Karena memang secara bentuk antara ZX-25R dan ZX-4RR itu cukup identik, kalau dari sisi luar terlihat perbedaan di cakram depan ganda dan penggunaan spesifikasi ban yang lebih gambot.
Di sektor mesin juga punya basic yang sama, namun ZX-4RR punya kapasitas mesin bersih 399 cc.
Karena pakai diameter piston 7 mm lebih besar dan langkah lebih panjang 7,3 mm jika dibandingkan dengan ZX-25R.
Basic Kawasaki Ninja ZX-25R
Karena punya basic mesin yang sama, akhirnya knalpot Sportisi Moto SRX yang dibuat khusus untuk ZX-25R bisa terpasang dengan apik di ZX-4RR.
Perbedaannya tidak banyak, hanya perlu sedikit menyesuaikan posisinya saja.
"Bahannya stainless steel dengan finishing sandblasting dan end capnya carbon kevlar."
"Panjang silencer sekitar 30 cm, tapi suaranya masih friendly dan ada DB killer," terang Koko Adiyaksa, manajer Sportisi Moto yang beralamat di Jl. Tenggiri, Rawamangun, Jakarta Timur.
Posisi silencernya sama seperti original ZX-4RR, yaitu menggantung di footstep pembonceng, hanya saja perlu tambahan bracket agar bisa terpasang dengan sempurna.
Konfigurasi knalpotnya 4-2-1, artinya dari 4 header atau leher knalpot bergabung menjadi 2 pipa di sisi tengah, setelah itu baru menjadi 1 dan diteruskan ke silencernya.
Setelah knalpot Sportisi Moto SRX terpasang di Kawasaki Ninja ZX-4RR langkah selanjutnya tentu saja melihat perubahan tenaga dan torsi.
Di atas mesin dyno Dynojet model 250i milik Sportisi Moto, data performa standar sudah diuji terlebih dulu di mesin dyno ini.
Ninja ZX-4RR dalam kondisi standar mencatatkan angka tenaga maksimal 67,66 hp pada 14.500 rpm serta torsi maksimal 33,72 Nm di 14.250 rpm.
Kemudian knalpot SM SRX dipasang dan dilakukan running beberapa kali hingga menemukan hasil terbaiknya.
Hasilnya motor ini mampu raih tenaga maksimal di 68,14 hp di 14.520 rpm dan torsi 34,37 Nm pada 11.420 rpm.
Jika melihat tenaga serta torsi maksimalnya memang terlihat tidak terlalu tinggi, hanya ada kenaikan 0,48 hp dan kenaikan torsi 0,65 Nm.
Saat grafik dynonya disandingkan bisa terlihat kalau di atas 12.000 rpm tidak banyak perubahan tenaga antara keduanya.
Dengan begitu bisa dikatakan kalau memang diameter pipa knalpotnya kurang besar untuk ZX-4RR, tapi paling tidak tetap tidak lebih rendah dari knalpot standar.
Keunggulan dari knalpot ini justru ada di bawah 12.000 rpm, kalau melihat grafiknya torsi dan tenaga ZX-4RR jadi lebih bertenaga.
Hasil grafiknya juga lebih linear tidak seperti saat menggunakan knalpot standar yang mana ada sedikit grafik turun di beberapa titik.
Yang gak kalah asyik adalah powerband torsi ZX-4RR jauh geser ke bawah ketika pakai knalpot ini.
Torsi puncak yang awalnya ada di 14.250 rpm kini bisa dicapai hanya di 11.420 rpm, tentunya ini akan sangat enak ketika dipakai sehari-hari maupun trackday.
Pasalnya dengan torsi puncak yang didapat pada putaran lebih rendah, maka pengendaranya tidak perlu mencapai putaran tinggi untuk dapat merasakan dorongan awal.
Dengan begitu kondisi stop & go bahkan menanjak atau menyalip dapat dilakukan dengan mudah tanpa perlu membuka gas terlalu dalam.