasarkan rangkuman AutoFun Indonesia, banyak motor listrik murah yang dijual dengan harga terjangkau di bawah Rp 15 juta.
Misalnya ada Uwinfly yang harga termurahnya Rp 8,9 juta dan menjanjikan kecepatan hingga 55 km/jam. Atau Selis Eagle Prix mulai Rp 14 jutaan dengan baterai 800 Watt yang sanggup berlari hingga jarak 35 km. Bisa juga pilih Elvindo yang harganya Rp 13 jutaan dan daya tempuh 65 km.
Mau yang lebih sedikit modern bisa pilih Smoot Tempur harganya Rp 13,9 juta dan klaim pabrikan daya jelajahnya 60 km. Semuanya value for money dan lebih rendah dari harga motor matic entry level seperti Honda BeAT di level Rp 17 jutaan.
2. Lebih Hemat Pengeluaran
Kenapa lebih hemat pengeluaran? Karena tarif pengisian daya baterai yang lebih murah daripada isi bensin. Untuk mengisi penuh baterai motor listrik, katakanlah Gesits dengan kapasitas baterai 1.396 Watt, kemudian tarif 1.000 Watt atau 1 kWh sekitar Rp 1.486 bila colok di rumah, maka tak sampai Rp 2 ribu untuk mengecasnya sampai 100 persen.
Dalam kondisi baterai terisi penuh, motor listrik Gesits menjanjikan daya tempuh kurang lebih 50 km. Lalu bandingkan dengan Honda BeAT yang tangki bensinnya 4,2 liter dengan daya tempuh sekitar 220 km, apabila konsumsi BBM-nya 50 km/liter. Kemudian diisi bensin RON 92 yang per liternya Rp 9 ribu, maka untuk mengisi penuh menghabiskan sekitar Rp 38 ribu untuk menempuh jarak 220 km.
Sementara motor listrik, untuk menempuh jarak yang sama sederhananya cukup dengan mengeluarkan maksimal uang Rp 10 ribu. Tapi tetap, harus dibayar dengan waktu pengecasan yang belum bisa secepat isi bensin.
Motor listrik lebih realistis ketimbang mobil listrik, karena ada model yang harganya lebih merakyat, serta operasionalnya tidak membutuhkan perangkat charger khusus layaknya mobil listrik. Cukup pakai listrik rumahan 2.200 Watt sudah bisa mengecasnya.
"Real-nya memang yang sudah siap itu sepeda motor, kalau mau cepat mengadopsi kendaraan listrik. Bahkan insentif yang ada bisa berkembang untuk tukar tambah motor konvensional ke listrik," ujar Senior Researcher LPEM-FEB Universitas Indonesia, Riyanto dalam sebuah diskusi virtual beberapa waktu lalu.
Oleh karena itu lewat motor listrik, program percepatan penggunaan kendaraan listrik bisa lebih dikebut dan digalakan. Terlebih lantaran harganya ada yang di bawah Rp 10 juta, cicilan Rp 1 jutaan per bulannya selama setahun sudah selesai.
4. Perawatan Mudah
Karena tak menggendong mesin yang berisi pelumas, maka motor listrik tak diwajibkan ganti oli secara berkala. Ini menandakan bahwa penggunaakn motor listrik selain ramah lingkungan juga menjanjikan perawatan yang mudah dan anti ribet.
Motor listrik juga tidak menggunakan aki. Sebab sistem kelistrikannya mulai dari lampu dan panel instrumennya langsung mendapat daya dari baterainya. Sehingga lagi-lagi, para penggunanya dimudahkan tak perlu ganti aki secara berkala.
Yang mesti dilakukan adalah pemilik harus tetap melakukan perawatan ringan, berupa pengecekan sistem penggerak. Utamanya yang menggunakan belt, harus diperiksa ketegangannya selama beberapa periode tertentu pakai alat tension meter.
5. Bebas BBN Khusus Jakarta
Benefit lain yang bisa dirasakan dalam pembelian motor listrik adalah, harga yang terjangkau karena bebas Bea Balik Nama (BBN) Kendaraan Bermotor apabila belinya di Jakarta.
Ini sesuai Peraturan Gubernur Nomor 3 Tahun 2020 yang berisi objek pajak yang membeli kendaraan bermotor listrik berbasis baterai untuk transportasi jalan, baik mobil atau motor listrik diberikan insentif tidak dikenakan pajak BBN-KB.